Tidak tidur terlalu malam setelah shalat isya kecuali dalam keadaan darurat seperti untuk mengulang (muroja’ah) ilmu atau adanya tamu atau menemani keluarga, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Barzah radhiyallahu ‘anhu:“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘allaihi wasallam membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.” [HR Al-Bukhari No. 568 dan Muslim No. 647 (235)]
Hendaknya tidur dalam keadaan sudah berwudhu, sebagaimana hadits : “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710)
Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan). Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah: “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud no. 5045, At Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350)
Tidak dibenarkan telungkup dengan posisi perut sebagai tumpuannya baik ketika tidur malam atau pun tidur siang. “Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shahih)
Membaca ayat-ayat Al-Qur’an, antara lain :
a) Membaca ayat kursi.
b) Membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah.
c) Mengatupkan dua telapak tangan lalu ditiup dan dibacakan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas kemudian dengan dua telapak tangan mengusap dua bagian tubuh yang dapat dijangkau dengannya dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan, hal ini diulangi sebanyak 3 kali (HR. Al-Bukhari dalam Fathul Bari XI/277 No. 4439, 5016 (cet. Daar Abi Hayan) Muslim No. 2192, Abu Dawud No. 3902, At-Tirmidzi)
Hendaknya mengakhiri berbagai doa tidur dengan doa berikut :
“Bismikarabbii wa dho’tu jambii wa bika arfa’uhu in amsakta nafsii farhamhaa wa in arsaltahaa fahfazhhaa bimaa tahfazha bihi ‘ibaadakasshaalihiin.” – > “Dengan Nama-Mu, ya Rabb-ku, aku meletakkan lambungku. Dan dengan Nama-Mu pula aku bangun daripadanya. Apabila Engkau menahan rohku (mati), maka berilah rahmat padanya. Tapi apabila Engkau melepaskannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang shalih.” (HR. Al-Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, Abu Dawud No. 5050 dan At-Tirmidzi No. 3401)
Disunnahkan apabila hendak membalikkan tubuh (dari satu sisi ke sisi yang lain) ketika tidur malam untuk mengucapkan doa :
“laa ilaha illallahu waahidulqahhaaru rabbussamaawaati wal ardhi wa maa baynahumaa ‘aziizulghaffaru.” –> “Tidak ada Illah yang berhak diibadahi kecuali Allah yang Maha Esa, Maha Perkasa, Rabb yang menguasai langit dan bumi serta apa yang ada diantara keduanya, Yang Maha Mulia lagi Maha Pengampun.” (HR. Al-Hakim I/540 disepakati dan dishohihkan oleh Imam adz-Dzahabi)
Apabila merasa gelisah, risau, merasa takut ketika tidur malam atau merasa kesepian maka dianjurkan sekali baginya untuk berdoa sebagai berikut :
“A’udzu bikalimaatillahi attammati min ghadhabihi wa ‘iqaabihi wa syarri ‘ibaadihi wa min hamazaatisysyayaathiin wa ayyahdhuruun.” –> “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, siksa-Nya, dari kejahatan hamba-hamba-Nya, dari godaan para syaitan dan dari kedatangan mereka kepadaku.” (HR. Abu Dawud No. 3893, At-Tirmidzi No. 3528 dan lainnya)
Memakai celak mata ketika hendak tidur, berdasarkan hadits Ibnu Umar :“Bahwasanya Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa memakai celak dengan batu celak setiap malam sebelum beliau hendak tidur malam, beliau sholallahu ‘alaihi wassalam memakai celak pada kedua matanya sebanyak 3 kali goresan.” (HR. Ibnu Majah No. 3497)
Hendaknya mengibaskan tempat tidur (membersihkan tempat tidur dari kotoran) ketika hendak tidur. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam : “Jika salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah mengambil potongan kain dan mengibaskan tempat tidurnya dengan kain tersebut sambil mengucapkan ‘bismillah’, karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya tadi.” (HR. Al Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, At-Tirmidzi No. 3401 dan Abu Dawud No. 5050)
Jika sudah bangun tidur hendaknya membaca do’a sebelum berdiri dari tempat pembaringan, yaitu : “Alhamdulillahilladzii ahyaanaa ba’damaa amaatanaa wa ilayhinnusyuur.” –> “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah ditidurkan-Nya dan kepada-Nya kami dibangkitkan.” (HR. Al-Bukhari No. 6312 dan Muslim No. 2711)
Hendaknya menyucikan hati dari setiap dengki yang (mungkin timbul) pada saudaranya sesama muslim dan membersihkan dada dari kemarahannya kepada manusia lainnya.
Hendaknya senantiasa menghisab (mengevaluasi) diri dan melihat (merenungkan) kembali amalan-amalan dan perkataan-perkataan yang pernah diucapkan.
Hendaknya segera bertaubat dari seluruh dosa yang dilakukan dan memohon ampun kepada Allah dari setiap dosa yang dilakukan pada hari itu.
Setelah bangun tidur, disunnahkan mengusap bekas tidur yang ada di wajah maupun tangan.
“Maka bangunlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari tidurnya kemudian duduk sambil mengusap wajah dengan tangannya.” [HR. Muslim No. 763 (182)]
Bersiwak.
“Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bangun malam membersihkan mulutnya dengan bersiwak.” (HR. Al Bukhari No. 245 dan Muslim No. 255)
Beristinsyaq dan beristintsaar (menghirup kemudian mengeluarkan atau menyemburkan air dari hidung). “Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka beristintsaarlah tiga kali karena sesunggguhnya syaitan bermalam di rongga hidungnya.” (HR. Bukhari No. 3295 dan Muslim No. 238)
Mencuci kedua tangan tiga kali, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam : “Apabila salah seorang di antara kamu bangun tidur, janganlah ia memasukkan tangannya ke dalam bejana, sebelum ia mencucinya tiga kali.” (HR. Al-Bukhari No. 162 dan Muslim No.278)
Anak laki-laki dan perempuan hendaknya dipisahkan tempat tidurnya setelah berumur 6 tahun. (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi)
Tidak diperbolehkan tidur hanya dengan memakai selimut, tanpa memakai busana apa-apa. (HR. Muslim)
Jika bermimpi buruk, jangan sekali-kali menceritakannya pada siapapun kemudian meludah ke kiri tiga kali (HR Muslim IV/1772), dan memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk dan dari keburukan mimpi yang dilihat. (Itu dilakukan sebanyak tiga kali) (HR Muslim IV/1772-1773).
Hendaknya berpindah posisi tidurnya dari sisi sebelumnya. (HR Muslim IV/1773).
Atau bangun dan shalat bila mau. (HR Muslim IV/1773).
Tidak diperbolehkan bagi laki-laki tidur berdua (begitu juga wanita) dalam satu selimut.(HR. Muslim)
Search This Blog
Monday, April 30, 2012
nak pemerintah yg baik kena jadi baik!!!
Sebelum bersungguh-sungguh ingin menghapuskan korupsi pada pemerintah, rakyat harus menghapuskan korupsi pada diri mereka sendiri. Berapa ramaikah rakyat yang mengabaikan solat namun mengharapkan pemimpin seperti Umar Abdul Aziz? Berapa ramaikah rakyat yang menipu dalam urusan perniagaan namun mengharapkan pemimpin yang jujur dalam harta negara ? Berapa ramaikah rakyat yang sangat kedekut dalam bersedekah namun mengharapkan mereka mendapat harta negara dengan saksama ? Berapa ramaikah rakyat yang melanggar undang-undang keselamatan jalanraya namun mengharapkan mahkamah yang telus? Berapa ramaikah rakyat yang tidak peduli terhadap mesej kenabian lalu mengharapkan pemimpin yang memimpin dengan jalan kenabian ?
Sebelum rakyat bising mereka ditipu oleh Kerajaan, semak dulu adakah rakyat sudah berlaku jujur dalam urusan mereka dengan kerajaan. Masih ada lagikah rakyat yang tipu ketika 'punch card' di tempat kerja. Masih ada lagikah rakyat yang tipu 'office hour' dengan meng'ular'. Masih ada lagikah rakyat yang ambil M.C tanpa ada apa-apa keuzuran. Masih ada lagikah rakyat yang tipu 'claim' untuk out station. Masih ada lagikah rakyat yang gunakan harta pejabat untuk kegunaan peribadi. Jika rakyat masih tipu kerajaan, maka tidak pelik kerajaan juga akan tipu rakyat.
Telah menjadi Sunnatullah bahawa kaum-kaum yang zalim itu diperintah oleh orang yang zalim.
Firman Allah: “Dan (penduduk) negeri itu telah Kami binasakan ketika mereka berbuat kezaliman.” |Surah Al Kahfi, 18: 59|
Al-Walid ath-Tharthusi rahimahullah berkata, “Sehingga sekarang masih terdengar orang-orang berkata, “amalan- amalan kalian adalah pekerja-pekerja kalian”, sebagaimana kalian sekarang ini; maka seperti itulah kalian akan dipimpin."
Di dalam al-Qur’an terdapat ayat yang semakna dengan perkara ini.
“Dan demikian kami jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu menguasa sebahagian yang lain disebabkan apa-apa yang mereka (masyarakat) usahakan.” |Surah Al-An’am, 6: 129|
Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan |berkenaan ayat tersebut|
“Tiada orang yang zalim pun melainkan ia akan diuji dengan orang yang zalim. Dijadikan dari kalangan orang-orang yang zalim, mereka dikuasai oleh orang- orang-orang yang zalim lainnya Sebahagian mereka dihancurkan dengan sebahagian lainnya, dan sebahagian mereka disiksa dengan sebahagian lainnya, sebagai balasan atas kezaliman mereka.” |Rujuk: Shahih Tafsir Ibnu Katsir, Terbitan Pustaka Ibnu katsir, jil 3, m/s. 430|
“Wahai rakyatku! Bersikap adillah kepada kami! (Bagaimana mungkin) kalian mahukan dari diri kami sebagaimana yang dilaksanakan oleh Abu Bakar dan Umar, sedangkan kalian tidak pun mengerjakan sebagaimana apa yang mereka amalkan?!” |Siraj al-Muluk, m/s. 100-101|.
"Pemimpin itu asalnya adalah seorang RAKYAT. Zalimnya seorang PEMIMPIN disebabkan zalimnya seorang RAKYAT, begitu juga sebaliknya."
Mari kita renungkan, setakat mana amalan kita sebelum kita mengharapkan amalan baik dari Pemerintah?
Sebelum rakyat bising mereka ditipu oleh Kerajaan, semak dulu adakah rakyat sudah berlaku jujur dalam urusan mereka dengan kerajaan. Masih ada lagikah rakyat yang tipu ketika 'punch card' di tempat kerja. Masih ada lagikah rakyat yang tipu 'office hour' dengan meng'ular'. Masih ada lagikah rakyat yang ambil M.C tanpa ada apa-apa keuzuran. Masih ada lagikah rakyat yang tipu 'claim' untuk out station. Masih ada lagikah rakyat yang gunakan harta pejabat untuk kegunaan peribadi. Jika rakyat masih tipu kerajaan, maka tidak pelik kerajaan juga akan tipu rakyat.
Telah menjadi Sunnatullah bahawa kaum-kaum yang zalim itu diperintah oleh orang yang zalim.
Firman Allah: “Dan (penduduk) negeri itu telah Kami binasakan ketika mereka berbuat kezaliman.” |Surah Al Kahfi, 18: 59|
Al-Walid ath-Tharthusi rahimahullah berkata, “Sehingga sekarang masih terdengar orang-orang berkata, “amalan- amalan kalian adalah pekerja-pekerja kalian”, sebagaimana kalian sekarang ini; maka seperti itulah kalian akan dipimpin."
Di dalam al-Qur’an terdapat ayat yang semakna dengan perkara ini.
“Dan demikian kami jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu menguasa sebahagian yang lain disebabkan apa-apa yang mereka (masyarakat) usahakan.” |Surah Al-An’am, 6: 129|
Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan |berkenaan ayat tersebut|
“Tiada orang yang zalim pun melainkan ia akan diuji dengan orang yang zalim. Dijadikan dari kalangan orang-orang yang zalim, mereka dikuasai oleh orang- orang-orang yang zalim lainnya Sebahagian mereka dihancurkan dengan sebahagian lainnya, dan sebahagian mereka disiksa dengan sebahagian lainnya, sebagai balasan atas kezaliman mereka.” |Rujuk: Shahih Tafsir Ibnu Katsir, Terbitan Pustaka Ibnu katsir, jil 3, m/s. 430|
“Wahai rakyatku! Bersikap adillah kepada kami! (Bagaimana mungkin) kalian mahukan dari diri kami sebagaimana yang dilaksanakan oleh Abu Bakar dan Umar, sedangkan kalian tidak pun mengerjakan sebagaimana apa yang mereka amalkan?!” |Siraj al-Muluk, m/s. 100-101|.
"Pemimpin itu asalnya adalah seorang RAKYAT. Zalimnya seorang PEMIMPIN disebabkan zalimnya seorang RAKYAT, begitu juga sebaliknya."
Mari kita renungkan, setakat mana amalan kita sebelum kita mengharapkan amalan baik dari Pemerintah?
Sunday, April 29, 2012
Borak dengan org kristien
bersabda Nabi Yakub pada anknya Wahai anak ku Tuhan kamu adalah tuahn yg satu tuhan Ibrahim Ismail dan Ishak sy beritahu ttg ayat quran yg sy baru saja baca maka dia beritahu. anehlah hal jesus semua nabi2 sebulm dia mngatakan tuahn itu 1. tp ha bukan dia cakap pun. org yg cakap.
kamu tau xde sabrang knyataan dalam bible yg mngatakan tuhan itu 3.
"ada lah satu ayat" yg mana "I my father and holysprit are one in haven"
"ha ah" "tau ayat 2 ada dalam King jamse version tp dalam Revise stnaderd vertion telah di baung sebagai fabrication jadi semua ide 3 thuan pun sbarnya fabricasi"
ada seorg ni bila mula2 ajak masuk islam x nak lps dah lama dia masuk islam maka di tnya sebab maka dia bagi tau dia telah ambil taurat dan ubah tmbah bebarapa ayat dan buang beberapa ayat dan jual pada yahudia yahudipun belinya dan buat sama pada kitab Inkjil dan jual pada kristean dan mereka juga belinya bila dia buat sama pada kitab org islam maka org Islam dapat tau maka dia tau kitab Ummat islam terpelihara dan dalam Islam ada hafiz Quran yg akan hafal seluruh quran jika ada org hafal bible akan jadi perkara ajaib dan dia beritahu benar Quran terpelihara.
tahukah kamu mana datangnya peryaan krismas?
sbnranya mmng xde pun perayaan ini pada awal consatntien yg mulakan untuk bagi org2 rom masuk krstien untuk miripkan pada perayaan mereka sblmnya. Agama krsiten sbanranya di tokoh tmbah untuk nk perintah dunia.
Apakah sifat tuhan? adakah tuhan akan rendah diri? sedng Jesus rndah diri rendah diri ini adalah sifat Nabi2. maka dia cakap "Jesus ni bukan tuahn tp Mesanger of God" tp yg besar punyalah"
ha itulah keyakinan islam. dalam Islam nabi Isa adalah Nabi ulul Azmi.
bila kamu nak masuk Islam?? nanti2 sy nak dudk bebas dulu klu masuk skarng bnyak halangan.
antara bnda yg dia bagi tahu "sbanranya berlaku percerian semua sebb Isteri berkerja spatunya Isteri dudk rumah suami yg berkerja kluar rumahpun kan pakai tutup muka baru isteri akan setia ngan kita boleh slamatkan intistusi kekeluargaan".
doakan dia dapat hidayah..
kamu tau xde sabrang knyataan dalam bible yg mngatakan tuhan itu 3.
"ada lah satu ayat" yg mana "I my father and holysprit are one in haven"
"ha ah" "tau ayat 2 ada dalam King jamse version tp dalam Revise stnaderd vertion telah di baung sebagai fabrication jadi semua ide 3 thuan pun sbarnya fabricasi"
ada seorg ni bila mula2 ajak masuk islam x nak lps dah lama dia masuk islam maka di tnya sebab maka dia bagi tau dia telah ambil taurat dan ubah tmbah bebarapa ayat dan buang beberapa ayat dan jual pada yahudia yahudipun belinya dan buat sama pada kitab Inkjil dan jual pada kristean dan mereka juga belinya bila dia buat sama pada kitab org islam maka org Islam dapat tau maka dia tau kitab Ummat islam terpelihara dan dalam Islam ada hafiz Quran yg akan hafal seluruh quran jika ada org hafal bible akan jadi perkara ajaib dan dia beritahu benar Quran terpelihara.
tahukah kamu mana datangnya peryaan krismas?
sbnranya mmng xde pun perayaan ini pada awal consatntien yg mulakan untuk bagi org2 rom masuk krstien untuk miripkan pada perayaan mereka sblmnya. Agama krsiten sbanranya di tokoh tmbah untuk nk perintah dunia.
Apakah sifat tuhan? adakah tuhan akan rendah diri? sedng Jesus rndah diri rendah diri ini adalah sifat Nabi2. maka dia cakap "Jesus ni bukan tuahn tp Mesanger of God" tp yg besar punyalah"
ha itulah keyakinan islam. dalam Islam nabi Isa adalah Nabi ulul Azmi.
bila kamu nak masuk Islam?? nanti2 sy nak dudk bebas dulu klu masuk skarng bnyak halangan.
antara bnda yg dia bagi tahu "sbanranya berlaku percerian semua sebb Isteri berkerja spatunya Isteri dudk rumah suami yg berkerja kluar rumahpun kan pakai tutup muka baru isteri akan setia ngan kita boleh slamatkan intistusi kekeluargaan".
doakan dia dapat hidayah..
Friday, April 27, 2012
mana asal Usul batasan Aurat dan kewajipan Niqab?
mana dtngan je muka dan tapak tngan bukan auart??
dalam tafsir bagi surah An-Nur ayat ke 31..
pndapat Ibn Mas'ud perhiasan yg nmpak adalah pakian
pndapat Ibn Abbas perhiasan nmpak adalah wajah dan tpak tngan..
maka di cn dalam menetapkan Aurat jadi 2 pndapat.
1 seluruh tubuh termasuk wajah dan tapak tngan
2 seluruh badan melainkan wajah dan tapak tngan
tp Ibn Abbas yg sama dalam tafsirkan Ayat Ahzab 59 mngatakan
"Allah perintahkan wanita beriman bila kluar rumah sebb satu keprluan hndaklah mereka mentup seluruh badan dan mnampkan mata untuk lihat jalan."
maka pndapat Ibn Abbas r.a adalah muka dan tapak tnagn bukan aurat tapi tetap wajip tutub bagi elak fitnah perhatikan ayatnya Allah perintahkan perintah jadi wajib.
Jika ambil pndapat Allah wajibkan Hijab sebab fitnah maka ia hnya mnerangkan knapa ia jadi wajib bukan nak pertikaikn ianya jadi waijb kejap klu x de fitnah jadi x wajib balik. xde nasakh dan mansukh setelah wafatnya Nabi..
perintah ini dari Allah. siapa yg amak selamat amalkan perintah Allah. siapa yg x amal tinggalkan perintah Allah.
ke 2 2 pndapat yg mngatkan wajib sebab aurat atau wajib sebab fitnah ke 2 2nya adalah wajib.
secara logik
jika sebab fitnah maza zaman Nabi hidup sblm turnya perintah hijab telah berlaku fitnah ketas wanita apa tah lagi zaman skrg yg dunia penuh dngan org2 fasik dan munafik???.
Jika tapak kaki itu wajib tutp jika lngan tngan wajp tutp knapa muka x wajip tutup? org yg lihat wajah dan tapak kaki apa lagi akan menarik minat lelaki??
bila kita pertikaikan apa yg sahabat nabi dan para ulamak salaf kata seolah kita nk cakap mereka tersalah faham Nas Adakah nk kata org di zaman ini yg x pernah jumpa dngan Nabi yg belajar hadith dari tulisan lebih faham dari org yg bergurukan Nabi org yg di anggab ulamak dikalangan Sahabt nabi?
dalam tafsir bagi surah An-Nur ayat ke 31..
pndapat Ibn Mas'ud perhiasan yg nmpak adalah pakian
pndapat Ibn Abbas perhiasan nmpak adalah wajah dan tpak tngan..
maka di cn dalam menetapkan Aurat jadi 2 pndapat.
1 seluruh tubuh termasuk wajah dan tapak tngan
2 seluruh badan melainkan wajah dan tapak tngan
tp Ibn Abbas yg sama dalam tafsirkan Ayat Ahzab 59 mngatakan
"Allah perintahkan wanita beriman bila kluar rumah sebb satu keprluan hndaklah mereka mentup seluruh badan dan mnampkan mata untuk lihat jalan."
maka pndapat Ibn Abbas r.a adalah muka dan tapak tnagn bukan aurat tapi tetap wajip tutub bagi elak fitnah perhatikan ayatnya Allah perintahkan perintah jadi wajib.
Jika ambil pndapat Allah wajibkan Hijab sebab fitnah maka ia hnya mnerangkan knapa ia jadi wajib bukan nak pertikaikn ianya jadi waijb kejap klu x de fitnah jadi x wajib balik. xde nasakh dan mansukh setelah wafatnya Nabi..
perintah ini dari Allah. siapa yg amak selamat amalkan perintah Allah. siapa yg x amal tinggalkan perintah Allah.
ke 2 2 pndapat yg mngatkan wajib sebab aurat atau wajib sebab fitnah ke 2 2nya adalah wajib.
secara logik
jika sebab fitnah maza zaman Nabi hidup sblm turnya perintah hijab telah berlaku fitnah ketas wanita apa tah lagi zaman skrg yg dunia penuh dngan org2 fasik dan munafik???.
Jika tapak kaki itu wajib tutp jika lngan tngan wajp tutp knapa muka x wajip tutup? org yg lihat wajah dan tapak kaki apa lagi akan menarik minat lelaki??
bila kita pertikaikan apa yg sahabat nabi dan para ulamak salaf kata seolah kita nk cakap mereka tersalah faham Nas Adakah nk kata org di zaman ini yg x pernah jumpa dngan Nabi yg belajar hadith dari tulisan lebih faham dari org yg bergurukan Nabi org yg di anggab ulamak dikalangan Sahabt nabi?
Thursday, April 26, 2012
Cara didik anak permpuan...
tqwahalah pada Allah anak memelihara anak perempuan adalah tngung jwap Ayah sehinga kawin dan tngung jawap suami setelah kawin..
mula dapat anak berikan nama yg baik. pastikan maknya baik. panggil nama dengan semupran jgn letakan nama yg panjjang2 nanti org akan pndekan nama. sy pelik betol org melayu ni nak sebut nama pun malas..
kedua berikan didikan Agama beri didikan Agama ni bermula dari rumah lagi. Dari rumah ayah kna ajar anak2 ttg solat ttg aurat. bila anak buka aurat ayah akan tangung dosa. sebb x beri didikan agama. ajarkan Iman pada Anak. bagi tahu anak bukan ayah yg beri rezeki yg beri rezeki Allah. adakan majlis bacaan hadith di rumah ceritakan kisah2 sahabt nabi sahabiyah isteri2 nabi kisah ketaan fatimah azzahara pada suami. sehingga timbul keinginan pada anak untuk mnjadikan mereka jadi idolah hidup..
bila capai umor 7 tahun perintahkan solat setelah 10 tahun masih x solat pukulah anak bagi tjuan mendidik. setelah 9 tahun oerintahkan dia kluar dalam keadaan bertudng. setelah matang wajibkan dia berhijab dngan sempuran. Wanita kebiasanya berada di rumah lazimkan dia duduk rumah. ada ulmak beritahu wanita yg xde Hijab yg duduk rumah lebih baik dari wanita yg berhijap sempurna tp suka keluar rumah.
jgn hantar anak belajar jauh2 sedang apa yg wajib boleh di ajarkan di tmpat yg berdekatan Ulamak berpndapat cara didik anak wanita
ibu yg kna mngajar agama jika x mampu hntar ke madrasah yg berdekatan dan bekal makanan bawa dari rumah jika x temui madrsah dekat dngan rumah cari madrsah yg paling dipercaiai dan p tgk selalu.
hari ini pnya keadaan dahlah rumah berjauhan ayah lngsung x ambil peduli ttg anak sedang anak lakukan macam maksiat penuhlah buku catitan amal dengan dosa yg anak lakukan sebb benarkan anak belajar di tmpat yg sukar untuk p tgk.. ada satu peristiwa anak ini pernah lakukan zina. bila sy bagi tahu kat ayah dia ini salah pacik x pelihara anak pacik dia bagi tahu sy masukan semua anak sy skolah agama. sdng anak ini sejak skolah mngnah skolah agama. tp lakukan zina pasngan zian pula lpsan Mahaad. nak salahkan siapa?
akhir sekali cari pasngan yg sesuai dan kawinkan anak. pada umor 17 tahun pun semua dah ada keinginan untuk kawin. siapa yg xde nafsu?? tp sebbakan pentingkan Ijazah diploma dan sbagainya anak ini x dikawinkan pada usia yg spatunya dan datngpula lelaki yg kononya beragama ambil tahu pasal wanita ini wanita ni bila ada org berjasa akan cair hati dia dari sikit jadi bukit. lama akan smpai tahap serahkan segala apa yg ada pada lelaki ajnabi.. sedng nabi melarang safa wanita tmpa mahram. org yg berjihadpun nabi suruh balik untuk teman wanita menuanikan haji. Taqwahalah pada Allah. jaglah anak2
kamu..
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallâhu'anhu, ia berkata:
Nabi saw bersabda:
“Seorang wanita tidak boleh bersafar kecuali bersama mahramnya, dan seorang laki-laki tidak boleh masuk menemui wanita kecuali bersama wanita itu ada mahramnya”.
Maka seorang laki-laki berkata:
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya berkehendak keluar di dalam tentara ini dan itu, sedangkan istriku berkehendak melakukan haji”.
Maka Nabi bersabda: “Keluarlah engkau (berhaji) bersama istrimu!”
(HR Bukhâri no. 1862, Muslim no. 1341)
mula dapat anak berikan nama yg baik. pastikan maknya baik. panggil nama dengan semupran jgn letakan nama yg panjjang2 nanti org akan pndekan nama. sy pelik betol org melayu ni nak sebut nama pun malas..
kedua berikan didikan Agama beri didikan Agama ni bermula dari rumah lagi. Dari rumah ayah kna ajar anak2 ttg solat ttg aurat. bila anak buka aurat ayah akan tangung dosa. sebb x beri didikan agama. ajarkan Iman pada Anak. bagi tahu anak bukan ayah yg beri rezeki yg beri rezeki Allah. adakan majlis bacaan hadith di rumah ceritakan kisah2 sahabt nabi sahabiyah isteri2 nabi kisah ketaan fatimah azzahara pada suami. sehingga timbul keinginan pada anak untuk mnjadikan mereka jadi idolah hidup..
bila capai umor 7 tahun perintahkan solat setelah 10 tahun masih x solat pukulah anak bagi tjuan mendidik. setelah 9 tahun oerintahkan dia kluar dalam keadaan bertudng. setelah matang wajibkan dia berhijab dngan sempuran. Wanita kebiasanya berada di rumah lazimkan dia duduk rumah. ada ulmak beritahu wanita yg xde Hijab yg duduk rumah lebih baik dari wanita yg berhijap sempurna tp suka keluar rumah.
jgn hantar anak belajar jauh2 sedang apa yg wajib boleh di ajarkan di tmpat yg berdekatan Ulamak berpndapat cara didik anak wanita
ibu yg kna mngajar agama jika x mampu hntar ke madrasah yg berdekatan dan bekal makanan bawa dari rumah jika x temui madrsah dekat dngan rumah cari madrsah yg paling dipercaiai dan p tgk selalu.
hari ini pnya keadaan dahlah rumah berjauhan ayah lngsung x ambil peduli ttg anak sedang anak lakukan macam maksiat penuhlah buku catitan amal dengan dosa yg anak lakukan sebb benarkan anak belajar di tmpat yg sukar untuk p tgk.. ada satu peristiwa anak ini pernah lakukan zina. bila sy bagi tahu kat ayah dia ini salah pacik x pelihara anak pacik dia bagi tahu sy masukan semua anak sy skolah agama. sdng anak ini sejak skolah mngnah skolah agama. tp lakukan zina pasngan zian pula lpsan Mahaad. nak salahkan siapa?
akhir sekali cari pasngan yg sesuai dan kawinkan anak. pada umor 17 tahun pun semua dah ada keinginan untuk kawin. siapa yg xde nafsu?? tp sebbakan pentingkan Ijazah diploma dan sbagainya anak ini x dikawinkan pada usia yg spatunya dan datngpula lelaki yg kononya beragama ambil tahu pasal wanita ini wanita ni bila ada org berjasa akan cair hati dia dari sikit jadi bukit. lama akan smpai tahap serahkan segala apa yg ada pada lelaki ajnabi.. sedng nabi melarang safa wanita tmpa mahram. org yg berjihadpun nabi suruh balik untuk teman wanita menuanikan haji. Taqwahalah pada Allah. jaglah anak2
kamu..
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallâhu'anhu, ia berkata:
Nabi saw bersabda:
“Seorang wanita tidak boleh bersafar kecuali bersama mahramnya, dan seorang laki-laki tidak boleh masuk menemui wanita kecuali bersama wanita itu ada mahramnya”.
Maka seorang laki-laki berkata:
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya berkehendak keluar di dalam tentara ini dan itu, sedangkan istriku berkehendak melakukan haji”.
Maka Nabi bersabda: “Keluarlah engkau (berhaji) bersama istrimu!”
(HR Bukhâri no. 1862, Muslim no. 1341)
Niqab wajib !!!
bnyak benda yg post pun nak bagi tahu ttg kewajipan bepurdah.. ia adalah wajib bagi pndapat muktamad dalam mazhab syafie Muka dan tapak tngan termasuk aurat maupun pndapat yg lemah muka dan tapak tngan bukan aurat tp wajib menutup bagi elak fitnah..
semua mazhab lainpun letakan ianya wajib..
sila rujuk tafsir bagi ahzab 59.. asbabun nuzul ayat tersebut..
ulamak dan para sahabat x pernah beza pndapat ttg kewajipan bepurdah
mereka beza pndapat kewajipan atas sebab apa.. ada yg kata sebab aurat ada yg kata sebab fitnah.. jika sebab fitnah zaman nabi lagi Allah telah wajipkan bagi elak fitnah apa tah lagi zaman sekang yg dunia penuh dngan org fasik dan munafik???
Ulamakk terdahulu semua wajibkannya... tp ramai yg belagak lebih faham agama dan berani bantah pndapat2 Ulamak2 yg x sedikitpun pntingkan dunia bermujhadah untuk dapatkan Ilmu. dan juga Para sahabat yg mndampingi nabi sentiasa. seolah2 kata mereka Sahabat nabi yg mndampingi Nabi salah memahami Istigfar sy.. siapa sy berbanding sahabat nabi dan para Ulmak slafusolah dan ulamak yg ikot jejak langakah mereka..
benarlah sbadaan nabi agama datag asing kmbali asing. beruntunglah org2 yg asing smpa ke tahap org fikir Niqab ini amalan Islam ke?..
semua mazhab lainpun letakan ianya wajib..
sila rujuk tafsir bagi ahzab 59.. asbabun nuzul ayat tersebut..
ulamak dan para sahabat x pernah beza pndapat ttg kewajipan bepurdah
mereka beza pndapat kewajipan atas sebab apa.. ada yg kata sebab aurat ada yg kata sebab fitnah.. jika sebab fitnah zaman nabi lagi Allah telah wajipkan bagi elak fitnah apa tah lagi zaman sekang yg dunia penuh dngan org fasik dan munafik???
Ulamakk terdahulu semua wajibkannya... tp ramai yg belagak lebih faham agama dan berani bantah pndapat2 Ulamak2 yg x sedikitpun pntingkan dunia bermujhadah untuk dapatkan Ilmu. dan juga Para sahabat yg mndampingi nabi sentiasa. seolah2 kata mereka Sahabat nabi yg mndampingi Nabi salah memahami Istigfar sy.. siapa sy berbanding sahabat nabi dan para Ulmak slafusolah dan ulamak yg ikot jejak langakah mereka..
benarlah sbadaan nabi agama datag asing kmbali asing. beruntunglah org2 yg asing smpa ke tahap org fikir Niqab ini amalan Islam ke?..
Wednesday, April 25, 2012
Allah bagi Amaran bagi yg x nak kluar Jalan Allah.
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ
وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ
كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ
وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ
اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
“Katakanlah: ”Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khuatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari ALLAH dan Rasul-NYA dan dari berjihad di jalan-NYA, maka tunggulah sampai ALLAH mendatangkan keputusan-NYA.” Dan ALLAH tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
(Surah ke-9, at-Taubah: ayat ke-24)
وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ
كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ
وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ
اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
“Katakanlah: ”Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khuatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari ALLAH dan Rasul-NYA dan dari berjihad di jalan-NYA, maka tunggulah sampai ALLAH mendatangkan keputusan-NYA.” Dan ALLAH tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
(Surah ke-9, at-Taubah: ayat ke-24)
Adakah perlu jadi smpurna untuk berdakwah?
Imam Nawawi rahimahullah berkata: “Para ulama' menyatakan bahawa tidak disyaratkan pada orang yang mengajak kepada kebaikan atau orang yang mencegah daripada kemungkaran untuk mencapai kesempurnaan dalam segala hal. Tetapi, dia mesti tetap mengajak kepada kebaikan walaupun dia memiliki kekurangan dalam hal yang dia ajak kepadanya, dan dia tetap mencegah kemungkaran walaupun dia terkadang mengerjakan apa yang dia cegah. Kerana sesungguhnya wajib pada dirinya dua perkara iaitu: mengajak dirinya sendiri ke arah kebaikan dan mencegah daripada kemungkaran, dan mengajak orang lain ke arah kepada kebaikan dan mencegah mereka daripada yang mungkar. Tidak boleh ia melalaikan salah satu dari dua perkara tersebut.” (Syarah Sohih Muslim)
Hukum berniqab
Apakah hukum berpurdah bagi muslimat & keperluan berpurdah bagi zaman sekarang? Ada segolongan yang berpurdah menyatakan purdah merupakan pakaian isteri Rasulullah SAW, betul ke..? harap dapat jelaskan... Terima kasih.
.................................................. ...............
Jawapan:
Wa'alaikum salam.
Aurat wanita dihadapan lelaki ajnabi ada dua pendapat ulamak. Pertama sekelian badan melainkan kedua tapak tangan dan wajah manakala pendapat kedua pula sekelian badannya termasuk wajah adalah aurat yang wajib di tutup.
Pendapat pertama adalah ulamak2 mazhab Hanafi dan Maliki dan pendapat kedua pula ialah ulamak2 mazhab Syafie dan Hanbali.
Bagi pendapat yang mengatakan muka dan dua tapak tangan bukan aurat itu tetap mewajibkan wanita memakai hijab yang menutup wajah. Perintah tutup ini bukan kerana wajah adalah aurat tetapi sebab menutup pintu fitnah. Memang kita tak dapat menafikan wajah wanita adalah sebesar2 fitnah yang mengundang berbagai maksiat dan dosa.
Cara terbaik bagi wanita pada zaman sekarang ini tiada lain melainkan memakai hijab yang menutup wajahnya memandangkan kebanyakkan lelaki pada zaman sekarang adalah fasiq dan tidak bermoral.
Jangan kita terkeliru dengan perkataan hijab dan aurat. Hijab adalah jauh berbeza daripada aurat.
Aurat bermaksud suatu yang wajib ditutup sekalipun dari pandangan mahhramnya sendiri manakala hijab adalah suatu yang lebih dari sekadar menutup aurat.
Kepada sesiapa yang mahukan penjelasan dan dalil2 yang terperinci tentang kewajipan berpurdah ini silalah merujuk kitab "Tafsir Ayaatul Ahkam karangan Syeikh 'Ali As-Shobuni juzuk ke 2 muka surat 103-126.
Di sana boleh kita lihat kesemua dalil2 dari Al-Quran & Sunnah dan perkataan Abu 'Ala Al-Maududi tentang kesalahan orang2 yang mengatakan wanita tidak perlu memakai hijab yang menutup wajahnya.
walahua'lam
- ustaz azhar idrus
.................................................. ...............
Jawapan:
Wa'alaikum salam.
Aurat wanita dihadapan lelaki ajnabi ada dua pendapat ulamak. Pertama sekelian badan melainkan kedua tapak tangan dan wajah manakala pendapat kedua pula sekelian badannya termasuk wajah adalah aurat yang wajib di tutup.
Pendapat pertama adalah ulamak2 mazhab Hanafi dan Maliki dan pendapat kedua pula ialah ulamak2 mazhab Syafie dan Hanbali.
Bagi pendapat yang mengatakan muka dan dua tapak tangan bukan aurat itu tetap mewajibkan wanita memakai hijab yang menutup wajah. Perintah tutup ini bukan kerana wajah adalah aurat tetapi sebab menutup pintu fitnah. Memang kita tak dapat menafikan wajah wanita adalah sebesar2 fitnah yang mengundang berbagai maksiat dan dosa.
Cara terbaik bagi wanita pada zaman sekarang ini tiada lain melainkan memakai hijab yang menutup wajahnya memandangkan kebanyakkan lelaki pada zaman sekarang adalah fasiq dan tidak bermoral.
Jangan kita terkeliru dengan perkataan hijab dan aurat. Hijab adalah jauh berbeza daripada aurat.
Aurat bermaksud suatu yang wajib ditutup sekalipun dari pandangan mahhramnya sendiri manakala hijab adalah suatu yang lebih dari sekadar menutup aurat.
Kepada sesiapa yang mahukan penjelasan dan dalil2 yang terperinci tentang kewajipan berpurdah ini silalah merujuk kitab "Tafsir Ayaatul Ahkam karangan Syeikh 'Ali As-Shobuni juzuk ke 2 muka surat 103-126.
Di sana boleh kita lihat kesemua dalil2 dari Al-Quran & Sunnah dan perkataan Abu 'Ala Al-Maududi tentang kesalahan orang2 yang mengatakan wanita tidak perlu memakai hijab yang menutup wajahnya.
walahua'lam
- ustaz azhar idrus
Kawin muda bimbang x cukup???
Dan kahwinkanlah orang-orang bujang (lelaki dan perempuan) dari kalangan kamu, dan orang-orang yang soleh dari hamba-hamba kamu, lelaki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari limpah kurniaNya kerana Allah Maha Luas (rahmatNya dan limpah kurniaNya), lagi Maha Mengetahui. An-Nur 32
Kelebihan Solat Subuh Berjemaah
1- MENDAPAT PAHALA SEPERTI MENGHIDUPKAN MALAM KESELURUHANNYA
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :
(( مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَهُوَ كَمَنْ قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ ، وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَهُوَ كَمَنْ قَامَ اللَّيْلَ كُلَّهُ )) .
[ مسلم ]
Diriwayatkan dari Uthman bin Affan r.anhu bahawasanya nabi s.a.w bersabda:
“ Sesiapa yang solat Isyak secara berjemaah akan mendapat pahala seolah-olah bangun separuh malam dan sesiapa yang solat subuh berjemaah akan mendapat pahala bangun sepenuh malam.[ HR Imam Muslim]
2- MENDAPAT PERLINDUNGAN ALLAH
فَعَنْ جُنْدَبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
(( مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ.
[ البخاري ]
Daripada Jundub bin Abdullah berkata: Bersabda rasul s.a.w
“ Sesiapa yang menunaikan solat subuh, maka dia berada dalam perlindungan Allah.
.
3-MALAIKAT AKAN MENJAGANYA SEPANJANG HARI
عن رجل صحب النبى صلى الله عليه و سلم قال : بلغنى ان الملك يغدوا برايتة مع اول غاد الى المسجد فيظل معه حتى يصلى ثم يخرج معه حتى يدخل بها الى منزله و بلغنى ان الشيطان يغدوا برايتة الى اول غاد الى السوق فيظل معه حتى منزله
Dari seorang lelaki yang menemani nabi s.a.w berkata, sampai kepadaku bahawa malaikat berpagi dengan membawa bendera bersama orang yang pertama ke masjid, malaikat akan bersama dengannya sehingga dia solat, kumudian akan keluar bersamanya sehinggalah dia masuk ke rumahnya, dan sampai juga kepadaku bahawa syaitan berpagi dengan membawa bendera bersama orang yang pertama ke pasar dan akan bersama dengannya sehingga ke rumah.
Hadith ini disebut oleh al-Munziriyy dalam al-Targhib wa al-Tarhib
4- Orang yang melakukan solat subuh secara berjemaah malaikat akan berkumpul dengannya dan mendoakannya
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : يتعاقبون فيكم ملائكة بالليل و ملائكة بالنهار و يجتمعون فى صلاة الفجر و صلاة العصر فيعرجون فيسألهم الله و هو اعلم كيف تركتم عبادى : يقولون تركناهم و هم يصلون و اتيناهم و هم يصلون فأغفر لهم يوم الدين (متفق عليه)
Bersabda rasul s.a.w:Para malaikat malam bertukar dengan malaikat siang dan mereka berhimpun pada waktu solat subuh dan solat Asar, mereka kemudian naik ke langit Allah bertanya kepada mereka dan Dia lebih mengetahui. ” Bagaimana kamu tinggalkan hamba-ku?”
Para malaikat menjawab: Kami tinggalkan mereka dalam keadaan menunaikan solat dan kami bertemu dengan mereka juga dalam keadaan menunaikan solat, ampunkanlah mereka pada hari pembalasan. ”Hadith Muttafaqun ’Alayhi
.
5- Orang yang melakukan solat subuh berjemaah berpeluang untuk mendapat pahala haji dan umrah setiap hari
عن أنس رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: من صلى الفجر في جماعة، ثم قعد يذكر الله تعالى حتى تطلع الشمس، ثم صلى ركعتين، كانت له كأجر حجة وعمرة تامة تامة تامة
Diriwayatkan daripada Anas R.anhu katanya: Sesiapa yang solat subuh secara berjemaah, kemudian dia duduk mengingati Allah sehingga terbit matahari, kemudian dia mengerjakan solat sebanyak dua rakaat, dia akan mendapat pahala seperti pahala haji dan umrah, sempurna. Sempurna. sempurna .
.
6- Allah menjanjikan orang yang menjga solat subuh berjemaah untuk dimasukkan ke syurga
حديث أبي موسي(رضي الله عنه
(( قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : من صلى البردين دخل الجنة ))
“Sesiapa yang melakukan dua solat yang sejuk secara berjemaah akan memasuki syurga.”
Dua solat yang sejuk ialah solat subuh dan asar
7- Allah s.w.t tidak akan memasukkannya ke dalam neraka
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : لم يلج النار أحد صلى قبل طلوع الشمس و قبل غروبها رواه مسلم
Sabda rasul s.a.w : Tidak akan masuk neraka seorang yang menunaikan solat sebelum terbit matahari dan sebelum tenggelam.
8- SELAMAT DARI SIFAT MUNAFIQ
من حافظ على صلاة الفجر فى جماعة فقد (( قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ان اثقل صلاة على المنافقين صلاة الفجر و صلاة العشاء )) . و فى رواية (( ما يشهدهما منافق
Sabda rasul s.a.w:
“ Sesungguhnya solat yang paling berat ke atas orang munafiq ialah solat subuh dan solat Isyak dan dalam riwayat yang lain: Solat subuh dan isyak tidak dihadiri oleh orang munafiq
.
9- Allah swt memberikan kepada cahaya dalam kegelapan hari Qiamat
(( قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : بشر المشائين فى الظلم الى المساجد بالنور التام يوم القيامة ))
Sabda rasul s.a.w:
“ Bergembirah orang yang berjalan dalam gelap untuk ke masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat.”
Solat yang gelap ialah solat Isyak dan subuh
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :
(( مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَهُوَ كَمَنْ قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ ، وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَهُوَ كَمَنْ قَامَ اللَّيْلَ كُلَّهُ )) .
[ مسلم ]
Diriwayatkan dari Uthman bin Affan r.anhu bahawasanya nabi s.a.w bersabda:
“ Sesiapa yang solat Isyak secara berjemaah akan mendapat pahala seolah-olah bangun separuh malam dan sesiapa yang solat subuh berjemaah akan mendapat pahala bangun sepenuh malam.[ HR Imam Muslim]
2- MENDAPAT PERLINDUNGAN ALLAH
فَعَنْ جُنْدَبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
(( مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ.
[ البخاري ]
Daripada Jundub bin Abdullah berkata: Bersabda rasul s.a.w
“ Sesiapa yang menunaikan solat subuh, maka dia berada dalam perlindungan Allah.
.
3-MALAIKAT AKAN MENJAGANYA SEPANJANG HARI
عن رجل صحب النبى صلى الله عليه و سلم قال : بلغنى ان الملك يغدوا برايتة مع اول غاد الى المسجد فيظل معه حتى يصلى ثم يخرج معه حتى يدخل بها الى منزله و بلغنى ان الشيطان يغدوا برايتة الى اول غاد الى السوق فيظل معه حتى منزله
Dari seorang lelaki yang menemani nabi s.a.w berkata, sampai kepadaku bahawa malaikat berpagi dengan membawa bendera bersama orang yang pertama ke masjid, malaikat akan bersama dengannya sehingga dia solat, kumudian akan keluar bersamanya sehinggalah dia masuk ke rumahnya, dan sampai juga kepadaku bahawa syaitan berpagi dengan membawa bendera bersama orang yang pertama ke pasar dan akan bersama dengannya sehingga ke rumah.
Hadith ini disebut oleh al-Munziriyy dalam al-Targhib wa al-Tarhib
4- Orang yang melakukan solat subuh secara berjemaah malaikat akan berkumpul dengannya dan mendoakannya
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : يتعاقبون فيكم ملائكة بالليل و ملائكة بالنهار و يجتمعون فى صلاة الفجر و صلاة العصر فيعرجون فيسألهم الله و هو اعلم كيف تركتم عبادى : يقولون تركناهم و هم يصلون و اتيناهم و هم يصلون فأغفر لهم يوم الدين (متفق عليه)
Bersabda rasul s.a.w:Para malaikat malam bertukar dengan malaikat siang dan mereka berhimpun pada waktu solat subuh dan solat Asar, mereka kemudian naik ke langit Allah bertanya kepada mereka dan Dia lebih mengetahui. ” Bagaimana kamu tinggalkan hamba-ku?”
Para malaikat menjawab: Kami tinggalkan mereka dalam keadaan menunaikan solat dan kami bertemu dengan mereka juga dalam keadaan menunaikan solat, ampunkanlah mereka pada hari pembalasan. ”Hadith Muttafaqun ’Alayhi
.
5- Orang yang melakukan solat subuh berjemaah berpeluang untuk mendapat pahala haji dan umrah setiap hari
عن أنس رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: من صلى الفجر في جماعة، ثم قعد يذكر الله تعالى حتى تطلع الشمس، ثم صلى ركعتين، كانت له كأجر حجة وعمرة تامة تامة تامة
Diriwayatkan daripada Anas R.anhu katanya: Sesiapa yang solat subuh secara berjemaah, kemudian dia duduk mengingati Allah sehingga terbit matahari, kemudian dia mengerjakan solat sebanyak dua rakaat, dia akan mendapat pahala seperti pahala haji dan umrah, sempurna. Sempurna. sempurna .
.
6- Allah menjanjikan orang yang menjga solat subuh berjemaah untuk dimasukkan ke syurga
حديث أبي موسي(رضي الله عنه
(( قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : من صلى البردين دخل الجنة ))
“Sesiapa yang melakukan dua solat yang sejuk secara berjemaah akan memasuki syurga.”
Dua solat yang sejuk ialah solat subuh dan asar
7- Allah s.w.t tidak akan memasukkannya ke dalam neraka
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : لم يلج النار أحد صلى قبل طلوع الشمس و قبل غروبها رواه مسلم
Sabda rasul s.a.w : Tidak akan masuk neraka seorang yang menunaikan solat sebelum terbit matahari dan sebelum tenggelam.
8- SELAMAT DARI SIFAT MUNAFIQ
من حافظ على صلاة الفجر فى جماعة فقد (( قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ان اثقل صلاة على المنافقين صلاة الفجر و صلاة العشاء )) . و فى رواية (( ما يشهدهما منافق
Sabda rasul s.a.w:
“ Sesungguhnya solat yang paling berat ke atas orang munafiq ialah solat subuh dan solat Isyak dan dalam riwayat yang lain: Solat subuh dan isyak tidak dihadiri oleh orang munafiq
.
9- Allah swt memberikan kepada cahaya dalam kegelapan hari Qiamat
(( قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : بشر المشائين فى الظلم الى المساجد بالنور التام يوم القيامة ))
Sabda rasul s.a.w:
“ Bergembirah orang yang berjalan dalam gelap untuk ke masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat.”
Solat yang gelap ialah solat Isyak dan subuh
Tuesday, April 24, 2012
nak undi siapa???
Sedihnya.. semalam jemaah 40 hari tak dibenarkan masuk ke masjid kampung Banjar.. alasannya Bil elektrik meningkat.. bkn saya nak mengata org PAS.. tapi yg menentang kerja nabi adalah org surau sendiri.. Mat rempit yg dok tepi jalan, mat Dadah yg hisap ganja kat umah kosong dan org UMNO yg aku dakwah mereka tunduk diam saja.. tp sesetengah org PAS apabila aku dakwah, mereka marah pulak.. dan dengan angkuh berkata "saya ni mmg org surau pun tak payah nak ajak2 lagi", tak kurang juga ada yg berkata " korg keluar 3 hari ada dalil ke?? mana dalil yg korg ambik?? " salah ke nak bercakap tentang kebesaran Allah kpd org2 surau sendiri, saling ingat mengingati ttg akhirat dan ingin menghubungkan silatarurrahim ketika ziarah?? sedangkan dgn Jelas Allah taala kata dlm Quran " sesungguhnya peringatan itu sangat berguna bg ORG-ORG BERIMAN " dan dlm satu hadis nabi ada menyebut "mereka yg bertemu dan berpisah kerana Allah taala akan berada dlm lindungan Arasy di akhirat kelak".. Ni yg mintak dalil ni.. saya soal kalian balik.. korg tinggalkan anak bini ke oversea selama 4 bulan atas maksud dunia.. tak ada pulak korg mintak dalil?? kami keluar 3 hari atas maksud akhirat korg sibuk mintak dalil?? Dah la halau kami drpd surau lepas tu korg sibuk mintak org tabligh UNDI PAS kat Pilihan Raya.. masyaAllah.. dari seorg rakan..
Baru ni jemaah dari Sri Lanka juga dihalau keluar di Masjid Pulau Ketam, K.trganu...alasannya x boleh iktikaf.. Di dalam pulau tu ada 2 masjid, bila yg PAS dah halau..apalagi jemaah berpindah ke masjid BN lah jawabnya... itulah kebiasaannya.. AHLI PAS KELIRU DENGAN PERJUANGANNYA SENDIRI.
Baru ni jemaah dari Sri Lanka juga dihalau keluar di Masjid Pulau Ketam, K.trganu...alasannya x boleh iktikaf.. Di dalam pulau tu ada 2 masjid, bila yg PAS dah halau..apalagi jemaah berpindah ke masjid BN lah jawabnya... itulah kebiasaannya.. AHLI PAS KELIRU DENGAN PERJUANGANNYA SENDIRI.
Hadith
Daripada Abu al-'Abbas, Abdullah ibn Abbas, r.anhuma beliau berkata Aku pernah duduk di belakang Nabi SAW pada suatu hari, lalu Baginda bersabda kepadaku: Wahai anak! Sesungguhnya aku mahu ajarkan engkau beberapa kalimah: Peliharalah Allah nescaya Allah akan memeliharamu. Peliharalah Allah nescaya engkau akan dapati Dia di hadapanmu. Apabila engkau meminta, maka pintalah dari Allah. Apabila engkau meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan dengan Allah. Ketahuilah bahawa kalau umat ini berkumpul untuk memberikan sesuatu manfaat kepadamu, mereka tidak akan mampu memberikanmu manfaat kecuali dengan suatu perkara yang memang Allah telah tentukan untukmu. Sekiranya mereka berkumpul untuk memudharatkan kamu dengan suatu mudharat, nescaya mereka tidak mampu memudharatkan kamu kecuali dengan suatu perkara yang memang Allah :telah tentukannya untukmu. Pena-pena telah diangkatkan dan lembaranlembaran telah kering (dakwatnya).
Hadis riwayat al-lmam al-Tirmizi. Beliau berkata: la adalah Hadis Hasan Sohih
Hadis riwayat al-lmam al-Tirmizi. Beliau berkata: la adalah Hadis Hasan Sohih
POLITIK VS SYURA
Di akhir-akhir ini timbul sesetengah golongan mencela Jemaah Tabligh kerana di dalam Jemaah Tabligh tidak ada Politik. “Tabligh ini bagus tetapi mereka tidak melibatkan diri di dalam politik”, “Tabligh ni sesat kerana tidak ada politik.” Kata-kata seperti ini memang sering kedengaran di masjid ,surau juga di dalam blog dan websites berlebih lagi ketika musim pilihanraya.
Apakah Jemaah Tabligh menolak politik. Kalau politik dimaksudkan kepada mentadbir dengan kaedah Sistem Syura yang didasarkan kepada Sunnah, maka rasanya tidak ada satu pun ‘karkun’ (Pengikut Tabligh) yang menolaknya.Tapi kalau politik itu dimaksudkan kepada Sistem Demokrasi Kepartian, maka mungkin sebahagian yang setuju dan sebahagian yang menolaknya. Sebenarnya jika kita perhatikan dengan teliti, Jemaah Tabligh ini adalah satu usaha yang berjalan bukan dengan kuasa, harta, pangkat, kedudukan wang ringgit maupun sokongan majoriti tetapi satu usaha yang berjalan di atas ‘amalan’ yang mana usaha untuk mengajak semua umat untuk beramal. Sebagaimana di dalam solat berjemaah semua jenis orang akan ikut serta. Ada orang cacat, ada yang sihat, ada yang hitam ada yang putih, ada alim, ada jahil, ada yang kaya ada yang miskin. Maknanya semua gulungan terlibat di dalam solat berjemaah tersebut.Tdak pula solat jemaah tu khusus untuk golongan cacat sahaja, khusus untuk orang kaya sahaja, khusus untuk orang alim sahaja. Bila dinamakan 'amalan' maka semuanya terlibat.
Maka jika sekiranya Jemaah Tabligh ini menjadi badan politik atau parti politik maka sudah tentunya sukar untuk mengumpulkan semua gulongan. Oleh kerana ianya adalah ‘amalan’, maka mudah untuk mengumpul seperti juga amalan haji, yang para jemaah berkumpul di Dataran Arafah.. Jika kita lihat pada parti-parti politik, sesama parti pun bergadoh dan bergolak. Sebab tu dalam Jemaah Tabligh ini tidak ada yuran bulanan, tahunan, perlembagaan, manifesto dan sebagainya. Yang ada hanyalah Usul Dakwah, dan usul dakwah ini adalah hampir sama dipraktikkan di seluruh dunia. Unsul dakwah ini boleh lah diumpamakan seperti ‘kaifiat’ di dalam sesuatu amal.
Selain itu di dalam Jemaah Tabligh mengikut hairaki Sistem Syura. Ianya bermula dari Markaz Utama sehinggalah kepada negara, negeri, kawasan dan sampai kepada marhalah dengan satu kepimpinan tampa berdasarkan semapadan negara atau negeri. Cuma ianya di dalam pentadbiran urusan dakwah bukannya pentadbiran urusan negara. Hanya itu sahaja bezanya.
Selain itu kita dapati bahawa ulama tidak sepakat di dalam mewajibkan penyertaan individu Islam di dalam Sistem Demokrasi Kepartian sebagaimana yang ada di hari ini.. Malah ada ulama mengharamkan Sistem Demokrasi Kepartian ini. Kata mereka Sistem Demokrasi Kepartian yang diamalkan sekarang ini bertentangan dengan Sistem Syura yang ada di dalam Islam. Beberapa ulama terkenal yang menolak sistem ini antaranya Syeikh Fathi Yakan sebagaimana di dalam kitab beliau “ Musykilatud Dakwah Wad Dai’yah” halaman : 132 -135. Juga Syeikh Abu Urwah Al-Lubnani melalui kitab beliau “Al-Abjadiyyat” halaman 101 -103 pada tajuk “Al Mabdaiyah Wal Marhaliyyah Fil A’malil Islami”. Selain itu Syeikh Abul Hassan Ali Nadwi Al Hassani pula menyatakan perkara yang sama di dalam beberapa kitab beliau antaranya “Ilal Islami Min Jadid” halaman 107 dan 161. Beliau ini juga menyatakan Kerajaan Islam (Politik Islam) bukan impian, bukan matlamat dan juga bukan perbualan harian Nabi saw dan Para Sahabat rahum. Perkara yang sama juga dipertegaskan oleh Mufti Washi Mazhar Pakistan di dalam kitab beliau “Al Baas Al Islami” Bil 1 Jld.34 cetakan Lakhnow, India. Beliau menjelaskan secara terperinci ta’rifan politik itu sendiri berdasarkan Sunnah. Beliau juga menyatakan mengundi dan pilihanraya adalah haram. Malah ada sesetengah ulama membezakan antara Syura dan Demokrasi Kepartian seperti berikut:
Perbezaan Antara Syura dan Demokrasi Kepartian
Sebagian orang menganggap bahwa demokrasi adalah wujud praktik Sistem Syura dalam Islam. Ini adalah anggapan yang salah, perbezaan antara keduanya bagaikan timur dan barat. Di antara perbezaannya adalah:
1. Sistem Syura berasal dari Allah dan selalu berlandaskan di atas syariat sedangkan Sistem Demokrasi Kepartian berlandaskan sokongan majoriti walaupun juga disokong oleh orang-orang fasiq bahkan kafir.
2. Sistem Syura dilakukan pada perkara yang belum jelas ketentuannya dalam syariat, dan jika ada ketentuan syariat maka itulah yang ditetapkan. Adapun dalam Sistem Demokrasi Kepartian perkara yang sudah jelas dalam syariat pun dapat diubah jika suara majoritinya menghendakinya berbuat demikian, sehingga dapat menghalalkan yang haram dan sebaliknya.
3. Anggota Majelis Syura adalah kebanyakannya adalah para ulama dan yang memiliki sifat-sifat tertentu. Sedang Anggota Dewan Parlimen / Negeri dalam Sistem Demokrasi Kepartian tidak ada cirri-ciri berkenaan. Ada yang berilmu agama, ada yang jahil, ada yang bijak ada yang tidak, ada yang menginginkan kebaikan rakyat, dan ada yang mementingkan diri sendiri, mereka inilah yang menentukan semua perancangan samaada dalam sudut agama atau pun dunia.
4. Dalam Sistem Syura, kebenaran tidak ditentukan dengan majoriti tapi dengan kesesuaian terhadap sumber hukum syariat. Sedangkan dalam Sistem Demokrasi Kepartian, kebenaran adalah suara majoriti walaupun menentang syariat Allah yang jelas.
5. Sistem Syura adalah salah satu ciri-ciri keimanan, karena dengan Sisitem Syura kita mengamalkan ajaran Islam. Sedangkan Sistem Demokrasi Kepartian adalah wujud kekufuran kepada Allah, karena jika majoriti memutuskan perkara kekufuran maka itulah keputusan yang perlu diikuti dan dituruti semua.
6. Sistem Syura menghargai para ulama, sedangkan Sistem Demokrasi Kepartian menghargai orang-orang kafir.
7. Sistem Syura membezakan antara orang yang shalih dan yang jahat, sedangkan demokrasi menyamakan antara keduanya.
8. Sistem Syura bukan merupakan kewajiban di setiap masa, bahkan hukumnya berbeza bersesuaian dengan keadaan. Sebaliknya Sistem Demokrasi Kepartian merupakan sesuatu yang diwajibkan oleh Barat kepada pengamalnya dengan kewajipan yang melebihi kewajipan shalat lima waktu dan tidak mungkin keluar darinya.
9. Sistem Demokrasi Kepartian jelas menolak Islam dan menuduh bahwa Islam lemah serta tidak mempunyai maslahat, sedangkan Sistem Syura tidak demikian.
( Tanwiruzh Zhulumat, hal. 21-36 dan Fiqih As-Siyasah Asy-Syar'iyyah hal. 61)
Walau bagaimana pun masih ada ulama yang membolehkan Sistem Demokrasi Kepartian ini, antaranya Syeikh Yusof Al Qardawi. Beliau membolehkan kerana ianya mirip kepada keadilan. Keadilan itu sendiri adalah tuntutan di dalam Islam. Perkara yang sama juga dipersetujui oleh Syeikh Yassin Hamas, juga beberapa ulama di Tanah Arab. Selain daripada itu ramai pula yang memberi alasan sebagai darurat. Namun ianya disanggah oleh sesetengah pihak khususnya “Hizbut Tahrir” melalui beberapa siri ‘pamphlet’ yang diedarkan di masjid-masjid.
Bila bertebung ‘khilaf’ (pandangan tidak sekata) antara yang berfahaman wajib perpolitik dan yang mengharamkan politik kepartian, maka bolehlah kita ketogorikan sebagai ‘ijtihad’. Masing-masing akan ada pahala walau pun tersalah di dalam ‘ijtihadnya’. Namun bila dikatakan ‘ijtihad’ maka yang berfahaman wajib berpolitik sepatutnya tidak menyanggah atau mengutuk yang berfahaman haram berpolitik kepartian. Sebagaimana Mazhab Hanafi mengatakan tidak perlu makmun membaca Fatihah dibelakang imam dalam solat berjemaah kerana bacaan imam adalah bacaan makmum. Sedangkan Mazhab Syafie mewajibkan makmum membaca Fatihah. Masing-masing berlapang dada dengan pegangan masing-masing. Tidak pula kutuk mengutuk antara satu sama lain. Ini adalah kerana masing-masing faham bahawa ianya adalah ‘ijtihad’ dan ‘khilaf’.Berlainan ditempat kita malah menjatuhkan hukum sesat dan sebagainya.
Wallahu’alam
Peringatan Untuk Karkun dan yang berkenaan
Walau pun huraian di atas berdasarkan ‘platform’ Jemaah Tabligh namun kita diarahkan dan diminta oleh ‘Elders’ untuk menghormat semua Gerakan Islam, NGO Islam, Parti Islam. Besikaplah lemah lembut dan penghormatan yang tinggi serta akhlaq mulia. Jagalah mulut-mulut kita dari mencaci dan menghina mereka yang berfahaman yang berlainan dengan kita.
Mohon maaf jika tersalah dan tersilap juga kepada teman-teman dari jemaah atau parti Islam sekiranya tulisan di atas menyinggung saudara semua. Teruskan dengan perjuangan yang saudar yakini. Doakan untuk saya yang hina ini.
Apakah Jemaah Tabligh menolak politik. Kalau politik dimaksudkan kepada mentadbir dengan kaedah Sistem Syura yang didasarkan kepada Sunnah, maka rasanya tidak ada satu pun ‘karkun’ (Pengikut Tabligh) yang menolaknya.Tapi kalau politik itu dimaksudkan kepada Sistem Demokrasi Kepartian, maka mungkin sebahagian yang setuju dan sebahagian yang menolaknya. Sebenarnya jika kita perhatikan dengan teliti, Jemaah Tabligh ini adalah satu usaha yang berjalan bukan dengan kuasa, harta, pangkat, kedudukan wang ringgit maupun sokongan majoriti tetapi satu usaha yang berjalan di atas ‘amalan’ yang mana usaha untuk mengajak semua umat untuk beramal. Sebagaimana di dalam solat berjemaah semua jenis orang akan ikut serta. Ada orang cacat, ada yang sihat, ada yang hitam ada yang putih, ada alim, ada jahil, ada yang kaya ada yang miskin. Maknanya semua gulungan terlibat di dalam solat berjemaah tersebut.Tdak pula solat jemaah tu khusus untuk golongan cacat sahaja, khusus untuk orang kaya sahaja, khusus untuk orang alim sahaja. Bila dinamakan 'amalan' maka semuanya terlibat.
Maka jika sekiranya Jemaah Tabligh ini menjadi badan politik atau parti politik maka sudah tentunya sukar untuk mengumpulkan semua gulongan. Oleh kerana ianya adalah ‘amalan’, maka mudah untuk mengumpul seperti juga amalan haji, yang para jemaah berkumpul di Dataran Arafah.. Jika kita lihat pada parti-parti politik, sesama parti pun bergadoh dan bergolak. Sebab tu dalam Jemaah Tabligh ini tidak ada yuran bulanan, tahunan, perlembagaan, manifesto dan sebagainya. Yang ada hanyalah Usul Dakwah, dan usul dakwah ini adalah hampir sama dipraktikkan di seluruh dunia. Unsul dakwah ini boleh lah diumpamakan seperti ‘kaifiat’ di dalam sesuatu amal.
Selain itu di dalam Jemaah Tabligh mengikut hairaki Sistem Syura. Ianya bermula dari Markaz Utama sehinggalah kepada negara, negeri, kawasan dan sampai kepada marhalah dengan satu kepimpinan tampa berdasarkan semapadan negara atau negeri. Cuma ianya di dalam pentadbiran urusan dakwah bukannya pentadbiran urusan negara. Hanya itu sahaja bezanya.
Selain itu kita dapati bahawa ulama tidak sepakat di dalam mewajibkan penyertaan individu Islam di dalam Sistem Demokrasi Kepartian sebagaimana yang ada di hari ini.. Malah ada ulama mengharamkan Sistem Demokrasi Kepartian ini. Kata mereka Sistem Demokrasi Kepartian yang diamalkan sekarang ini bertentangan dengan Sistem Syura yang ada di dalam Islam. Beberapa ulama terkenal yang menolak sistem ini antaranya Syeikh Fathi Yakan sebagaimana di dalam kitab beliau “ Musykilatud Dakwah Wad Dai’yah” halaman : 132 -135. Juga Syeikh Abu Urwah Al-Lubnani melalui kitab beliau “Al-Abjadiyyat” halaman 101 -103 pada tajuk “Al Mabdaiyah Wal Marhaliyyah Fil A’malil Islami”. Selain itu Syeikh Abul Hassan Ali Nadwi Al Hassani pula menyatakan perkara yang sama di dalam beberapa kitab beliau antaranya “Ilal Islami Min Jadid” halaman 107 dan 161. Beliau ini juga menyatakan Kerajaan Islam (Politik Islam) bukan impian, bukan matlamat dan juga bukan perbualan harian Nabi saw dan Para Sahabat rahum. Perkara yang sama juga dipertegaskan oleh Mufti Washi Mazhar Pakistan di dalam kitab beliau “Al Baas Al Islami” Bil 1 Jld.34 cetakan Lakhnow, India. Beliau menjelaskan secara terperinci ta’rifan politik itu sendiri berdasarkan Sunnah. Beliau juga menyatakan mengundi dan pilihanraya adalah haram. Malah ada sesetengah ulama membezakan antara Syura dan Demokrasi Kepartian seperti berikut:
Perbezaan Antara Syura dan Demokrasi Kepartian
Sebagian orang menganggap bahwa demokrasi adalah wujud praktik Sistem Syura dalam Islam. Ini adalah anggapan yang salah, perbezaan antara keduanya bagaikan timur dan barat. Di antara perbezaannya adalah:
1. Sistem Syura berasal dari Allah dan selalu berlandaskan di atas syariat sedangkan Sistem Demokrasi Kepartian berlandaskan sokongan majoriti walaupun juga disokong oleh orang-orang fasiq bahkan kafir.
2. Sistem Syura dilakukan pada perkara yang belum jelas ketentuannya dalam syariat, dan jika ada ketentuan syariat maka itulah yang ditetapkan. Adapun dalam Sistem Demokrasi Kepartian perkara yang sudah jelas dalam syariat pun dapat diubah jika suara majoritinya menghendakinya berbuat demikian, sehingga dapat menghalalkan yang haram dan sebaliknya.
3. Anggota Majelis Syura adalah kebanyakannya adalah para ulama dan yang memiliki sifat-sifat tertentu. Sedang Anggota Dewan Parlimen / Negeri dalam Sistem Demokrasi Kepartian tidak ada cirri-ciri berkenaan. Ada yang berilmu agama, ada yang jahil, ada yang bijak ada yang tidak, ada yang menginginkan kebaikan rakyat, dan ada yang mementingkan diri sendiri, mereka inilah yang menentukan semua perancangan samaada dalam sudut agama atau pun dunia.
4. Dalam Sistem Syura, kebenaran tidak ditentukan dengan majoriti tapi dengan kesesuaian terhadap sumber hukum syariat. Sedangkan dalam Sistem Demokrasi Kepartian, kebenaran adalah suara majoriti walaupun menentang syariat Allah yang jelas.
5. Sistem Syura adalah salah satu ciri-ciri keimanan, karena dengan Sisitem Syura kita mengamalkan ajaran Islam. Sedangkan Sistem Demokrasi Kepartian adalah wujud kekufuran kepada Allah, karena jika majoriti memutuskan perkara kekufuran maka itulah keputusan yang perlu diikuti dan dituruti semua.
6. Sistem Syura menghargai para ulama, sedangkan Sistem Demokrasi Kepartian menghargai orang-orang kafir.
7. Sistem Syura membezakan antara orang yang shalih dan yang jahat, sedangkan demokrasi menyamakan antara keduanya.
8. Sistem Syura bukan merupakan kewajiban di setiap masa, bahkan hukumnya berbeza bersesuaian dengan keadaan. Sebaliknya Sistem Demokrasi Kepartian merupakan sesuatu yang diwajibkan oleh Barat kepada pengamalnya dengan kewajipan yang melebihi kewajipan shalat lima waktu dan tidak mungkin keluar darinya.
9. Sistem Demokrasi Kepartian jelas menolak Islam dan menuduh bahwa Islam lemah serta tidak mempunyai maslahat, sedangkan Sistem Syura tidak demikian.
( Tanwiruzh Zhulumat, hal. 21-36 dan Fiqih As-Siyasah Asy-Syar'iyyah hal. 61)
Walau bagaimana pun masih ada ulama yang membolehkan Sistem Demokrasi Kepartian ini, antaranya Syeikh Yusof Al Qardawi. Beliau membolehkan kerana ianya mirip kepada keadilan. Keadilan itu sendiri adalah tuntutan di dalam Islam. Perkara yang sama juga dipersetujui oleh Syeikh Yassin Hamas, juga beberapa ulama di Tanah Arab. Selain daripada itu ramai pula yang memberi alasan sebagai darurat. Namun ianya disanggah oleh sesetengah pihak khususnya “Hizbut Tahrir” melalui beberapa siri ‘pamphlet’ yang diedarkan di masjid-masjid.
Bila bertebung ‘khilaf’ (pandangan tidak sekata) antara yang berfahaman wajib perpolitik dan yang mengharamkan politik kepartian, maka bolehlah kita ketogorikan sebagai ‘ijtihad’. Masing-masing akan ada pahala walau pun tersalah di dalam ‘ijtihadnya’. Namun bila dikatakan ‘ijtihad’ maka yang berfahaman wajib berpolitik sepatutnya tidak menyanggah atau mengutuk yang berfahaman haram berpolitik kepartian. Sebagaimana Mazhab Hanafi mengatakan tidak perlu makmun membaca Fatihah dibelakang imam dalam solat berjemaah kerana bacaan imam adalah bacaan makmum. Sedangkan Mazhab Syafie mewajibkan makmum membaca Fatihah. Masing-masing berlapang dada dengan pegangan masing-masing. Tidak pula kutuk mengutuk antara satu sama lain. Ini adalah kerana masing-masing faham bahawa ianya adalah ‘ijtihad’ dan ‘khilaf’.Berlainan ditempat kita malah menjatuhkan hukum sesat dan sebagainya.
Wallahu’alam
Peringatan Untuk Karkun dan yang berkenaan
Walau pun huraian di atas berdasarkan ‘platform’ Jemaah Tabligh namun kita diarahkan dan diminta oleh ‘Elders’ untuk menghormat semua Gerakan Islam, NGO Islam, Parti Islam. Besikaplah lemah lembut dan penghormatan yang tinggi serta akhlaq mulia. Jagalah mulut-mulut kita dari mencaci dan menghina mereka yang berfahaman yang berlainan dengan kita.
Mohon maaf jika tersalah dan tersilap juga kepada teman-teman dari jemaah atau parti Islam sekiranya tulisan di atas menyinggung saudara semua. Teruskan dengan perjuangan yang saudar yakini. Doakan untuk saya yang hina ini.
Friday, April 20, 2012
kawin 2 ramai yg suka buat tp x faham..
suami ramai yg tahu kawin je x tau apa hak yg dia kna sediakan.. ramai sebab kan kwin jadi dayus.. x boleh berlaku adil. x sediakan rumah keprluan dan sbagainya.
bukan spatunya kaya. Allah akan mudahkan segalanya tahu apa hak yg spatunya disediakan tmpat tinggal knderaan makanan dan pakian. ini semua hak Isteri yg suami kna sediakan ia kna Adil. klu dari segi kasih syg x pe.. Isteri pula kna redho jgn halang sebab ia sunnah nabi. jika kamu mmng tahu kmampuan suami kamu maka x mngapa kamu halang sebab kamu halang dia dari terjerumus pada dosa yg labih besar..
ramai yg kawin sebab nafsu smata2 spatunya x mcm 2.. sbaliknya kawinlah janda dan sbagainya.
jadi key word di sini kna faham tuntutan agama jika yg dah faham x pe.. ada org yg sy knal dah bertahun2 kawin tp Isteri pertama x tau. dia akan jumpa isteri ke2 hanya pada hari sabtu. maka x berlaku adil pada giliran. dan Isteri ke 2 x dapat hak dia. jgn biarkan bnda ni terjadi kamu telah mnjadi fasik dan x adil.
giliran pula kana adil walaupun pada malam itu isteri yg ada giliran Red light. tetap kmau kna berda di rumah isteri yg mndapat giliran pada malam itu.
*Red Light= datang bulan..
bukan spatunya kaya. Allah akan mudahkan segalanya tahu apa hak yg spatunya disediakan tmpat tinggal knderaan makanan dan pakian. ini semua hak Isteri yg suami kna sediakan ia kna Adil. klu dari segi kasih syg x pe.. Isteri pula kna redho jgn halang sebab ia sunnah nabi. jika kamu mmng tahu kmampuan suami kamu maka x mngapa kamu halang sebab kamu halang dia dari terjerumus pada dosa yg labih besar..
ramai yg kawin sebab nafsu smata2 spatunya x mcm 2.. sbaliknya kawinlah janda dan sbagainya.
jadi key word di sini kna faham tuntutan agama jika yg dah faham x pe.. ada org yg sy knal dah bertahun2 kawin tp Isteri pertama x tau. dia akan jumpa isteri ke2 hanya pada hari sabtu. maka x berlaku adil pada giliran. dan Isteri ke 2 x dapat hak dia. jgn biarkan bnda ni terjadi kamu telah mnjadi fasik dan x adil.
giliran pula kana adil walaupun pada malam itu isteri yg ada giliran Red light. tetap kmau kna berda di rumah isteri yg mndapat giliran pada malam itu.
*Red Light= datang bulan..
hukum bergambar dan pamerkan gambar Hidup..
Orang yang paling mendapat siksa pada hari kiamat adalah para pembuat gambar (pelukis/pengukir). (Hadis Riwayat al-Bukhari dalam Kitab Pakaian (al-Libas), 5959. Muslim dalam bab yang sama, 2109)
Daripada ‘Aun bin Abu Juhaifa, Ayahnya menyatakan, “Nabi melarang mengambil duit jual beli anjing dan darah, melarang kerja-kerja membuat tatoo dan mentatoo diri, melarang menerima atau memberi riba, dan juga mencela pembuat gambar”. (Hadis Riwayat al-Bukhari, Kitab Jual Beli (3/34), no. 299)
Daripada ‘Aisyah dia menjelaskan, “Aku membeli sebuah bantal bergambar. Apabila Rasulullah melihat ia, dia berdiri di pintu dan tidak terus masuk ke rumah. Aku menyedari air mukanya berubah kelihatan seperti ada sesuatu yang tidak disukainya. Aku berkata, “Wahai Rasulullah, aku bertaubat kepada Allah dan Rasul-Nya, (tolong beritahu aku) apakah dosa ku?” Rasulullah berkata, “Ada apa dengan bantal ini?” Aku menjawab, “Aku membelinya untuk engkau agar dapat duduk dan bersandar padanya”. Rasulullah berkata, “Pembuat gambar ini akan di-azab pada hari kiamat.” Rasulullah menambah, “Malaikat (pembawa rahmat) tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat gambar”.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, Kitab Jual Beli (3/34), no. 318)
Daripada Said bin Abu al-Hasan, “Ketika saya bersama Ibnu ‘Abbas, seorang lelaki datang dan berkata, “Wahai Ibnu Abbas, pendapatan (periuk nasi) saya adalah dari hasil kerja tangan saya dan kerja saya adalah membuat gambar-gambar ini”. Ibnu ‘Abbas berkata, “Saya sekadar memberi tahu apa yang saya dengar dari Rasulullah. Saya mendengar beliau bersabda, “Barang siapa membuat gambar dia akan di-azab oleh Allah sehingga dia mampu menghidupkannya dan sesungguhnya dia tidak akan berupaya untuk menghidupkannya”. Mendengarkan hal ini, lelaki itu menarik nafas panjang (mengeluh) dan mukanya menjadi pucat. Ibnu ‘Abbas berkata padanya, “Jika kamu masih tetap mahu untuk membuat gambar-gambar, saya menasihatkan agar kamu membuat gambar-gambar pokok (tumbuh-tumbuhan) dan sebarang gambar yang bukan berupa dari makhluk bernyawa”.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, Kitab Jual Beli (3/34), no. 428)
Daripada Ibnu ‘Abbas, “Abu Talha, seorang sahabat Rasulullah dan seorang sahabat yang pernah bersama dalam peperangan badar memberitahu kepadaku bahawa Rasulullah berkata, “Malaikat tidak masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada anjing atau gambar.” Yang dia maksudkan adalah gambar yang menyerupai makhluk bernyawa.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, Kitab Ekspedisi Peperangan Bersama Nabi (5/59), no. 338)
Daripada Abu Talha, “Aku mendengar Rasulullah berkata, “Malaikat (Pembawa Rahmat) tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya ada anjing atau gambar yang berupa dari makhluk bernyawa”.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, Kitab Penciptaan (4/54), no. 448)
Daripada Abu Talha, “Aku mendengar Rasulullah berkata, “Malaikat (Pembawa Rahmat) tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya ada anjing atau gambar yang berupa dari makhluk bernyawa”.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, Kitab Penciptaan (4/54), no. 448)
“Suatu ketika Malaikat Jibril berjanji kepada Nabi yang mana dia akan datang menemui Nabi, tetapi dia tidak datang-datang. Dan kemudiannya dia (Jibril) memberitahu, “Kami dari golongan malaikat tidak masuk ke dalam rumah yang di dalamnya mengandungi gambar (berupa makhluk bernyawa) atau anjing.” (Hadis Riwayat al-Bukhari (4/54), no. 450)
‘Aisyah menyatakan bahawa Jibril (‘alaihis salam) berjanji dengan Rasulullah (s.a.w.) untuk menemuinya pada masa yang telah ditetapkan, namun pada masa yang tersebut, dia (Jibril) tidak datang. Kemudiannya Nabi mencampakkan tongkat di tangannya dan berkata, “Tidak pernah Allah dan utusannya (Malaikat Jibril) memungkiri janji”. Kemudian nabi terlihat dan menemui anak anjing di bawah katil dan berkata, “Aisyah, bila anjing ini masuk ke sini?” Dan beliau (‘Aisyah) menjawab, “Demi Allah, saya tidak tahu.” Kemudiannya Nabi mengarahkan dan anjing itu pun dikeluarkan. Tidak lama selepas itu, Jibril pun datang dan Rasulullah berkata kepadanya, “Engkau berjanji kepada saya dan saya menantikan engkau, tetapi engkau tidak datang-datang. Jibril pun menyatakan, “Di dalam rumah-mu ada anjing, di mana ia menghalang (saya untuk masuk), untuk kami (malaikat) tidak masuk rumah yang di dalamnya ada anjing atau gambar”.” (Hadis Riwayat Muslim, Kitab Pakaian & Perhiasan (24), no. 5246)
Daripada Ibnu ‘Abbas, “Nabi pernah memasuki Ka’bah dan menemui di dalamnya (lukisan) gambar Nabi Ibrahim dan Mariam. Kemudiannya beliau berkata, “Benda apa ini? Bukankah mereka mengetahui bahawa malaikat tidak masuk rumah yang di dalamnya mengandungi gambar; termasuklah gambar (nabi) Ibrahim ini. Dan kenapa dia digambarkan sedang mempraktikkan meramal dengan anak panah?”.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, Kitab Para Nabi (4/55), no. 570)
Daripada Ibnu ‘Abbas, “Abu Talha, seorang sahabat Rasulullah dan seorang sahabat yang pernah bersama dalam peperangan badar memberitahu kepadaku bahawa Rasulullah berkata, “Malaikat tidak masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada anjing atau gambar.” Yang dia maksudkan adalah gambar yang menyerupai makhluk bernyawa.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, Kitab Ekspedisi Peperangan Bersama Nabi (5/59), no. 338)
Daripada Aisyah, Nabi menyatakan: “Malaikat (pembawa rahmat) tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat gambar.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, Kitab Jual Beli (3/34), no. 318)
Imam an-Nawawi mengatakan dalam kitabnya, Syarah Sahih Muslim:
“Sahabat kami dan para Ulama selain mereka mengatakan bahawa haramnya membuat gambar haiwan adalah sekeras-keras pengharamaan. Ini termasuk dosa besar kerana ancamannya juga amat besar, sama saja apakah ia dibuat untuk dihinakan atau tidak. Bahkan membuatnya jelas sekali haram kerana meniru ciptaan ALLAH. Sama saja apakah itu dilukis pada pakaian, permadani, mata wang, bejana, dinding atau lainnya. Adapun menggambar pepohonan dan sesuatu yang tidak bernyawa, tidak mengapa. Inilah hakikat hukum membuat gambar. Sedangkan gambar makhluk bernyawa, jika digantung/ditampal di dinding, di serban dan tindakan yang tidak termasuk menghinakannya, maka jelas hal itu terlarang. Sebaliknya bila dibentangkan dan dipijak sebagai alas kaki atau sebagai sandaran (setelah dipotong kepalanya, ed.) maka tidaklah haram dan tidak ada bezanya adakah gambar yang tersebut berjasad (mempunyai bayangan atau 3 dimensi) atau tidak. Ini adalah kesimpulan mazhab kami dalam masalah ini yang semakna dengan perkataan jumhur Ulama dari kalangan para Sahabat, Tabi’in, dan orang yang sesudah mereka (Tabi’ut Tabi’in). Ini juga pendapat Imam ats-Tsauri, Malik Bin Anas dan Abu Hanifah serta ulama lainnya.
Imam al-Hafiz Ibnu Hajar al-Atsqalani mengatakan:
“Kata al-Khaththabi: dan gambar yang menghalangi masuknya malaikat ke dalam rumah adalah gambar yang padanya terpenuhi hal-hal yang haram, yakni gambar-gambar berupa makhluk yang bernyawa, yang tidak terpotong kepalanya atau tidak dihinakan. Dan bahawasanya dosa tukang gambar itu besar kerana gambar-gambar itu ada yang di-ibadahi selain ALLAH, selain itu gambar tersebut mudah menimbulkan fitnah (bahaya) bagi yang memandangnya (gambar wanita, tokoh, ulama, red).”
Daripada ‘Aun bin Abu Juhaifa, Ayahnya menyatakan, “Nabi melarang mengambil duit jual beli anjing dan darah, melarang kerja-kerja membuat tatoo dan mentatoo diri, melarang menerima atau memberi riba, dan juga mencela pembuat gambar”. (Hadis Riwayat al-Bukhari, Kitab Jual Beli (3/34), no. 299)
Daripada ‘Aisyah dia menjelaskan, “Aku membeli sebuah bantal bergambar. Apabila Rasulullah melihat ia, dia berdiri di pintu dan tidak terus masuk ke rumah. Aku menyedari air mukanya berubah kelihatan seperti ada sesuatu yang tidak disukainya. Aku berkata, “Wahai Rasulullah, aku bertaubat kepada Allah dan Rasul-Nya, (tolong beritahu aku) apakah dosa ku?” Rasulullah berkata, “Ada apa dengan bantal ini?” Aku menjawab, “Aku membelinya untuk engkau agar dapat duduk dan bersandar padanya”. Rasulullah berkata, “Pembuat gambar ini akan di-azab pada hari kiamat.” Rasulullah menambah, “Malaikat (pembawa rahmat) tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat gambar”.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, Kitab Jual Beli (3/34), no. 318)
Daripada Said bin Abu al-Hasan, “Ketika saya bersama Ibnu ‘Abbas, seorang lelaki datang dan berkata, “Wahai Ibnu Abbas, pendapatan (periuk nasi) saya adalah dari hasil kerja tangan saya dan kerja saya adalah membuat gambar-gambar ini”. Ibnu ‘Abbas berkata, “Saya sekadar memberi tahu apa yang saya dengar dari Rasulullah. Saya mendengar beliau bersabda, “Barang siapa membuat gambar dia akan di-azab oleh Allah sehingga dia mampu menghidupkannya dan sesungguhnya dia tidak akan berupaya untuk menghidupkannya”. Mendengarkan hal ini, lelaki itu menarik nafas panjang (mengeluh) dan mukanya menjadi pucat. Ibnu ‘Abbas berkata padanya, “Jika kamu masih tetap mahu untuk membuat gambar-gambar, saya menasihatkan agar kamu membuat gambar-gambar pokok (tumbuh-tumbuhan) dan sebarang gambar yang bukan berupa dari makhluk bernyawa”.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, Kitab Jual Beli (3/34), no. 428)
Daripada Ibnu ‘Abbas, “Abu Talha, seorang sahabat Rasulullah dan seorang sahabat yang pernah bersama dalam peperangan badar memberitahu kepadaku bahawa Rasulullah berkata, “Malaikat tidak masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada anjing atau gambar.” Yang dia maksudkan adalah gambar yang menyerupai makhluk bernyawa.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, Kitab Ekspedisi Peperangan Bersama Nabi (5/59), no. 338)
Daripada Abu Talha, “Aku mendengar Rasulullah berkata, “Malaikat (Pembawa Rahmat) tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya ada anjing atau gambar yang berupa dari makhluk bernyawa”.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, Kitab Penciptaan (4/54), no. 448)
Daripada Abu Talha, “Aku mendengar Rasulullah berkata, “Malaikat (Pembawa Rahmat) tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya ada anjing atau gambar yang berupa dari makhluk bernyawa”.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, Kitab Penciptaan (4/54), no. 448)
“Suatu ketika Malaikat Jibril berjanji kepada Nabi yang mana dia akan datang menemui Nabi, tetapi dia tidak datang-datang. Dan kemudiannya dia (Jibril) memberitahu, “Kami dari golongan malaikat tidak masuk ke dalam rumah yang di dalamnya mengandungi gambar (berupa makhluk bernyawa) atau anjing.” (Hadis Riwayat al-Bukhari (4/54), no. 450)
‘Aisyah menyatakan bahawa Jibril (‘alaihis salam) berjanji dengan Rasulullah (s.a.w.) untuk menemuinya pada masa yang telah ditetapkan, namun pada masa yang tersebut, dia (Jibril) tidak datang. Kemudiannya Nabi mencampakkan tongkat di tangannya dan berkata, “Tidak pernah Allah dan utusannya (Malaikat Jibril) memungkiri janji”. Kemudian nabi terlihat dan menemui anak anjing di bawah katil dan berkata, “Aisyah, bila anjing ini masuk ke sini?” Dan beliau (‘Aisyah) menjawab, “Demi Allah, saya tidak tahu.” Kemudiannya Nabi mengarahkan dan anjing itu pun dikeluarkan. Tidak lama selepas itu, Jibril pun datang dan Rasulullah berkata kepadanya, “Engkau berjanji kepada saya dan saya menantikan engkau, tetapi engkau tidak datang-datang. Jibril pun menyatakan, “Di dalam rumah-mu ada anjing, di mana ia menghalang (saya untuk masuk), untuk kami (malaikat) tidak masuk rumah yang di dalamnya ada anjing atau gambar”.” (Hadis Riwayat Muslim, Kitab Pakaian & Perhiasan (24), no. 5246)
Daripada Ibnu ‘Abbas, “Nabi pernah memasuki Ka’bah dan menemui di dalamnya (lukisan) gambar Nabi Ibrahim dan Mariam. Kemudiannya beliau berkata, “Benda apa ini? Bukankah mereka mengetahui bahawa malaikat tidak masuk rumah yang di dalamnya mengandungi gambar; termasuklah gambar (nabi) Ibrahim ini. Dan kenapa dia digambarkan sedang mempraktikkan meramal dengan anak panah?”.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, Kitab Para Nabi (4/55), no. 570)
Daripada Ibnu ‘Abbas, “Abu Talha, seorang sahabat Rasulullah dan seorang sahabat yang pernah bersama dalam peperangan badar memberitahu kepadaku bahawa Rasulullah berkata, “Malaikat tidak masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada anjing atau gambar.” Yang dia maksudkan adalah gambar yang menyerupai makhluk bernyawa.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, Kitab Ekspedisi Peperangan Bersama Nabi (5/59), no. 338)
Daripada Aisyah, Nabi menyatakan: “Malaikat (pembawa rahmat) tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat gambar.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, Kitab Jual Beli (3/34), no. 318)
Imam an-Nawawi mengatakan dalam kitabnya, Syarah Sahih Muslim:
“Sahabat kami dan para Ulama selain mereka mengatakan bahawa haramnya membuat gambar haiwan adalah sekeras-keras pengharamaan. Ini termasuk dosa besar kerana ancamannya juga amat besar, sama saja apakah ia dibuat untuk dihinakan atau tidak. Bahkan membuatnya jelas sekali haram kerana meniru ciptaan ALLAH. Sama saja apakah itu dilukis pada pakaian, permadani, mata wang, bejana, dinding atau lainnya. Adapun menggambar pepohonan dan sesuatu yang tidak bernyawa, tidak mengapa. Inilah hakikat hukum membuat gambar. Sedangkan gambar makhluk bernyawa, jika digantung/ditampal di dinding, di serban dan tindakan yang tidak termasuk menghinakannya, maka jelas hal itu terlarang. Sebaliknya bila dibentangkan dan dipijak sebagai alas kaki atau sebagai sandaran (setelah dipotong kepalanya, ed.) maka tidaklah haram dan tidak ada bezanya adakah gambar yang tersebut berjasad (mempunyai bayangan atau 3 dimensi) atau tidak. Ini adalah kesimpulan mazhab kami dalam masalah ini yang semakna dengan perkataan jumhur Ulama dari kalangan para Sahabat, Tabi’in, dan orang yang sesudah mereka (Tabi’ut Tabi’in). Ini juga pendapat Imam ats-Tsauri, Malik Bin Anas dan Abu Hanifah serta ulama lainnya.
Imam al-Hafiz Ibnu Hajar al-Atsqalani mengatakan:
“Kata al-Khaththabi: dan gambar yang menghalangi masuknya malaikat ke dalam rumah adalah gambar yang padanya terpenuhi hal-hal yang haram, yakni gambar-gambar berupa makhluk yang bernyawa, yang tidak terpotong kepalanya atau tidak dihinakan. Dan bahawasanya dosa tukang gambar itu besar kerana gambar-gambar itu ada yang di-ibadahi selain ALLAH, selain itu gambar tersebut mudah menimbulkan fitnah (bahaya) bagi yang memandangnya (gambar wanita, tokoh, ulama, red).”
Wednesday, April 18, 2012
wahai Wanita...
wahai wanita2. ingt baik2 jika kamu dah pernah melakukan dosa. maka bertaubatlah kamu. jgn rasa hina. sbaliknya taubat sunguh2
ada kisah wanit yg mngaku berzina lalu dia direjam maka percikan darah wanita tersebut telah kna pakian seorg pnduduk madinah maka dia telah meneps darah itu dgn persaan hina maka nabi bagi tahu sebabkn taubat wanita itu Allah ampunkan dosa seluruh pnduduk madina. buat salah itu biasa kita kn manusia tp Allah itu maha pngampun. dgn ceritakn kisah silam kamu akan mnyakiti hati lelaki yg kamu ceritakan. dan Umar R.A anhu marah pada org yg ceritakan kisah silam anaknya kepada bakal suami. knapa kamu nak buka aib yg Allah sndiri dah tutup?
jgn mersakan sebab kamu dah x suci kamu x layak dapat lelaki yg baik. sebaliknya taubatlah pada Allah jadilah baik jika kamu dah jadi baik maka x mustahil kamu dapat lelaki yg baik.
dan ini bukn galakan buat dosa. dosa mmng x boleh buat. jgn mudah percaya lelaki jgn serahkan diri kamu pada lelaki sblm kamu sah jadi mliknya yg halal. jagna serahkan cinta pada lelaki ajnabi jgn skli2 cinta sblm bergelar suami. perbuatan kamu adalah mnzalimi suami kamu yg di takdirkan buat kamu.
sntiasa dahulukan dgn istihara bila Istihara Allah akan tnjukan siapa org itu. dgn itu kamu boleh elak jika kamu dah cinta maka kamu musathil akan tgalkan dia sbb kn tingkalkan amaln sunnah dalam buat kputusan maka berlaku mcm kes pnceriyan dn sbagainya. bila famly x stjupun boleh jadi kesan istihara kamu.. satu org wanita sbb x pedulikan kesan istihara dia. sbbkn rasakan diri dia betol telah musnahkan hidup dia telah hancurkan hati lelaki yg cintakan dia dengan ikhlas. yg sngub terima dia seadanya.
apa pun yakinlah Allah yg tetapkan jodoh. Lelaki yg baik untuk wanita yg baik begitu juga sbaliknya.
ada kisah wanit yg mngaku berzina lalu dia direjam maka percikan darah wanita tersebut telah kna pakian seorg pnduduk madinah maka dia telah meneps darah itu dgn persaan hina maka nabi bagi tahu sebabkn taubat wanita itu Allah ampunkan dosa seluruh pnduduk madina. buat salah itu biasa kita kn manusia tp Allah itu maha pngampun. dgn ceritakn kisah silam kamu akan mnyakiti hati lelaki yg kamu ceritakan. dan Umar R.A anhu marah pada org yg ceritakan kisah silam anaknya kepada bakal suami. knapa kamu nak buka aib yg Allah sndiri dah tutup?
jgn mersakan sebab kamu dah x suci kamu x layak dapat lelaki yg baik. sebaliknya taubatlah pada Allah jadilah baik jika kamu dah jadi baik maka x mustahil kamu dapat lelaki yg baik.
dan ini bukn galakan buat dosa. dosa mmng x boleh buat. jgn mudah percaya lelaki jgn serahkan diri kamu pada lelaki sblm kamu sah jadi mliknya yg halal. jagna serahkan cinta pada lelaki ajnabi jgn skli2 cinta sblm bergelar suami. perbuatan kamu adalah mnzalimi suami kamu yg di takdirkan buat kamu.
sntiasa dahulukan dgn istihara bila Istihara Allah akan tnjukan siapa org itu. dgn itu kamu boleh elak jika kamu dah cinta maka kamu musathil akan tgalkan dia sbb kn tingkalkan amaln sunnah dalam buat kputusan maka berlaku mcm kes pnceriyan dn sbagainya. bila famly x stjupun boleh jadi kesan istihara kamu.. satu org wanita sbb x pedulikan kesan istihara dia. sbbkn rasakan diri dia betol telah musnahkan hidup dia telah hancurkan hati lelaki yg cintakan dia dengan ikhlas. yg sngub terima dia seadanya.
apa pun yakinlah Allah yg tetapkan jodoh. Lelaki yg baik untuk wanita yg baik begitu juga sbaliknya.
Tuesday, April 17, 2012
Rindu Rasulullah
Bilal bin Rabbah, sahabat Rasulullah SAW berkulit hitam namun berhati putih mempunyai banyak kenangan tersendiri pada lelaki mulia yang menjadi nabinya. Kenangan itu berkerak dan melekat dalam diri Bilal ra. sampai jauh setelah Rasulullah SAW wafat. Agar tak terkoyak moyak hatinya, Bilal ra. memutuskan untuk tak lagi adzan sepeninggal Rasulullah SAW. Sampai suatu ketika, rindu Bilal ra. tak tertahankan. Ia pun mengumandangkan adzan.
Kisah itu diawali dengan cerita Bilal ra. tentang mimpinya semalam. Lelaki asal Ethiopia itu, suatu malam bermimpi dalam tidurnya. Dalam mimpinya, Bilal bertemu dengan Rasulullah SAW. “Bilal, betapa rindu aku padamu,” kata Rasulullah SAW dalam mimpi Bilal.
Satu orang mendengar cerita Bilal ra. Tak berapa lama, orang pertama menceritakan mimpi Bilal ra. pada orang kedua. Orang keduapun bercerita pada orang ketiga, keempat, kelima dan seterusnya. Menjelang sore, nyaris seluruh penduduk kota Madinah, kota yang sudah lama ditinggalkannya, tahu tentang mimpinya itu. Maka bersepakat penduduk Madinah, meminta Bilal ra. untuk adzan di masjid Rasulullah saat waktu shalat maghrib tiba.
Tak kuasa Bilal menolak keinginan sahabat-sahabatnya. Senja merah, angin sepoi dan langit bersih dari mega. Bilal mengumandangkan adzan. Penduduk Madinah tercekam kerinduan. Rasa dalam dada membuncah, detik-detik bersama Rasulullah, manusia tercinta terbayang kembali di pelupuk mata. Akhirnya, penduduk Madinah pun menitikkan air mata rindunya. Dan Bilal ra, tentu saja ia diharu biru rindu pada kekasihnya, nabi akhir zaman itu.
Kisah itu diawali dengan cerita Bilal ra. tentang mimpinya semalam. Lelaki asal Ethiopia itu, suatu malam bermimpi dalam tidurnya. Dalam mimpinya, Bilal bertemu dengan Rasulullah SAW. “Bilal, betapa rindu aku padamu,” kata Rasulullah SAW dalam mimpi Bilal.
Satu orang mendengar cerita Bilal ra. Tak berapa lama, orang pertama menceritakan mimpi Bilal ra. pada orang kedua. Orang keduapun bercerita pada orang ketiga, keempat, kelima dan seterusnya. Menjelang sore, nyaris seluruh penduduk kota Madinah, kota yang sudah lama ditinggalkannya, tahu tentang mimpinya itu. Maka bersepakat penduduk Madinah, meminta Bilal ra. untuk adzan di masjid Rasulullah saat waktu shalat maghrib tiba.
Tak kuasa Bilal menolak keinginan sahabat-sahabatnya. Senja merah, angin sepoi dan langit bersih dari mega. Bilal mengumandangkan adzan. Penduduk Madinah tercekam kerinduan. Rasa dalam dada membuncah, detik-detik bersama Rasulullah, manusia tercinta terbayang kembali di pelupuk mata. Akhirnya, penduduk Madinah pun menitikkan air mata rindunya. Dan Bilal ra, tentu saja ia diharu biru rindu pada kekasihnya, nabi akhir zaman itu.
Is it Necessary to Follow an Imaam? Can I not Refer Directly to the Hadith
In this belated era, one often hears questions about the need to follow an Imaam or a Mazhab. The ear-catching slogan of “DIRECTLY” following the Qur`aan and Hadeeth is heard more frequently. The answer to such questions and the reality behind these slogans is highlighted by the following eye-opening incident, which has been reported by Imaam Ahmad bin Hambal and Imaam Tahaawi (rahmatullahi `alayhima). Once `Urwah bin Zubair (rahmatullahi `alayh) addressed `Abdullah bin `Abbaas (radhiyallahu `anhuma) thus:
“You have led the people astray Oh Ibnu `Abbaas!”
When `Abdullah bin `Abbaas (radhiyallahu `anhuma) inquired about the reason, `Urwa (rahmatullahi `alayhi) mentioned a ruling pertaining to the laws of Hajj which `Abdullah bin `Abbaas (radhiyallahu `anhuma) had issued contrary to the ruling of Abu Bakr and `Umar (radhiyallahu `anhuma). `Abdullah bin `Abbaas (radhiyallahu `anhuma) replied: “This is the exact reason why you have been led astray. I am narrating from Rasoolullah Sallallahu Alayhi Wasallam and you are opposing it with the view of Abu Bakr and `Umar (radhiyallahu `anhuma).” `Urwah (rahmatullahi `alayh) said to Ibnu `Abbaas (radhiyallahu `anhuma):
“Indeed Abu Bakr and `Umar (radhiyallahu `anhuma) were more knowledgeable about the Sunnah of Rasoolullah sallallahu alayhi wasallam than you." (Musnad Ahmad, vol. 4, pg. 132, No. 2277, Sharhu Ma`aanil Aathaar, vol. 1, pg. 423).
In a narration of Tabraani the same incident has been recorded with a slight difference. According to this version, when `Urwah (rahmatullahi `alayh) objected, Ibnu `Abbaas (radiyallahu `anhuma) said to him: “Woe be to you! Do you give preference to Abu Bakr and `Umar (radhiyallahu `anhuma) over the book of Allaah and the Sunnah of Rasoolullah Sallallahu Alayhi Wasallam.” Upon this `Urwah (rahmatullahi `alayh) replied: “They were more knowledgeable about the Book of Allaah and the Sunnah of Rasoolullah Sallallahu Alayhi Wasallam than you and I.” Ibnu Abi Mulaykah, the narrator of this incident comments: “Ibnu `Abbaas (radhiyallahu `anhuma) did not have any answer for this.” (Al-Mu`jamul Awsat, vol. 1, pg. 42, No. 21).
The answer of `Urwah (rahmatullahi `alayh) is exactly the answer to those who raise objections such as: What is the need to follow an Imaam? Is it better to follow Rasoolullah Sallallahu Alayhi Wasallam or to follow Abu Haneefah, Maalik, Shaafi`ee and Ahmad bin Hambal (rahmatullaahi alayhim)? In reply to these objections Shaykh Muhammad `Awwaamah writes: “We say to them: We are not pleased to have you as a substitute for these Imaams, as they were more knowledgeable about Rasoolullah Sallallahu Alayhi Wasallam than you.” In fact, when we say “more knowledgeable” we do not mean to draw a comparison, because there is absolutely no comparison between you and them in knowledge. And it is our ardent desire to cling onto the way of Rasoolullah Sallallahu Alayhi Wasallam that drives us to follow their understanding of the pure Sunnah.” (Atharul Hadeethish Shareef, pg. 101).
The crux of these answers is that one does not follow an Imaam in OPPOSITION to the Quraan and Sunnah. Instead, the following of an Imaam is based purely on the intention to follow the Quraan and Sunnah, and they were far more knowledgeable of the Quraan and Sunnah than anyone in this era.
ANSWER THROUGH AN EXAMPLE:
Another simple answer to these types of questions could easily be understood from a common day to day situation. Take the example of a close relative who requires a triple bypass or needs to undergo a major operation. Will an unqualified relative ever dare to research the procedure of that operation and carry it out by himself? The answer is obvious. Rather, he will employ the services of the greatest expert in that field. Why? Since the well being of our dear one means much to us. If our Deen is beloved to us, then this should be our attitude with regards to the matters of Deen as well.
Source : Madrasah Taaleemuddeen, Isipingo Beach
“You have led the people astray Oh Ibnu `Abbaas!”
When `Abdullah bin `Abbaas (radhiyallahu `anhuma) inquired about the reason, `Urwa (rahmatullahi `alayhi) mentioned a ruling pertaining to the laws of Hajj which `Abdullah bin `Abbaas (radhiyallahu `anhuma) had issued contrary to the ruling of Abu Bakr and `Umar (radhiyallahu `anhuma). `Abdullah bin `Abbaas (radhiyallahu `anhuma) replied: “This is the exact reason why you have been led astray. I am narrating from Rasoolullah Sallallahu Alayhi Wasallam and you are opposing it with the view of Abu Bakr and `Umar (radhiyallahu `anhuma).” `Urwah (rahmatullahi `alayh) said to Ibnu `Abbaas (radhiyallahu `anhuma):
“Indeed Abu Bakr and `Umar (radhiyallahu `anhuma) were more knowledgeable about the Sunnah of Rasoolullah sallallahu alayhi wasallam than you." (Musnad Ahmad, vol. 4, pg. 132, No. 2277, Sharhu Ma`aanil Aathaar, vol. 1, pg. 423).
In a narration of Tabraani the same incident has been recorded with a slight difference. According to this version, when `Urwah (rahmatullahi `alayh) objected, Ibnu `Abbaas (radiyallahu `anhuma) said to him: “Woe be to you! Do you give preference to Abu Bakr and `Umar (radhiyallahu `anhuma) over the book of Allaah and the Sunnah of Rasoolullah Sallallahu Alayhi Wasallam.” Upon this `Urwah (rahmatullahi `alayh) replied: “They were more knowledgeable about the Book of Allaah and the Sunnah of Rasoolullah Sallallahu Alayhi Wasallam than you and I.” Ibnu Abi Mulaykah, the narrator of this incident comments: “Ibnu `Abbaas (radhiyallahu `anhuma) did not have any answer for this.” (Al-Mu`jamul Awsat, vol. 1, pg. 42, No. 21).
The answer of `Urwah (rahmatullahi `alayh) is exactly the answer to those who raise objections such as: What is the need to follow an Imaam? Is it better to follow Rasoolullah Sallallahu Alayhi Wasallam or to follow Abu Haneefah, Maalik, Shaafi`ee and Ahmad bin Hambal (rahmatullaahi alayhim)? In reply to these objections Shaykh Muhammad `Awwaamah writes: “We say to them: We are not pleased to have you as a substitute for these Imaams, as they were more knowledgeable about Rasoolullah Sallallahu Alayhi Wasallam than you.” In fact, when we say “more knowledgeable” we do not mean to draw a comparison, because there is absolutely no comparison between you and them in knowledge. And it is our ardent desire to cling onto the way of Rasoolullah Sallallahu Alayhi Wasallam that drives us to follow their understanding of the pure Sunnah.” (Atharul Hadeethish Shareef, pg. 101).
The crux of these answers is that one does not follow an Imaam in OPPOSITION to the Quraan and Sunnah. Instead, the following of an Imaam is based purely on the intention to follow the Quraan and Sunnah, and they were far more knowledgeable of the Quraan and Sunnah than anyone in this era.
ANSWER THROUGH AN EXAMPLE:
Another simple answer to these types of questions could easily be understood from a common day to day situation. Take the example of a close relative who requires a triple bypass or needs to undergo a major operation. Will an unqualified relative ever dare to research the procedure of that operation and carry it out by himself? The answer is obvious. Rather, he will employ the services of the greatest expert in that field. Why? Since the well being of our dear one means much to us. If our Deen is beloved to us, then this should be our attitude with regards to the matters of Deen as well.
Source : Madrasah Taaleemuddeen, Isipingo Beach
Tips mncari jodoh sunnah nabi dan aamaln para sahabat...
sbanranya carikan calun bagi anak adalah tangung jwap Ibu Bapa.. pada zaman skrg anak yg kna cari berlakulah mcm2 fitnah.. yg paling pelik dan ajaib bapa boleh bnarkan anak kluar berduaan bersama bukan mahram pada waktu malam apa jenis ayahntah.. dahlah wktu malam berdua pulak 2.. yg ketigakn sytan..
1- cari calun 2 melaui perantraan contoh nabi ditawarkan Aisyah r.a dan zainab r.a
2-biLa dah ada tawaran dahulukan dengan solat istikhara.
3- amalan merisik juga sunnah merisik bukan sprti adat kita skrgni merisik kana tnya klakuan serta akhlak wanita tersebut dngan jiran2
4-pergi tgk di rumah tgk 2 sunnah. walaupun aurat wanita pndapat paling kuat dalam mazhab syafie adalah termasuk wajah dan tapak tngan tp dua bahagian ini diharuskan lihat(bila pergi lihat). dan nabi bagitahu ia akan panjangkan jodoh.. dan juga diharuskan bercakap. jumpalah 2 3 kali bersama mahram.
5-dah berkenan maka laksanakan nikah dngan segera. sebab antara perkara yg perlu disegarakan adalah kawin bila dah bertemu jodoh yg sesuai..
bila amal mcm ini maka anda akan selamat dari macam2 fitnah. kawin awal. jgan takut nak bagi makan apa dan sbagainya. Allah akan permudahakan segalanya Allahlah yg beri rezeki. hari ini manusia ingt dia yg berikan rezeki maka bersusah payahlah dia.
dngan berkenalan kluar dan sbagainya berlaku macam2 bencana dan fitnah. bila hati rasa x puas atau x tenag maka jgn teragak2 untuk tingalakan itu tndanya x sesuai bagi anda.
benar sbdaan saidian Umar pada nabi Tuan org yg baik x mungkin Allah jodohkan tuan dengan perempuan yg jahat. jika anda baik maka yakinlah Allah akan berikan anda jodoh yg baik. anda perlu berwaspada dan lakukan amal sprti istikharah dan mesyurah tnda bukan hnya melalui mimpi tp melalui hati hati rasa tertarik hati rasa tenagn dn sbagainya.
1- cari calun 2 melaui perantraan contoh nabi ditawarkan Aisyah r.a dan zainab r.a
2-biLa dah ada tawaran dahulukan dengan solat istikhara.
3- amalan merisik juga sunnah merisik bukan sprti adat kita skrgni merisik kana tnya klakuan serta akhlak wanita tersebut dngan jiran2
4-pergi tgk di rumah tgk 2 sunnah. walaupun aurat wanita pndapat paling kuat dalam mazhab syafie adalah termasuk wajah dan tapak tngan tp dua bahagian ini diharuskan lihat(bila pergi lihat). dan nabi bagitahu ia akan panjangkan jodoh.. dan juga diharuskan bercakap. jumpalah 2 3 kali bersama mahram.
5-dah berkenan maka laksanakan nikah dngan segera. sebab antara perkara yg perlu disegarakan adalah kawin bila dah bertemu jodoh yg sesuai..
bila amal mcm ini maka anda akan selamat dari macam2 fitnah. kawin awal. jgan takut nak bagi makan apa dan sbagainya. Allah akan permudahakan segalanya Allahlah yg beri rezeki. hari ini manusia ingt dia yg berikan rezeki maka bersusah payahlah dia.
dngan berkenalan kluar dan sbagainya berlaku macam2 bencana dan fitnah. bila hati rasa x puas atau x tenag maka jgn teragak2 untuk tingalakan itu tndanya x sesuai bagi anda.
benar sbdaan saidian Umar pada nabi Tuan org yg baik x mungkin Allah jodohkan tuan dengan perempuan yg jahat. jika anda baik maka yakinlah Allah akan berikan anda jodoh yg baik. anda perlu berwaspada dan lakukan amal sprti istikharah dan mesyurah tnda bukan hnya melalui mimpi tp melalui hati hati rasa tertarik hati rasa tenagn dn sbagainya.
Wednesday, April 11, 2012
Syeikh Nuruddin al Banjari - Penerangan Tentang Jamaah Tabligh
Syeikh Nuruddin al Banjari - Penerangan Tentang Jamaah Tabligh (1)
Syeikh Nuruddin al Banjari - Penerangan Tentang Jamaah Tabligh (2)
Syeikh Nuruddin al Banjari - Penerangan Tentang Jamaah Tabligh (2)
Wanita perlu dilindungi..
wanita itu perlu di lindungi.. ramai x faham akan tngung jwap ini. dngan biarkan wanita bersafar berseorngan apa2 terjadi keatasnya siapa yg salah? mahram dia suami dia. sedng nabi mlarng wanita bersafar tmpa mahram. org yg tgh berjihadpun Nabi hantar balik supya teman Isteri dia yg sedng menunaikan Haji. sbbkn kejahilan ini mcm2 berlaku keatas wanita itu. kesalahan yg wanita itu lakukan sebab di inginkan mungkin boleh salahkan wanita itu. tp kesalah yg luar kemampuan dia?? ada satu kes wanita itu telah hilng apa yg x sptunya hilang sbb kna santau. dia dia sndiri telah jadi mangsa tmpa sedar. dia akan trt apa sahaja khndak lelaki itu tp bukn atas khndak dia bila laki itu ckp sesuatu wanita ini akan hilng pemikiran dia dan akan ikot semua yg dia ckp. dan amat malang skli xde siapa pun tahu wanita itu ada masalah begitu. mana mahram dia? yg spatunya lindungi dia.?? sedarlah.. buklah mata kamu wahai lelaki. kamu bertangung jwap lindingi mak kamu kakak kamu adik kamu. Isteri kamu adik kamu. apa yg berlaku ketas wanita yg spatutnya kamu pelihara kamu lindung kamu yg akan tngung dosa..
Hak ayah atas anak berikan nama yg baik
beri didikan agama
kawinkan bila capai usia matang jika x kawinkan pada usia yg spatunya apa sahaja dosa dilakukan oleh anak sbb x kawin akn di tangung oleh ayahnya(maksd Hadith)
Hak ayah atas anak berikan nama yg baik
beri didikan agama
kawinkan bila capai usia matang jika x kawinkan pada usia yg spatunya apa sahaja dosa dilakukan oleh anak sbb x kawin akn di tangung oleh ayahnya(maksd Hadith)
dajjal
Dajjal cannot enter Medina
Hadith - Bukhari 9.245, Narrated Abu Said
One day Allah's Apostle narrated to us a long narration about Ad-Dajjal and among the things he narrated to us, was: "Ad-Dajjal will come, and he will be forbidden to enter the mountain passes of Medina. He will encamp in one of the salt areas neighboring Medina and there will appear to him a man who will be the best or one of the best of the people. He will say 'I testify that you are Ad-Dajjal whose story Allah's Apostle has told us.' Ad-Dajjal will say (to his audience), 'Look, if I kill this man and then give him life, will you have any doubt about my claim?' They will reply, 'No,' Then Ad-Dajjal will kill that man and then will make him alive. The man will say, 'By Allah, now I recognize you more than ever!' Ad-Dajjal will then try to kill him (again) but he will not be given the power to do so."
Hadith - Bukhari 9.247, Narrated Huraira
Allah's Apostle said, "There are angels at the mountain passes of Medina (so that) neither plague nor Ad-Dajjal can enter it."
Hadith - Bukhari 9.239, Narrated Anas bin Malik
The Prophet said, "Ad-Dajjal will come and encamp at a place close to Medina and then Medina will shake thrice whereupon every Kafir (disbeliever) and hypocrite will go out (of Medina) towards him."
Dajjal is One-Eyed
Hadith - Bukhari 9.241, Narrated Abdullah ibn Umar
Allah's Apostle stood up amongst the people and then praised and glorified Allah as He deserved and then he mentioned Ad-Dajjal, saying, "I warn you of him, and there was no prophet but warned his followers of him; but I will tell you something about him which no prophet has told his followers: Ad-Dajjal is one-eyed whereas Allah is not."
Hadith - Bukhari 9.504, Narrated Abdullah
Ad-Dajjal was mentioned in the presence of the Prophet . The Prophet said, "Allah is not hidden from you; He is not one-eyed," and pointed with his hand towards his eye, adding, "While Al-Masih Ad-Dajjal is blind in the right eye and his eye looks like a protruding grape."
Hadith - Bukhari 9.245, Narrated Anas
The Prophet said, "No prophet was sent but that he warned his followers against the one-eyed liar (Ad-Dajjal). Beware! He is blind in one eye, and your Lord is not so, and there will be written between his (Ad-Dajjal's) eyes (the word) Kafir (i.e., disbeliever)." (This Hadith is also quoted by Abu Huraira and Ibn 'Abbas).
Hadith - Bukhari 9.237, Narrated Abu Huraira
Allah's Apostle said, "The Hour will not be established
(1) till two big groups fight each other whereupon there will be a great number of casualties on both sides and they will be following one and the same religious doctrine,
(2) till about thirty Dajjals (liars) appear, and each one of them will claim that he is Allah's Apostle,
(3) till the religious knowledge is taken away (by the death of religious scholars)
(4) earthquakes will increase in number
(5) time will pass quickly,
(6) afflictions will appear,
(7) Al-Harj, (i.e., killing) will increase,
(8) till wealth will be in abundance--so abundant that a wealthy person will worry lest nobody should accept his Zakat, and whenever he will present it to someone, that person (to whom it will be offered) will say, 'I am not in need of it,'
(9) till the people compete with one another in constructing high buildings,
(10) till a man when passing by a grave of someone will say, 'Would that I were in his place,'
(11) and till the sun rises from the West.
So when the sun will rise and the people will see it (rising from the West) they will all believe (embrace Islam) but that will be the time when: (As Allah said,) 'No good will it do to a soul to believe then, if it believed not before, nor earned good (by deeds of righteousness) through its Faith.' (6.158) And the Hour will be established while two men spreading a garment in front of them but they will not be able to sell it, nor fold it up; and the Hour will be established when a man has milked his she-camel and has taken away the milk but he will not be able to drink it; and the Hour will be established before a man repairing a tank (for his livestock) is able to water (his animals) in it; and the Hour will be established when a person has raised a morsel (of food) to his mouth but will not be able to eat it."
Hadith - Muslim #7015, Narrated An-Nawwas ibn Sam'an
Allah's Apostle mentioned of the Dajjal one day in the morning. He sometimes described him as insignificant and sometimes described (his turmoil) as very significant (and we felt) as if he were in the cluster of the date-palm trees. When we went to him (to the Holy Prophet) in the evening and he read (the signs of fear) on our faces, he said: What is the matter with you?
We said: Allah's Apostle you mentioned the Dajjal this morning (sometimes describing him) as insignificant and sometimes very important, until we began to think he was present in some (nearly) part of the cluster of the date-palm trees.
So he said: I harbour fear in regard to you in so many other things besides the Dajjal. If he comes forth while I am among you, I shall contend with him on your behalf, but if he comes forth while I am not among you, a man must contend on his own behalf and Allah will take care of every Muslim on my behalf (and safeguard him against his evil). He (the Dajjal) will be a young man with twisted, cropped hair, and a blind eye. I compare him with AbdulUzza ibn Qatan. He who among you will survive to see him should recite over him the opening verses of Surah al-Kahf (xviii). He will appear on the way between Syria and Iraq and will spread mischief right and left. O servant of Allah! Adhere (to the path of Truth).
We said: Allah's Apostle , how long will he stay on Earth?
He said: For forty days, one day like a year, one day like a month, one day like a week, and the rest of the days will be like your days.
We said: Allah's Apostle will one day's prayer suffice for the prayers of the day equal to one year?
Thereupon he said: No, but you must make an estimate of the time (and then observe prayer).
We said: Allah's apostle how quickly will he walk upon the earth?
Thereupon he said: Like cloud driven by the wind. He will come to the people and invite them (to a wrong religion); they will affirm their faith in him and respond to him. He will then give a command to the sky: there will be rainfall upon the Earth and it will grow crops. Then in the evening, their pasturing animals will come to them with their humps very high, their udders full of milk and their flanks distended. He will then come to another people and invite them. But they will reject him so he will go away from them; they will have a drought and nothing will be left with them in the form of wealth. He will then walk through the desert and say to it: Bring forth your treasures. The treasures will come out and gather before him like a swarm of bees. He will then call someone in the flush of youth, strike him with the sword, cut him into two pieces and (make these pieces lie at the distance which is generally between the archer and his target. He will then call (that young man) and he will come forward laughing with his face gleaming (with happiness).
It will at this very time that Allah will send Christ, son of Mary. He will descend at the white minaret on the eastern side of Damascus, wearing two garments lightly dyed with saffron and placing his hands on the wings of two Angels. When he lowers his head, there will fall beads of perspiration from his head, and when he raises it up, beads like pearls will scatter from it. Every non-believer who smells the odour of his body will die and his breath will reach as far as he is able to see. He will then search for him (Dajjal) until he catches hold of him at the gate of Ludd and kills him. Then a people whom Allah had protected will come to Jesus, son of Mary, and he will wipe their faces and inform them of their ranks in Paradise. It will be under such conditions that Allah will reveal to Jesus these words: I have brought forth from among My servants such people against whom none will be able to fight; you take these people safely to Tur, and then Allah will send Gog and Magog and they will swarm down from every slope. The first of them will pass the lake of Tiberias and drink out of it. And when the last of them passes, he will say: There was once water there.
Jesus and his companions will then be besieged here (at Tur, and they will be so hard pressed) that the head of the ox will be dearer to them than one hundred dinars. Allah's Apostle , Jesus, and his companions will supplicate Allah, Who will send to them insects (which will attack their necks) and in the morning they would perish as one single person. Allah's Apostle , Jesus, and his companions, then come down to Earth and they will not find on Earth as much space as a single span that is not filled with putrefaction and stench. Allah's Apostle , Jesus, and his companions will then beseech Allah who will send birds whose necks would be like those of Bactrian camels and they will carry them away and throw them where Allah wills.
Then Allah will send rain which no house of mud-bricks or (tent of) camel-hair will keep out and it will wash the Earth until it resembles a mirror. Then the Earth will be told to bring forth its fruit and restore its blessing and, as a result thereof, there will grow (such a big) pomegranate that a group of people will be able to eat it and seek shelter under its skin, a dairy cow will give so much milk that a whole party will be able to drink it. The milking camel will give such (a large quantity of) milk that the whole tribe will be able to drink from it, and the milking-sheep will give so much milk that the whole family will be able to drink from it. At that time Allah will send a pleasant wind which will soothe (people) even under their armpits. He will take the life of every Muslim and only the wicked will survive who will commit adultery like asses and the Last Hour would come to them.
Hadith - Abu Dawood #4305, Narrated Imran ibn Husayn
The Prophet said: Let him who hears of the Dajjal (Antichrist) go far from him for I swear by Allah that a man will come to him thinking he is a believer and follow him because of confused ideas roused in him by him.
Conquest of Constantinople
Hadith - Abu Dawood #4283, Narrated Abdullah ibn Busr
The Prophet said: The time between the great war and the conquest of the city (Constantinople) will be six years, and the Dajjal (Antichrist) will come forth in the seventh.
Hadith - Abu Dawood #4282, Narrated Mu'adh ibn Jabal
The Prophet said: The greatest war, the conquest of Constantinople and the coming forth of the Dajjal (Antichrist) will take place within a period of seven months.
Reward from Allah for being the Dajjal's enemy
Hadith - Abu Dawood #4232, Narrated Hudhayfah ibn al-Yaman
Then the Antichrist (Dajjal) will come forth accompanied by a river and fire. He who falls into his fire will certainly receive his reward, and have his load taken off him, but he who falls into his river will have his load retained and his reward taken off him. I then asked: What will come next? He said: The Last Hour will come.
Protection from the Trial of the Dajjal
Hadith - Al-Tirmidhi #2146, Narrated AbudDarda'
Allah's Messenger said, "He who recites three verses at the beginning of al-Kahf will be protected from the trial of the Dajjal."
[Tirmidhi transmitted it, saying this is a hasan sahih tradition.]
Dajjal's Followers
Hadith - Muslim #7034, Narrated Anas ibn Malik
Allah's Apostle said: The Dajjal would be followed by seventy thousand Jews of Isfahan wearing Persian shawls.
The Signs
Hadith - Muslim #7025, Narrated Abdullah ibn Amr ibn al-'As
I committed to memory a hadith from Allah's Apostle and I did not forget it after I had heard Allah's Apostle said: The first sign (out of the signs of the appearance of the Dajjal) would be the appearance of the sun from the west, the appearance of the beast before the people in the forenoon and which of the two happens first, the second one would follow immediately after that.
Dajjal will Perish
Hadith - Muslim #3187, Narrated AbuHurayrah
Allah's Messenger said: Dajjal will come from the eastern side with the intention of attacking Medina until he will get down behind Uhud. Then the angels will turn his face towards Syria and there he will perish.
Hadith - Muslim #6924, Narrated AbuHurayrah
Allah's Apostle said: The Last Hour will not come until the Romans land at al-A'maq or in Dabiq. An army consisting of the best (soldiers) of the people on Earth at that time will come from Medina (to oppose them). When they arrange themselves in ranks, the Romans will say: Do not stand between us and those (Muslims) who took prisoners from among us. Let us fight them. The Muslims will say: Nay, by Allah, we shall never turn aside from you and from our brethren so that you may fight them. They will then fight and a third (part) of the army, whom Allah will never forgive, will run away. A third (part of the army), which will be constituted of excellent martyrs in Allah's eyes, would be killed. The third who will never be put on trial will win and they will be the conquerors of Constantinople. As they are busy in distributing the spoils of war (amongst themselves) after hanging their swords by the olive trees, Satan will cry: The Dajjal has taken your place among your families. They will then come out, but it will be of no avail. When they reach Syria, he will come out while they are still preparing themselves for battle, drawing up the ranks. Certainly, the time of prayer will come and then Jesus (peace be upon him), son of Mary, descend and will lead them in prayer. When the enemy of Allah see him, it will (disappear) just as salt dissolves in water and if he (Jesus) were not to confront them at all, even then it would dissolve completely. Allah would kill them by his hand and he would show them their blood on his lance (the lance of Jesus Christ).
Hadith - Bukhari 9.245, Narrated Abu Said
One day Allah's Apostle narrated to us a long narration about Ad-Dajjal and among the things he narrated to us, was: "Ad-Dajjal will come, and he will be forbidden to enter the mountain passes of Medina. He will encamp in one of the salt areas neighboring Medina and there will appear to him a man who will be the best or one of the best of the people. He will say 'I testify that you are Ad-Dajjal whose story Allah's Apostle has told us.' Ad-Dajjal will say (to his audience), 'Look, if I kill this man and then give him life, will you have any doubt about my claim?' They will reply, 'No,' Then Ad-Dajjal will kill that man and then will make him alive. The man will say, 'By Allah, now I recognize you more than ever!' Ad-Dajjal will then try to kill him (again) but he will not be given the power to do so."
Hadith - Bukhari 9.247, Narrated Huraira
Allah's Apostle said, "There are angels at the mountain passes of Medina (so that) neither plague nor Ad-Dajjal can enter it."
Hadith - Bukhari 9.239, Narrated Anas bin Malik
The Prophet said, "Ad-Dajjal will come and encamp at a place close to Medina and then Medina will shake thrice whereupon every Kafir (disbeliever) and hypocrite will go out (of Medina) towards him."
Dajjal is One-Eyed
Hadith - Bukhari 9.241, Narrated Abdullah ibn Umar
Allah's Apostle stood up amongst the people and then praised and glorified Allah as He deserved and then he mentioned Ad-Dajjal, saying, "I warn you of him, and there was no prophet but warned his followers of him; but I will tell you something about him which no prophet has told his followers: Ad-Dajjal is one-eyed whereas Allah is not."
Hadith - Bukhari 9.504, Narrated Abdullah
Ad-Dajjal was mentioned in the presence of the Prophet . The Prophet said, "Allah is not hidden from you; He is not one-eyed," and pointed with his hand towards his eye, adding, "While Al-Masih Ad-Dajjal is blind in the right eye and his eye looks like a protruding grape."
Hadith - Bukhari 9.245, Narrated Anas
The Prophet said, "No prophet was sent but that he warned his followers against the one-eyed liar (Ad-Dajjal). Beware! He is blind in one eye, and your Lord is not so, and there will be written between his (Ad-Dajjal's) eyes (the word) Kafir (i.e., disbeliever)." (This Hadith is also quoted by Abu Huraira and Ibn 'Abbas).
Hadith - Bukhari 9.237, Narrated Abu Huraira
Allah's Apostle said, "The Hour will not be established
(1) till two big groups fight each other whereupon there will be a great number of casualties on both sides and they will be following one and the same religious doctrine,
(2) till about thirty Dajjals (liars) appear, and each one of them will claim that he is Allah's Apostle,
(3) till the religious knowledge is taken away (by the death of religious scholars)
(4) earthquakes will increase in number
(5) time will pass quickly,
(6) afflictions will appear,
(7) Al-Harj, (i.e., killing) will increase,
(8) till wealth will be in abundance--so abundant that a wealthy person will worry lest nobody should accept his Zakat, and whenever he will present it to someone, that person (to whom it will be offered) will say, 'I am not in need of it,'
(9) till the people compete with one another in constructing high buildings,
(10) till a man when passing by a grave of someone will say, 'Would that I were in his place,'
(11) and till the sun rises from the West.
So when the sun will rise and the people will see it (rising from the West) they will all believe (embrace Islam) but that will be the time when: (As Allah said,) 'No good will it do to a soul to believe then, if it believed not before, nor earned good (by deeds of righteousness) through its Faith.' (6.158) And the Hour will be established while two men spreading a garment in front of them but they will not be able to sell it, nor fold it up; and the Hour will be established when a man has milked his she-camel and has taken away the milk but he will not be able to drink it; and the Hour will be established before a man repairing a tank (for his livestock) is able to water (his animals) in it; and the Hour will be established when a person has raised a morsel (of food) to his mouth but will not be able to eat it."
Hadith - Muslim #7015, Narrated An-Nawwas ibn Sam'an
Allah's Apostle mentioned of the Dajjal one day in the morning. He sometimes described him as insignificant and sometimes described (his turmoil) as very significant (and we felt) as if he were in the cluster of the date-palm trees. When we went to him (to the Holy Prophet) in the evening and he read (the signs of fear) on our faces, he said: What is the matter with you?
We said: Allah's Apostle you mentioned the Dajjal this morning (sometimes describing him) as insignificant and sometimes very important, until we began to think he was present in some (nearly) part of the cluster of the date-palm trees.
So he said: I harbour fear in regard to you in so many other things besides the Dajjal. If he comes forth while I am among you, I shall contend with him on your behalf, but if he comes forth while I am not among you, a man must contend on his own behalf and Allah will take care of every Muslim on my behalf (and safeguard him against his evil). He (the Dajjal) will be a young man with twisted, cropped hair, and a blind eye. I compare him with AbdulUzza ibn Qatan. He who among you will survive to see him should recite over him the opening verses of Surah al-Kahf (xviii). He will appear on the way between Syria and Iraq and will spread mischief right and left. O servant of Allah! Adhere (to the path of Truth).
We said: Allah's Apostle , how long will he stay on Earth?
He said: For forty days, one day like a year, one day like a month, one day like a week, and the rest of the days will be like your days.
We said: Allah's Apostle will one day's prayer suffice for the prayers of the day equal to one year?
Thereupon he said: No, but you must make an estimate of the time (and then observe prayer).
We said: Allah's apostle how quickly will he walk upon the earth?
Thereupon he said: Like cloud driven by the wind. He will come to the people and invite them (to a wrong religion); they will affirm their faith in him and respond to him. He will then give a command to the sky: there will be rainfall upon the Earth and it will grow crops. Then in the evening, their pasturing animals will come to them with their humps very high, their udders full of milk and their flanks distended. He will then come to another people and invite them. But they will reject him so he will go away from them; they will have a drought and nothing will be left with them in the form of wealth. He will then walk through the desert and say to it: Bring forth your treasures. The treasures will come out and gather before him like a swarm of bees. He will then call someone in the flush of youth, strike him with the sword, cut him into two pieces and (make these pieces lie at the distance which is generally between the archer and his target. He will then call (that young man) and he will come forward laughing with his face gleaming (with happiness).
It will at this very time that Allah will send Christ, son of Mary. He will descend at the white minaret on the eastern side of Damascus, wearing two garments lightly dyed with saffron and placing his hands on the wings of two Angels. When he lowers his head, there will fall beads of perspiration from his head, and when he raises it up, beads like pearls will scatter from it. Every non-believer who smells the odour of his body will die and his breath will reach as far as he is able to see. He will then search for him (Dajjal) until he catches hold of him at the gate of Ludd and kills him. Then a people whom Allah had protected will come to Jesus, son of Mary, and he will wipe their faces and inform them of their ranks in Paradise. It will be under such conditions that Allah will reveal to Jesus these words: I have brought forth from among My servants such people against whom none will be able to fight; you take these people safely to Tur, and then Allah will send Gog and Magog and they will swarm down from every slope. The first of them will pass the lake of Tiberias and drink out of it. And when the last of them passes, he will say: There was once water there.
Jesus and his companions will then be besieged here (at Tur, and they will be so hard pressed) that the head of the ox will be dearer to them than one hundred dinars. Allah's Apostle , Jesus, and his companions will supplicate Allah, Who will send to them insects (which will attack their necks) and in the morning they would perish as one single person. Allah's Apostle , Jesus, and his companions, then come down to Earth and they will not find on Earth as much space as a single span that is not filled with putrefaction and stench. Allah's Apostle , Jesus, and his companions will then beseech Allah who will send birds whose necks would be like those of Bactrian camels and they will carry them away and throw them where Allah wills.
Then Allah will send rain which no house of mud-bricks or (tent of) camel-hair will keep out and it will wash the Earth until it resembles a mirror. Then the Earth will be told to bring forth its fruit and restore its blessing and, as a result thereof, there will grow (such a big) pomegranate that a group of people will be able to eat it and seek shelter under its skin, a dairy cow will give so much milk that a whole party will be able to drink it. The milking camel will give such (a large quantity of) milk that the whole tribe will be able to drink from it, and the milking-sheep will give so much milk that the whole family will be able to drink from it. At that time Allah will send a pleasant wind which will soothe (people) even under their armpits. He will take the life of every Muslim and only the wicked will survive who will commit adultery like asses and the Last Hour would come to them.
Hadith - Abu Dawood #4305, Narrated Imran ibn Husayn
The Prophet said: Let him who hears of the Dajjal (Antichrist) go far from him for I swear by Allah that a man will come to him thinking he is a believer and follow him because of confused ideas roused in him by him.
Conquest of Constantinople
Hadith - Abu Dawood #4283, Narrated Abdullah ibn Busr
The Prophet said: The time between the great war and the conquest of the city (Constantinople) will be six years, and the Dajjal (Antichrist) will come forth in the seventh.
Hadith - Abu Dawood #4282, Narrated Mu'adh ibn Jabal
The Prophet said: The greatest war, the conquest of Constantinople and the coming forth of the Dajjal (Antichrist) will take place within a period of seven months.
Reward from Allah for being the Dajjal's enemy
Hadith - Abu Dawood #4232, Narrated Hudhayfah ibn al-Yaman
Then the Antichrist (Dajjal) will come forth accompanied by a river and fire. He who falls into his fire will certainly receive his reward, and have his load taken off him, but he who falls into his river will have his load retained and his reward taken off him. I then asked: What will come next? He said: The Last Hour will come.
Protection from the Trial of the Dajjal
Hadith - Al-Tirmidhi #2146, Narrated AbudDarda'
Allah's Messenger said, "He who recites three verses at the beginning of al-Kahf will be protected from the trial of the Dajjal."
[Tirmidhi transmitted it, saying this is a hasan sahih tradition.]
Dajjal's Followers
Hadith - Muslim #7034, Narrated Anas ibn Malik
Allah's Apostle said: The Dajjal would be followed by seventy thousand Jews of Isfahan wearing Persian shawls.
The Signs
Hadith - Muslim #7025, Narrated Abdullah ibn Amr ibn al-'As
I committed to memory a hadith from Allah's Apostle and I did not forget it after I had heard Allah's Apostle said: The first sign (out of the signs of the appearance of the Dajjal) would be the appearance of the sun from the west, the appearance of the beast before the people in the forenoon and which of the two happens first, the second one would follow immediately after that.
Dajjal will Perish
Hadith - Muslim #3187, Narrated AbuHurayrah
Allah's Messenger said: Dajjal will come from the eastern side with the intention of attacking Medina until he will get down behind Uhud. Then the angels will turn his face towards Syria and there he will perish.
Hadith - Muslim #6924, Narrated AbuHurayrah
Allah's Apostle said: The Last Hour will not come until the Romans land at al-A'maq or in Dabiq. An army consisting of the best (soldiers) of the people on Earth at that time will come from Medina (to oppose them). When they arrange themselves in ranks, the Romans will say: Do not stand between us and those (Muslims) who took prisoners from among us. Let us fight them. The Muslims will say: Nay, by Allah, we shall never turn aside from you and from our brethren so that you may fight them. They will then fight and a third (part) of the army, whom Allah will never forgive, will run away. A third (part of the army), which will be constituted of excellent martyrs in Allah's eyes, would be killed. The third who will never be put on trial will win and they will be the conquerors of Constantinople. As they are busy in distributing the spoils of war (amongst themselves) after hanging their swords by the olive trees, Satan will cry: The Dajjal has taken your place among your families. They will then come out, but it will be of no avail. When they reach Syria, he will come out while they are still preparing themselves for battle, drawing up the ranks. Certainly, the time of prayer will come and then Jesus (peace be upon him), son of Mary, descend and will lead them in prayer. When the enemy of Allah see him, it will (disappear) just as salt dissolves in water and if he (Jesus) were not to confront them at all, even then it would dissolve completely. Allah would kill them by his hand and he would show them their blood on his lance (the lance of Jesus Christ).
Kisah Dajjal dari Tamin ad-Dari
حَدَّثَنَا ابْنُ بُرَيْدَةَ حَدَّثَنِي عَامِرُ بْنُ شَرَاحِيلَ الشَّعْبِيُّ شَعْبُ هَمْدَانَ أَنَّهُ سَأَلَ فَاطِمَةَ بِنْتَ قَيْسٍ أُخْتَ الضَّحَّاكِ بْنِ قَيْسٍ وَكَانَتْ مِنْ الْمُهَاجِرَاتِ الْأُوَلِ فَقَالَ حَدِّثِينِي حَدِيثًا سَمِعْتِيهِ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُسْنِدِيهِ إِلَى أَحَدٍ غَيْرِهِ فَقَالَتْ لَئِنْ شِئْتَ لَأَفْعَلَنَّ فَقَالَ لَهَا أَجَلْ حَدِّثِينِي فَقَالَتْ نَكَحْتُ ابْنَ الْمُغِيرَةِ وَهُوَ مِنْ خِيَارِ شَبَابِ قُرَيْشٍ يَوْمَئِذٍ فَأُصِيبَ فِي أَوَّلِ الْجِهَادِ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا تَأَيَّمْتُ خَطَبَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِي نَفَرٍ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَخَطَبَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى مَوْلَاهُ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ وَكُنْتُ قَدْ حُدِّثْتُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّنِي فَلْيُحِبَّ أُسَامَةَ فَلَمَّا كَلَّمَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْتُ أَمْرِي بِيَدِكَ فَأَنْكِحْنِي مَنْ شِئْتَ فَقَالَ انْتَقِلِي إِلَى أُمِّ شَرِيكٍ وَأُمُّ شَرِيكٍ امْرَأَةٌ غَنِيَّةٌ مِنْ الْأَنْصَارِ عَظِيمَةُ النَّفَقَةِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَنْزِلُ عَلَيْهَا الضِّيفَانُ فَقُلْتُ سَأَفْعَلُ فَقَالَ لَا تَفْعَلِي إِنَّ أُمَّ شَرِيكٍ امْرَأَةٌ كَثِيرَةُ الضِّيفَانِ فَإِنِّي أَكْرَهُ أَنْ يَسْقُطَ عَنْكِ خِمَارُكِ أَوْ يَنْكَشِفَ الثَّوْبُ عَنْ سَاقَيْكِ فَيَرَى الْقَوْمُ مِنْكِ بَعْضَ مَا تَكْرَهِينَ وَلَكِنْ انْتَقِلِي إِلَى ابْنِ عَمِّكِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ وَهُوَ رَجُلٌ مِنْ بَنِي فِهْرٍ فِهْرِ قُرَيْشٍ وَهُوَ مِنْ الْبَطْنِ الَّذِي هِيَ مِنْهُ فَانْتَقَلْتُ إِلَيْهِ فَلَمَّا انْقَضَتْ عِدَّتِي سَمِعْتُ نِدَاءَ الْمُنَادِي مُنَادِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُنَادِي الصَّلَاةَ جَامِعَةً فَخَرَجْتُ إِلَى الْمَسْجِدِ فَصَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكُنْتُ فِي صَفِّ النِّسَاءِ الَّتِي تَلِي ظُهُورَ الْقَوْمِ
فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاتَهُ جَلَسَ عَلَى الْمِنْبَرِ وَهُوَ يَضْحَكُ فَقَالَ لِيَلْزَمْ كُلُّ إِنْسَانٍ مُصَلَّاهُ ثُمَّ قَالَ أَتَدْرُونَ لِمَ جَمَعْتُكُمْ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ إِنِّي وَاللَّهِ مَا جَمَعْتُكُمْ لِرَغْبَةٍ وَلَا لِرَهْبَةٍ وَلَكِنْ جَمَعْتُكُمْ لِأَنَّ تَمِيمًا الدَّارِيَّ كَانَ رَجُلًا نَصْرَانِيًّا فَجَاءَ فَبَايَعَ وَأَسْلَمَ وَحَدَّثَنِي حَدِيثًا وَافَقَ الَّذِي كُنْتُ أُحَدِّثُكُمْ عَنْ مَسِيحِ الدَّجَّالِ حَدَّثَنِي أَنَّهُ رَكِبَ فِي سَفِينَةٍ بَحْرِيَّةٍ مَعَ ثَلَاثِينَ َرجُلًا مِنْ لَخْمٍ وَجُذَامَ فَلَعِبَ بِهِمْ الْمَوْجُ شَهْرًا فِي الْبَحْرِ ثُمَّ أَرْفَئُوا إِلَى جَزِيرَةٍ فِي الْبَحْرِ حَتَّى مَغْرِبِ الشَّمْسِ فَجَلَسُوا فِي أَقْرُبْ السَّفِينَةِ فَدَخَلُوا الْجَزِيرَةَ فَلَقِيَتْهُمْ دَابَّةٌ أَهْلَبُ كَثِيرُ الشَّعَرِ لَا يَدْرُونَ مَا قُبُلُهُ مِنْ دُبُرِهِ مِنْ كَثْرَةِ الشَّعَرِ
فَقَالُوا وَيْلَكِ مَا أَنْتِ فَقَالَتْ أَنَا الْجَسَّاسَةُ قَالُوا وَمَا الْجَسَّاسَةُ قَالَتْ أَيُّهَا الْقَوْمُ انْطَلِقُوا إِلَى هَذَا الرَّجُلِ فِي الدَّيْرِ فَإِنَّهُ إِلَى خَبَرِكُمْ بِالْأَشْوَاقِ قَالَ لَمَّا سَمَّتْ لَنَا رَجُلًا فَرِقْنَا مِنْهَا أَنْ تَكُونَ شَيْطَانَةً قَالَ فَانْطَلَقْنَا سِرَاعًا حَتَّى دَخَلْنَا الدَّيْرَ فَإِذَا فِيهِ أَعْظَمُ إِنْسَانٍ رَأَيْنَاهُ قَطُّ خَلْقًا وَأَشَدُّهُ وِثَاقًا مَجْمُوعَةٌ يَدَاهُ إِلَى عُنُقِهِ مَا بَيْنَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى كَعْبَيْهِ بِالْحَدِيدِ قُلْنَا وَيْلَكَ مَا أَنْتَ قَالَ قَدْ قَدَرْتُمْ عَلَى خَبَرِي فَأَخْبِرُونِي مَا أَنْتُمْ قَالُوا نَحْنُ أُنَاسٌ مِنْ الْعَرَبِ رَكِبْنَا فِي سَفِينَةٍ بَحْرِيَّةٍ فَصَادَفْنَا الْبَحْرَ حِينَ اغْتَلَمَ فَلَعِبَ بِنَا الْمَوْجُ شَهْرًا ثُمَّ أَرْفَأْنَا إِلَى جَزِيرَتِكَ هَذِهِ فَجَلَسْنَا فِي أَقْرُبِهَا فَدَخَلْنَا الْجَزِيرَةَ فَلَقِيَتْنَا دَابَّةٌ أَهْلَبُ كَثِيرُ الشَّعَرِ لَا يُدْرَى مَا قُبُلُهُ مِنْ دُبُرِهِ مِنْ كَثْرَةِ الشَّعَرِ فَقُلْنَا وَيْلَكِ مَا أَنْتِ فَقَالَتْ أَنَا الْجَسَّاسَةُ قُلْنَا وَمَا الْجَسَّاسَةُ قَالَتْ اعْمِدُوا إِلَى هَذَا الرَّجُلِ فِي الدَّيْرِ فَإِنَّهُ إِلَى خَبَرِكُمْ بِالْأَشْوَاقِ فَأَقْبَلْنَا إِلَيْكَ سِرَاعًا وَفَزِعْنَا مِنْهَا وَلَمْ نَأْمَنْ أَنْ تَكُونَ شَيْطَانَةً
فَقَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ نَخْلِ بَيْسَانَ قُلْنَا عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ قَالَ أَسْأَلُكُمْ عَنْ نَخْلِهَا هَلْ يُثْمِرُ قُلْنَا لَهُ نَعَمْ قَالَ أَمَا إِنَّهُ يُوشِكُ أَنْ لَا تُثْمِرَ قَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ بُحَيْرَةِ الطَّبَرِيَّةِ قُلْنَا عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ قَالَ هَلْ فِيهَا مَاءٌ قَالُوا هِيَ كَثِيرَةُ الْمَاءِ قَالَ أَمَا إِنَّ مَاءَهَا يُوشِكُ أَنْ يَذْهَبَ قَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ عَيْنِ زُغَرَ قَالُوا عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ قَالَ هَلْ فِي الْعَيْنِ مَاءٌ وَهَلْ يَزْرَعُ أَهْلُهَا بِمَاءِ الْعَيْنِ قُلْنَا لَهُ نَعَمْ هِيَ كَثِيرَةُ الْمَاءِ وَأَهْلُهَا يَزْرَعُونَ مِنْ مَائِهَا قَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ نَبِيِّ الْأُمِّيِّينَ مَا فَعَلَ قَالُوا قَدْ خَرَجَ مِنْ مَكَّةَ وَنَزَلَ يَثْرِبَ قَالَ أَقَاتَلَهُ الْعَرَبُ قُلْنَا نَعَمْ قَالَ كَيْفَ صَنَعَ بِهِمْ فَأَخْبَرْنَاهُ أَنَّهُ قَدْ ظَهَرَ عَلَى مَنْ يَلِيهِ مِنْ الْعَرَبِ وَأَطَاعُوهُ قَالَ لَهُمْ قَدْ كَانَ ذَلِكَ قُلْنَا نَعَمْ قَالَ أَمَا إِنَّ ذَاكَ خَيْرٌ لَهُمْ أَنْ يُطِيعُوهُ وَإِنِّي مُخْبِرُكُمْ عَنِّي إِنِّي أَنَا الْمَسِيحُ وَإِنِّي أُوشِكُ أَنْ يُؤْذَنَ لِي فِي الْخُرُوجِ فَأَخْرُجَ فَأَسِيرَ فِي الْأَرْضِ فَلَا أَدَعَ قَرْيَةً إِلَّا هَبَطْتُهَا فِي أَرْبَعِينَ لَيْلَةً غَيْرَ مَكَّةَ وَطَيْبَةَ فَهُمَا مُحَرَّمَتَانِ عَلَيَّ كِلْتَاهُمَا كُلَّمَا أَرَدْتُ أَنْ أَدْخُلَ وَاحِدَةً أَوْ وَاحِدًا مِنْهُمَا اسْتَقْبَلَنِي مَلَكٌ بِيَدِهِ السَّيْفُ صَلْتًا يَصُدُّنِي عَنْهَا وَإِنَّ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا مَلَائِكَةً يَحْرُسُونَهَا
قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَطَعَنَ بِمِخْصَرَتِهِ فِي الْمِنْبَرِ هَذِهِ طَيْبَةُ هَذِهِ طَيْبَةُ هَذِهِ طَيْبَةُ يَعْنِي الْمَدِينَةَ أَلَا هَلْ كُنْتُ حَدَّثْتُكُمْ ذَلِكَ فَقَالَ النَّاسُ نَعَمْ فَإِنَّهُ أَعْجَبَنِي حَدِيثُ تَمِيمٍ أَنَّهُ وَافَقَ الَّذِي كُنْتُ أُحَدِّثُكُمْ عَنْهُ وَعَنْ الْمَدِينَةِ وَمَكَّةَ أَلَا إِنَّهُ فِي بَحْرِ الشَّأْمِ أَوْ بَحْرِ الْيَمَنِ لَا بَلْ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَا هُوَ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَا هُوَ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَا هُوَ وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى الْمَشْرِقِ قَالَتْ فَحَفِظْتُ هَذَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Telah disampaikan kepada kami lbn Buraidah dan Amir bin Syurahbil asy-Sya’bi, kabilah Hamdan bahawa dia pernah bertanya kepada Fathimah binti Qais, saudara perempuan adh-Dhahhak bin Qais dan termasuk kelompok perempuan pada hijrah pertama.
Amir berkata, ”Sampaikanlah kepadaku suatu hadis yang engkau dengar dari Rasulullah saw yang tidak engkau sandarkan kepada siapapun selain beliau. ”Fathimah berkata, "Jika engkau mahu nescaya aku lakukan. Amir berkata, "Tentu, sampaikanlah kepadaku.” Fathimah berkata, ”Aku menikahi lbn al-Mughirah. Dia termasuk pemuda plihan kaum Quraisy ketika itu. LaIu dia terkena musibah pada permulaan jihad bersama Rasulullah saw. Ketika aku telah menjadi janda, aku dilamar oleh Abdur Rahman bin ‘Auf untuk salah seorang sahabat Rasulullah saw. Sementara itu, Rasulullah melamarku untuk maulanya, Usamah bin Zaid. Aku pernah diberitahu bahawa Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa mencintaiku, maka hendaklah dia mencintai Usamah. Maka ketika Rasulullah saw bercakap kepadaku, aku berkata, "Urusanku ada di tangan Anda. Nikahkanlah aku kepada siapa saja yang Anda suka. Lalu Rasulullah saw bersabda. ‘Pindahlah kamu ke Ummu Syarik. ‘Ummu Syarik adalah perempuan kaya dan kalangan Ansar yang telah banyak memberikan sumbangan di jalan Allah dan disinggahi banyak tamu. Aku berkata, Aku akan melakukannya. Maka beliau bersabda. "Jangan engkau lakukan. Sesungguhnya Ummu Syarik adalah seorang wanita yang banyak tamunya. Aku tidak suka kain tudungmu jatuh atau baju tersingkap dan kedua betismu sehingga kaum itu akan melihat auratmu. Tetapi, pindahlah ke putra pamanmu, ‘Abdullah bin Amr bin Ummi Maktum, seorang Ielaki dani Bani Fihr’, Fathimah pun pindah kepadanya.
Ketika masa iddahku berakhir, aku mendengar seruan seorang sahabat Rasulullah saw. "Marilah solah berjamaah” Maka aku pergi ke masjid dan solat bersama Rasulullah saw. pada barisan wanita yang berada tepat di belakang kaum itu. Setelah selesai solat, Rasulullah saw, duduk di mimbar. Sambil tersenyum beliau bersabda. "Hendaklah setiap orang tinggal di tempat salatnya. ’Selanjutnya beliau bersabda,’ Apakah kamu semua mengetahui sebab aku mengumpulkan kamu? Mereka menjawab, "Hanya Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui. ’Beliau bersabda, ’Sesungguhnya aku, demi Allah tidak mengumpulkan kamu semua bukan kerana ada pengharapan ataupun ketakutan. Melainkan aku mengumpulkan kamu adalah kerana Tamim ad-Dari, yang dahulunya seorang Nasrani, datang untuk berbai’at masuk Islam. Dia menceritakan kepadaku seperti apa yang telah aku sampaikan kepada kamu tentang Dajjal. Dia menceritakan kepadaku seperti apa yang telah aku sampaikan kepada kamu semua tentang Dajjal.
Dia menceritakan kepadaku bahawa dia mengemudi sebuah perahu bersama 30 orang dari Lakhm dan Judzam. Mereka dipermainkan ombak selama sebulan di laut. Lalu mereka berlabuh menuju suatu pulau di laut itu sampai terbenam matahari. Mereka dudukduduk di pantai dekat perahu. LaIu mereka naik ke pulau itu. Maka mereka didatangi seekor binatang yang banyak bulunya yang mereka tidak dapat membezakan mana bahagian depan dan mana bahagian belakangnya.
Mereka berkata,
“Celaka kau, apakah kamu ini ?
Binatang itu menjawab.
‘Aku adalah mata-mata.’
Mereka bertanya,
‘Mata-mata apa?”
Dia menjawab,
‘Wahai kaum, pergilah kepada orang yang berada di dalam gua, kenana dia merindukan berita dan kamu’
Tamim ad-Dari berkata, Ketika binatang itu menyebutkan kepada kami seseorang, kami meninggalkannya kerana mungkin dia adalah syaitan perempuan. Selanjutnya dia berkala, lalu kami berangkat segera hingga memasuki gua. Tiba-tiba di dalamnya ada seorang manusia yang paling besar badannya dan diikat dengan rantai yang kuat. Kedua tangan dan lehernya disatukan dan diikat dengan besi di antara hingga kedua mata kakinya. Kami katakan, "Celaka kamu, makhluk apakah kamu ini? Dia menjawab, ”kamu telah mengetahui perihalku, kini beritahukan kepadaku, siapakah kamu ini ?
Mereka menjawab,”Kami adalah manusia dari Arab. Kami menaiki perahu lalu dihentam gelombang laut besar dan ombak mempermainkan kami selama sebulan. Kemudian kami berlabuh di pulaumu ini. Kami didatangi seekor binatang yang berbulu lebat sehingga tidak diketahui mana bahagian muka dan mana bahagian belakangnya. Kami bertanya, ”Celaka kamu, binatang apa kamu ini?” ”Saya adalah mata-mata.” “Mata-mata apa?” ‘Pergilah kepada orang yang berada di gua ini kerana dia sangat merindukan berita dari kamu.”
Maka kami pun segera mendapatkan kamu. Kami takut pada binatang itu dan kami tidak tenang jangan-jangan ia adalah syaitan betina. Orang itu berkata,”Beritahukan kepadaku tentang kurma Baisan!”
(Baisan ialah negeri yang terkenal sejak dahulu kala. Negeri ini berada dekat Syam Lama dan merupakan salah satu kota di Palestin.)
Tentang apanya yang engkau nak tanyakan?”
“Aku bertanya kepada kamu apakah kurma berbuah?”
“Sesungguhnya pohon kurma itu hampir tidak akan berbuah.’
Lalu dia berkata lagi.
“Beritahukan kepadaku tentang Tasek Thabaniyyah!”
(Tasik Thabariyyah adalah tasik besar. Panjangnya adalah sepuluh batu dan lebarnya enam batu. Tasek itu dalam dan dapat dilayari kapa/. Tetapi airnya semakin berkurangan. lkannya ditangkap daan airnya manis tawar. Jarak antara Tasik Thabariyyah dengan Bait al-Muqaddis lebih kurang 100 batu.)
“Tentang apanya yang engkau nak tanyakan ?
“Apakah tasik itu masih berair ?
‘Ya Tasik ilu masih banyak airnya.””Sesungguhnya air tasik itu hampir habis,”
Dia berkata,
“Beritahukan kepadaku tentang mata air Zughar!”
(Mata air Zughar adalah nama seorang perempuan yang dinisbatkan pada mata air ini.)
“Mengenai apanya yang nak engkau tanyakan?” “Apakah mata air itu masih memancarkan air? Dan apakah penduduknya masih bercucuk tanam dan mata air itu?”
“Ya mata air itu masih memancarkan banyak air dan penduduknya bercucuk tanam dari air tersebut.” “Terangkan kepadaku tentang nabi yang diutus kepada orang-orang buta huruf, apa yang dilakukannya?” “Dia telah keluar dari Mekah menuju Yatsrib,”
“Apakah orang-orang Arab memenanginya?”
Ya”
“Bagaimana caranya dia memperlakukan mereka7’ “Dia telah menundukkan orang-orang Arab terdekatnya, sehingga mereka mengikutinya.”
“Apakah demikian?” “Ya”
‘Lebih baik bagi mereka untuk mengikutnya.
Aku akan memberitahukan kepada kamu mengenai diriku. Aku ini adalah aI-Masih. Aku hampir akan diizinkan keluar, maka aku akan keluar. Lalu aku akan berjalan di muka bumi. Aku tidak melalui sesuatu kampung melainkan aku tinggal selama 40 malam kecuali kola Mekah dan Thaibah (Madinah). Kedua kota itu diharamkan atasku. Setiap aku akan memasuki salah satu kota itu, aku dihadang oleh malaikat yang memegang pedang untuk memenggalku. Di setiap celah kedua kota itu dijaga oleh para malaikat.”
Fathimah berkata, “Sambil memukulkan tongkatnya pada mimbar, Rasulullah saw bersabda.”lni adalah Thaibah, yakni kota Madinah. lngatlah, apakah hal itu telah aku sampaikan kepada kamu?”
o r a n g r a m a i menjawab :"Benar.”
Nabi Muhammad saw bersabda,”Sungguh cerita Tamim itu sesuai dengan apa yang telah aku sampaikan kepada kamu, juga mengenai kota Mekah dan Madinah. Ketahuilah sesungguhnya Dajjal itu berada di Laut Syam atau di Laut Yaman, bukan dari arah timur, bukan dari arah timur, bukan dari arah timur.” Baginda mengisyaratkan dengan tangannya ke arah timur.”Selanjutnya Fathimah berkata, ”Maka aku menghafalkan hadis ini dari Rasulullah.” Hadis riwayat Muslim.
فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاتَهُ جَلَسَ عَلَى الْمِنْبَرِ وَهُوَ يَضْحَكُ فَقَالَ لِيَلْزَمْ كُلُّ إِنْسَانٍ مُصَلَّاهُ ثُمَّ قَالَ أَتَدْرُونَ لِمَ جَمَعْتُكُمْ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ إِنِّي وَاللَّهِ مَا جَمَعْتُكُمْ لِرَغْبَةٍ وَلَا لِرَهْبَةٍ وَلَكِنْ جَمَعْتُكُمْ لِأَنَّ تَمِيمًا الدَّارِيَّ كَانَ رَجُلًا نَصْرَانِيًّا فَجَاءَ فَبَايَعَ وَأَسْلَمَ وَحَدَّثَنِي حَدِيثًا وَافَقَ الَّذِي كُنْتُ أُحَدِّثُكُمْ عَنْ مَسِيحِ الدَّجَّالِ حَدَّثَنِي أَنَّهُ رَكِبَ فِي سَفِينَةٍ بَحْرِيَّةٍ مَعَ ثَلَاثِينَ َرجُلًا مِنْ لَخْمٍ وَجُذَامَ فَلَعِبَ بِهِمْ الْمَوْجُ شَهْرًا فِي الْبَحْرِ ثُمَّ أَرْفَئُوا إِلَى جَزِيرَةٍ فِي الْبَحْرِ حَتَّى مَغْرِبِ الشَّمْسِ فَجَلَسُوا فِي أَقْرُبْ السَّفِينَةِ فَدَخَلُوا الْجَزِيرَةَ فَلَقِيَتْهُمْ دَابَّةٌ أَهْلَبُ كَثِيرُ الشَّعَرِ لَا يَدْرُونَ مَا قُبُلُهُ مِنْ دُبُرِهِ مِنْ كَثْرَةِ الشَّعَرِ
فَقَالُوا وَيْلَكِ مَا أَنْتِ فَقَالَتْ أَنَا الْجَسَّاسَةُ قَالُوا وَمَا الْجَسَّاسَةُ قَالَتْ أَيُّهَا الْقَوْمُ انْطَلِقُوا إِلَى هَذَا الرَّجُلِ فِي الدَّيْرِ فَإِنَّهُ إِلَى خَبَرِكُمْ بِالْأَشْوَاقِ قَالَ لَمَّا سَمَّتْ لَنَا رَجُلًا فَرِقْنَا مِنْهَا أَنْ تَكُونَ شَيْطَانَةً قَالَ فَانْطَلَقْنَا سِرَاعًا حَتَّى دَخَلْنَا الدَّيْرَ فَإِذَا فِيهِ أَعْظَمُ إِنْسَانٍ رَأَيْنَاهُ قَطُّ خَلْقًا وَأَشَدُّهُ وِثَاقًا مَجْمُوعَةٌ يَدَاهُ إِلَى عُنُقِهِ مَا بَيْنَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى كَعْبَيْهِ بِالْحَدِيدِ قُلْنَا وَيْلَكَ مَا أَنْتَ قَالَ قَدْ قَدَرْتُمْ عَلَى خَبَرِي فَأَخْبِرُونِي مَا أَنْتُمْ قَالُوا نَحْنُ أُنَاسٌ مِنْ الْعَرَبِ رَكِبْنَا فِي سَفِينَةٍ بَحْرِيَّةٍ فَصَادَفْنَا الْبَحْرَ حِينَ اغْتَلَمَ فَلَعِبَ بِنَا الْمَوْجُ شَهْرًا ثُمَّ أَرْفَأْنَا إِلَى جَزِيرَتِكَ هَذِهِ فَجَلَسْنَا فِي أَقْرُبِهَا فَدَخَلْنَا الْجَزِيرَةَ فَلَقِيَتْنَا دَابَّةٌ أَهْلَبُ كَثِيرُ الشَّعَرِ لَا يُدْرَى مَا قُبُلُهُ مِنْ دُبُرِهِ مِنْ كَثْرَةِ الشَّعَرِ فَقُلْنَا وَيْلَكِ مَا أَنْتِ فَقَالَتْ أَنَا الْجَسَّاسَةُ قُلْنَا وَمَا الْجَسَّاسَةُ قَالَتْ اعْمِدُوا إِلَى هَذَا الرَّجُلِ فِي الدَّيْرِ فَإِنَّهُ إِلَى خَبَرِكُمْ بِالْأَشْوَاقِ فَأَقْبَلْنَا إِلَيْكَ سِرَاعًا وَفَزِعْنَا مِنْهَا وَلَمْ نَأْمَنْ أَنْ تَكُونَ شَيْطَانَةً
فَقَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ نَخْلِ بَيْسَانَ قُلْنَا عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ قَالَ أَسْأَلُكُمْ عَنْ نَخْلِهَا هَلْ يُثْمِرُ قُلْنَا لَهُ نَعَمْ قَالَ أَمَا إِنَّهُ يُوشِكُ أَنْ لَا تُثْمِرَ قَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ بُحَيْرَةِ الطَّبَرِيَّةِ قُلْنَا عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ قَالَ هَلْ فِيهَا مَاءٌ قَالُوا هِيَ كَثِيرَةُ الْمَاءِ قَالَ أَمَا إِنَّ مَاءَهَا يُوشِكُ أَنْ يَذْهَبَ قَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ عَيْنِ زُغَرَ قَالُوا عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ قَالَ هَلْ فِي الْعَيْنِ مَاءٌ وَهَلْ يَزْرَعُ أَهْلُهَا بِمَاءِ الْعَيْنِ قُلْنَا لَهُ نَعَمْ هِيَ كَثِيرَةُ الْمَاءِ وَأَهْلُهَا يَزْرَعُونَ مِنْ مَائِهَا قَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ نَبِيِّ الْأُمِّيِّينَ مَا فَعَلَ قَالُوا قَدْ خَرَجَ مِنْ مَكَّةَ وَنَزَلَ يَثْرِبَ قَالَ أَقَاتَلَهُ الْعَرَبُ قُلْنَا نَعَمْ قَالَ كَيْفَ صَنَعَ بِهِمْ فَأَخْبَرْنَاهُ أَنَّهُ قَدْ ظَهَرَ عَلَى مَنْ يَلِيهِ مِنْ الْعَرَبِ وَأَطَاعُوهُ قَالَ لَهُمْ قَدْ كَانَ ذَلِكَ قُلْنَا نَعَمْ قَالَ أَمَا إِنَّ ذَاكَ خَيْرٌ لَهُمْ أَنْ يُطِيعُوهُ وَإِنِّي مُخْبِرُكُمْ عَنِّي إِنِّي أَنَا الْمَسِيحُ وَإِنِّي أُوشِكُ أَنْ يُؤْذَنَ لِي فِي الْخُرُوجِ فَأَخْرُجَ فَأَسِيرَ فِي الْأَرْضِ فَلَا أَدَعَ قَرْيَةً إِلَّا هَبَطْتُهَا فِي أَرْبَعِينَ لَيْلَةً غَيْرَ مَكَّةَ وَطَيْبَةَ فَهُمَا مُحَرَّمَتَانِ عَلَيَّ كِلْتَاهُمَا كُلَّمَا أَرَدْتُ أَنْ أَدْخُلَ وَاحِدَةً أَوْ وَاحِدًا مِنْهُمَا اسْتَقْبَلَنِي مَلَكٌ بِيَدِهِ السَّيْفُ صَلْتًا يَصُدُّنِي عَنْهَا وَإِنَّ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا مَلَائِكَةً يَحْرُسُونَهَا
قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَطَعَنَ بِمِخْصَرَتِهِ فِي الْمِنْبَرِ هَذِهِ طَيْبَةُ هَذِهِ طَيْبَةُ هَذِهِ طَيْبَةُ يَعْنِي الْمَدِينَةَ أَلَا هَلْ كُنْتُ حَدَّثْتُكُمْ ذَلِكَ فَقَالَ النَّاسُ نَعَمْ فَإِنَّهُ أَعْجَبَنِي حَدِيثُ تَمِيمٍ أَنَّهُ وَافَقَ الَّذِي كُنْتُ أُحَدِّثُكُمْ عَنْهُ وَعَنْ الْمَدِينَةِ وَمَكَّةَ أَلَا إِنَّهُ فِي بَحْرِ الشَّأْمِ أَوْ بَحْرِ الْيَمَنِ لَا بَلْ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَا هُوَ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَا هُوَ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَا هُوَ وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى الْمَشْرِقِ قَالَتْ فَحَفِظْتُ هَذَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Telah disampaikan kepada kami lbn Buraidah dan Amir bin Syurahbil asy-Sya’bi, kabilah Hamdan bahawa dia pernah bertanya kepada Fathimah binti Qais, saudara perempuan adh-Dhahhak bin Qais dan termasuk kelompok perempuan pada hijrah pertama.
Amir berkata, ”Sampaikanlah kepadaku suatu hadis yang engkau dengar dari Rasulullah saw yang tidak engkau sandarkan kepada siapapun selain beliau. ”Fathimah berkata, "Jika engkau mahu nescaya aku lakukan. Amir berkata, "Tentu, sampaikanlah kepadaku.” Fathimah berkata, ”Aku menikahi lbn al-Mughirah. Dia termasuk pemuda plihan kaum Quraisy ketika itu. LaIu dia terkena musibah pada permulaan jihad bersama Rasulullah saw. Ketika aku telah menjadi janda, aku dilamar oleh Abdur Rahman bin ‘Auf untuk salah seorang sahabat Rasulullah saw. Sementara itu, Rasulullah melamarku untuk maulanya, Usamah bin Zaid. Aku pernah diberitahu bahawa Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa mencintaiku, maka hendaklah dia mencintai Usamah. Maka ketika Rasulullah saw bercakap kepadaku, aku berkata, "Urusanku ada di tangan Anda. Nikahkanlah aku kepada siapa saja yang Anda suka. Lalu Rasulullah saw bersabda. ‘Pindahlah kamu ke Ummu Syarik. ‘Ummu Syarik adalah perempuan kaya dan kalangan Ansar yang telah banyak memberikan sumbangan di jalan Allah dan disinggahi banyak tamu. Aku berkata, Aku akan melakukannya. Maka beliau bersabda. "Jangan engkau lakukan. Sesungguhnya Ummu Syarik adalah seorang wanita yang banyak tamunya. Aku tidak suka kain tudungmu jatuh atau baju tersingkap dan kedua betismu sehingga kaum itu akan melihat auratmu. Tetapi, pindahlah ke putra pamanmu, ‘Abdullah bin Amr bin Ummi Maktum, seorang Ielaki dani Bani Fihr’, Fathimah pun pindah kepadanya.
Ketika masa iddahku berakhir, aku mendengar seruan seorang sahabat Rasulullah saw. "Marilah solah berjamaah” Maka aku pergi ke masjid dan solat bersama Rasulullah saw. pada barisan wanita yang berada tepat di belakang kaum itu. Setelah selesai solat, Rasulullah saw, duduk di mimbar. Sambil tersenyum beliau bersabda. "Hendaklah setiap orang tinggal di tempat salatnya. ’Selanjutnya beliau bersabda,’ Apakah kamu semua mengetahui sebab aku mengumpulkan kamu? Mereka menjawab, "Hanya Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui. ’Beliau bersabda, ’Sesungguhnya aku, demi Allah tidak mengumpulkan kamu semua bukan kerana ada pengharapan ataupun ketakutan. Melainkan aku mengumpulkan kamu adalah kerana Tamim ad-Dari, yang dahulunya seorang Nasrani, datang untuk berbai’at masuk Islam. Dia menceritakan kepadaku seperti apa yang telah aku sampaikan kepada kamu tentang Dajjal. Dia menceritakan kepadaku seperti apa yang telah aku sampaikan kepada kamu semua tentang Dajjal.
Dia menceritakan kepadaku bahawa dia mengemudi sebuah perahu bersama 30 orang dari Lakhm dan Judzam. Mereka dipermainkan ombak selama sebulan di laut. Lalu mereka berlabuh menuju suatu pulau di laut itu sampai terbenam matahari. Mereka dudukduduk di pantai dekat perahu. LaIu mereka naik ke pulau itu. Maka mereka didatangi seekor binatang yang banyak bulunya yang mereka tidak dapat membezakan mana bahagian depan dan mana bahagian belakangnya.
Mereka berkata,
“Celaka kau, apakah kamu ini ?
Binatang itu menjawab.
‘Aku adalah mata-mata.’
Mereka bertanya,
‘Mata-mata apa?”
Dia menjawab,
‘Wahai kaum, pergilah kepada orang yang berada di dalam gua, kenana dia merindukan berita dan kamu’
Tamim ad-Dari berkata, Ketika binatang itu menyebutkan kepada kami seseorang, kami meninggalkannya kerana mungkin dia adalah syaitan perempuan. Selanjutnya dia berkala, lalu kami berangkat segera hingga memasuki gua. Tiba-tiba di dalamnya ada seorang manusia yang paling besar badannya dan diikat dengan rantai yang kuat. Kedua tangan dan lehernya disatukan dan diikat dengan besi di antara hingga kedua mata kakinya. Kami katakan, "Celaka kamu, makhluk apakah kamu ini? Dia menjawab, ”kamu telah mengetahui perihalku, kini beritahukan kepadaku, siapakah kamu ini ?
Mereka menjawab,”Kami adalah manusia dari Arab. Kami menaiki perahu lalu dihentam gelombang laut besar dan ombak mempermainkan kami selama sebulan. Kemudian kami berlabuh di pulaumu ini. Kami didatangi seekor binatang yang berbulu lebat sehingga tidak diketahui mana bahagian muka dan mana bahagian belakangnya. Kami bertanya, ”Celaka kamu, binatang apa kamu ini?” ”Saya adalah mata-mata.” “Mata-mata apa?” ‘Pergilah kepada orang yang berada di gua ini kerana dia sangat merindukan berita dari kamu.”
Maka kami pun segera mendapatkan kamu. Kami takut pada binatang itu dan kami tidak tenang jangan-jangan ia adalah syaitan betina. Orang itu berkata,”Beritahukan kepadaku tentang kurma Baisan!”
(Baisan ialah negeri yang terkenal sejak dahulu kala. Negeri ini berada dekat Syam Lama dan merupakan salah satu kota di Palestin.)
Tentang apanya yang engkau nak tanyakan?”
“Aku bertanya kepada kamu apakah kurma berbuah?”
“Sesungguhnya pohon kurma itu hampir tidak akan berbuah.’
Lalu dia berkata lagi.
“Beritahukan kepadaku tentang Tasek Thabaniyyah!”
(Tasik Thabariyyah adalah tasik besar. Panjangnya adalah sepuluh batu dan lebarnya enam batu. Tasek itu dalam dan dapat dilayari kapa/. Tetapi airnya semakin berkurangan. lkannya ditangkap daan airnya manis tawar. Jarak antara Tasik Thabariyyah dengan Bait al-Muqaddis lebih kurang 100 batu.)
“Tentang apanya yang engkau nak tanyakan ?
“Apakah tasik itu masih berair ?
‘Ya Tasik ilu masih banyak airnya.””Sesungguhnya air tasik itu hampir habis,”
Dia berkata,
“Beritahukan kepadaku tentang mata air Zughar!”
(Mata air Zughar adalah nama seorang perempuan yang dinisbatkan pada mata air ini.)
“Mengenai apanya yang nak engkau tanyakan?” “Apakah mata air itu masih memancarkan air? Dan apakah penduduknya masih bercucuk tanam dan mata air itu?”
“Ya mata air itu masih memancarkan banyak air dan penduduknya bercucuk tanam dari air tersebut.” “Terangkan kepadaku tentang nabi yang diutus kepada orang-orang buta huruf, apa yang dilakukannya?” “Dia telah keluar dari Mekah menuju Yatsrib,”
“Apakah orang-orang Arab memenanginya?”
Ya”
“Bagaimana caranya dia memperlakukan mereka7’ “Dia telah menundukkan orang-orang Arab terdekatnya, sehingga mereka mengikutinya.”
“Apakah demikian?” “Ya”
‘Lebih baik bagi mereka untuk mengikutnya.
Aku akan memberitahukan kepada kamu mengenai diriku. Aku ini adalah aI-Masih. Aku hampir akan diizinkan keluar, maka aku akan keluar. Lalu aku akan berjalan di muka bumi. Aku tidak melalui sesuatu kampung melainkan aku tinggal selama 40 malam kecuali kola Mekah dan Thaibah (Madinah). Kedua kota itu diharamkan atasku. Setiap aku akan memasuki salah satu kota itu, aku dihadang oleh malaikat yang memegang pedang untuk memenggalku. Di setiap celah kedua kota itu dijaga oleh para malaikat.”
Fathimah berkata, “Sambil memukulkan tongkatnya pada mimbar, Rasulullah saw bersabda.”lni adalah Thaibah, yakni kota Madinah. lngatlah, apakah hal itu telah aku sampaikan kepada kamu?”
o r a n g r a m a i menjawab :"Benar.”
Nabi Muhammad saw bersabda,”Sungguh cerita Tamim itu sesuai dengan apa yang telah aku sampaikan kepada kamu, juga mengenai kota Mekah dan Madinah. Ketahuilah sesungguhnya Dajjal itu berada di Laut Syam atau di Laut Yaman, bukan dari arah timur, bukan dari arah timur, bukan dari arah timur.” Baginda mengisyaratkan dengan tangannya ke arah timur.”Selanjutnya Fathimah berkata, ”Maka aku menghafalkan hadis ini dari Rasulullah.” Hadis riwayat Muslim.
Tuesday, April 10, 2012
betolkan Yakin.
Allah berkuasa makhluk langsung x de kuasa. x boleh bagi sedikitpun manfaat ataupun mudarat tmpa ada izin Allah. Allahlah yg mnetapkan segala2nya. dalam hadith di sebut seandainya seluruh dunia ingin bari seseorg manfaat tmpa izn Allah x akan mampu begitu juga seluruh dunia ingin beri mudarat tmpa izn Allah x akan mampu. Allah yg mentpakn jodoh. kita cari ke x cari ke suka ke x suka ke siapa yg Allah dah tetapkan tetap dialah akan jadi jodoh kita. bila x dapat org yg kita suka kna redho. Allah dah pun tetpkan siapa untuk siapa nak rungsing knapa? jika satu org itu jodoh kita x de satu kuasapun dalam dunia ini boleh mnghalang kita dari kawin dia begitujuga jika satu org itu bukna jodoh kita satu dunia berusaha bersusah payah untuk mnyatukan maka x mungkin akan berlaku. Pena telah di angkkat dakwat telahpun kering. maka segala apa yg berlaku itu sesuai dengan kehndak dan ktentuan Allah. hari ini ramai kecoh sihir, santau,, pukau dn sbagainya. nk kecoh sngat np? buknya bnada2 ada kuasa pun? jika yakin kita pada Allah itu betol x mungkin ssemua dapat gangu kita. mula2 kana betolkan yakin selain Allah x kira keedai, makanan, air, api, Raja, dan apa2 yg boleh nmpk dan apa2 yg xde kuasa sihir, jin dan sbgaianyua ttp xde kuasa langsung x boleh beri manfaat ataupun mudarat tmpa adanya izin Allah. Allah itu pennetu sagalanya. Allah pemilahara kita. Mintalah pada Allah Allah akan berikan.
semua masalah boleh selesai dngan perantaraan Aamal. dengan solat dengan baca Quraan dngan tahajjud boleh selesai masalah. selsaikanlah masalah ngan amal. doalah pada Allah Allah tetap akan berikan.
Ikhlasakan hati. x ikhls dan takbur pnghalang hidayah. bila kita buang dua sifat ini Allah akan berikan hidayah pada kita. dan juga kita kana mujahada dngan mujahadah juga Allah akan berikan hidayah. semua kita kna anggab dirikita hartakita bukan milik kita milik mutlak Allah. untuk itu kna koraban atas maksud itu semua sedia Inshallah?
semua masalah boleh selesai dngan perantaraan Aamal. dengan solat dengan baca Quraan dngan tahajjud boleh selesai masalah. selsaikanlah masalah ngan amal. doalah pada Allah Allah tetap akan berikan.
Ikhlasakan hati. x ikhls dan takbur pnghalang hidayah. bila kita buang dua sifat ini Allah akan berikan hidayah pada kita. dan juga kita kana mujahada dngan mujahadah juga Allah akan berikan hidayah. semua kita kna anggab dirikita hartakita bukan milik kita milik mutlak Allah. untuk itu kna koraban atas maksud itu semua sedia Inshallah?
Tuesday, April 3, 2012
DAhsyatnya Neraka.....!!!!
Bagaimanakah Neraka Serta Ahlinya
Abul-Laits Meriwayatkan Dengan Sanadnya Dari Abu Hurairah R.A. Berkata: Rasulullah S.A.W. Bersabda: "Api Neraka Telah Dinyalakan Selama Seribu Tahun Sehingga Merah, Kemudian Dilanjutkan Seribu Tahun Sehingga Putih, Kemudian Dilanjutkan Seribu Tahun Sehingga Gelap Bagaikan Malam Yang Kelam."
Diriwayatkan Bahawa Yazid Bin Martsad Selalu Menangis Sehingga Tidak Pernah Kering Air Matanya Dan Ketika Ditanya, Maka Dijawabnya: Andaikata Allah S.W.T. Mengancam Akan Memenjarakan Aku Didalam Bilik Mandi Selama Seribu Tahun. Nescaya Sudah Selayaknya Air Mataku Tidak Berhenti Maka Bagaimana Sedang Kini Telah Mengancam Akan Memasukkan Aku Dalam Api Neraka Yang Telah Dinyalakan Selama Tiga Ribu Tahun!!!"
Abul-Laits Meriwayatkan Dengan Sanadnya Dari Mujahid Berkata: "Sesungguhnya Di Jahannam Ada Beberapa Perigi Berisi Ular-Ular Sebesar Leher Unta Dan Kala Sebesar Kaldai, Maka Larilah Orang-Orang Ahli Neraka Ke Ular Itu, Maka Bila Tersentuh Oleh Bibirnya Langsung Terkelupas Rambut, Kulit Dan Kuku Dan Mereka Tidak Dapat Selamat Dari Gigitan Itu Kecuali Jika Lari Ke Dalam Neraka."
Abdullah Bin Jubair Meriwayatkan Bahawa Rasulullah S.A.W. Bersabda: "Bahawa Didalam Neraka Ada Ular-Ular Sebesar Leher Unta, Jika Menggigit Maka Rasa Pedih Bisanya Tetap Terasa Hingga Empat Puluh Tahun. Juga Didalam Neraka Ada Kala Sebesar Kaldai, Jika Menggigit Maka Akan Terasa Pedih Bisanya Selama Empat Puluh Tahun."
Al-A'masy Dari Yasid Bin Wahab Dari Ibn Mas'ud Berkata: "Sesungguhnya Apimu Ini Sebahagian Dari Tujuh Puluh Bagian Dari Api Neraka, Dan Andaikan Tidak Didinginkan Dalam Laut Dua Kali Nescaya Kamu Tidak Dapat Mempergunakannya."
Mujahid Berkata: "Sesungguhnya Apimu Ini Berlindung Kepada Allah S.W.T. Dari Neraka Jahannam." Rasulullah S.A.W. Bersabda: "Sesungguhnya Seringan-Ringan Siksa Ahli Neraka Iaitu Seorang Yang Berkasutkan Dari Api Neraka, Dan Dapat Mendidihkan Otaknya, Seolah-Olah Di Telinganya Ada Api, Dan Giginya Berapi Dan Di Bibirnya Ada Wap Api, Dan Keluar Ususnya Dari Bawah Kakinya, Bahkan Ia Merasa Bahawa Dialah Yang Terberat Siksanya Dari Semua Ahli Neraka, Padahal Ia Sangat Ringan Siksanya Dari Semua Ahli Neraka."
Abul-Laits Meriwayatkan Dengan Sanadnya Dari Abu Hurairah R.A. Berkata: Rasulullah S.A.W. Bersabda: "Api Neraka Telah Dinyalakan Selama Seribu Tahun Sehingga Merah, Kemudian Dilanjutkan Seribu Tahun Sehingga Putih, Kemudian Dilanjutkan Seribu Tahun Sehingga Gelap Bagaikan Malam Yang Kelam."
Diriwayatkan Bahawa Yazid Bin Martsad Selalu Menangis Sehingga Tidak Pernah Kering Air Matanya Dan Ketika Ditanya, Maka Dijawabnya: Andaikata Allah S.W.T. Mengancam Akan Memenjarakan Aku Didalam Bilik Mandi Selama Seribu Tahun. Nescaya Sudah Selayaknya Air Mataku Tidak Berhenti Maka Bagaimana Sedang Kini Telah Mengancam Akan Memasukkan Aku Dalam Api Neraka Yang Telah Dinyalakan Selama Tiga Ribu Tahun!!!"
Abul-Laits Meriwayatkan Dengan Sanadnya Dari Mujahid Berkata: "Sesungguhnya Di Jahannam Ada Beberapa Perigi Berisi Ular-Ular Sebesar Leher Unta Dan Kala Sebesar Kaldai, Maka Larilah Orang-Orang Ahli Neraka Ke Ular Itu, Maka Bila Tersentuh Oleh Bibirnya Langsung Terkelupas Rambut, Kulit Dan Kuku Dan Mereka Tidak Dapat Selamat Dari Gigitan Itu Kecuali Jika Lari Ke Dalam Neraka."
Abdullah Bin Jubair Meriwayatkan Bahawa Rasulullah S.A.W. Bersabda: "Bahawa Didalam Neraka Ada Ular-Ular Sebesar Leher Unta, Jika Menggigit Maka Rasa Pedih Bisanya Tetap Terasa Hingga Empat Puluh Tahun. Juga Didalam Neraka Ada Kala Sebesar Kaldai, Jika Menggigit Maka Akan Terasa Pedih Bisanya Selama Empat Puluh Tahun."
Al-A'masy Dari Yasid Bin Wahab Dari Ibn Mas'ud Berkata: "Sesungguhnya Apimu Ini Sebahagian Dari Tujuh Puluh Bagian Dari Api Neraka, Dan Andaikan Tidak Didinginkan Dalam Laut Dua Kali Nescaya Kamu Tidak Dapat Mempergunakannya."
Mujahid Berkata: "Sesungguhnya Apimu Ini Berlindung Kepada Allah S.W.T. Dari Neraka Jahannam." Rasulullah S.A.W. Bersabda: "Sesungguhnya Seringan-Ringan Siksa Ahli Neraka Iaitu Seorang Yang Berkasutkan Dari Api Neraka, Dan Dapat Mendidihkan Otaknya, Seolah-Olah Di Telinganya Ada Api, Dan Giginya Berapi Dan Di Bibirnya Ada Wap Api, Dan Keluar Ususnya Dari Bawah Kakinya, Bahkan Ia Merasa Bahawa Dialah Yang Terberat Siksanya Dari Semua Ahli Neraka, Padahal Ia Sangat Ringan Siksanya Dari Semua Ahli Neraka."
Monday, April 2, 2012
Sunday, April 1, 2012
Siapakah pemerintah bagi umat Islam
Dalam fiqh Islam, ketua negara atau pemimpin umat Islam disebut dengan beberapa nama.Ia adalah seperti Khalifah, Imamatul Kubra (pemimpin utama atau tertinggi), al-Imam, Waliyyul Amr, Imaratul Mukminin atau Amirul Mukminin, imam al-Muslimin, Sultan, dan al-Malik (raja). Kemudian, di bawah pemimpin tertinggi akan ada pula wakil-wakil pemimpin, para pembantunya, menteri-menteri, wali kota, garbenor, panglima, dan selainnya yang dilantik oleh pemimpin pertama (tertinggi).
Memilih seorang pemimpin (muslim) bagi menguruskan hal ehwal umat Islam dalam sesebuah negara hukumnya adalah wajib berdasarkan al-Qur’an, as-Sunnah dan ijma’ ulama.Tugas pemimpin umat Islam secara umum adalah untuk menjaga urusan agama dan urusan yang berkaitan dengan keduniaan.
Al-Khaththabi rah menyebutkan:
ان المراد بأئمة المسلمين الخلفاء وغيرهم ممن يقوم بأمور المسملين من اصحاب الولايات
“Yang dimaksudkan dengan pemimpin umat Islam adalah para khalifah dan selainnya dari kalangan para pemimpin yang memegang tanggungjawab menguruskan hal-ehwal umat Islam (masyarakat).” (Syarah Shahih Muslim, 2/38)
Rasulullah Saw bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap daripada kamu akan ditanya berkenaan kepimpinannya. Seseorang amir (pemimpin) yang menguruskan hal ehwal masyarakat adalah pemimpin, dan ia akan disoal berkenaan urusan kepimpinannya.” (Hadis Riwayat at-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, 6/296, no. 1627. Hadis hasan sahih)
Syaikh ‘Abdus Salam B. Barjas rahimahullah telah menggariskan beberapa kaedah dalam menentukan siapakah dia pemimpin (bagi umat Islam). Yang dengannya ia perlu ditaati, dihormati serta mendapat hak-haknya sebagai pemimpin atau pemerintah. Berikut disimpulkan kaedah-kaedah tersebut secara ringkas yang diambil dari buku beliau Mu’aamalatul Hukkam fii Dhaw al-Kitab wa as-Sunnah, pada bab fii Qowa’id Tata’allaq bil Amanah:
Ibnu Baththal rah berkata, “Para fuqaha’ telah sepakat (ijma’) berkenaan kewajiban mentaati sultan (pemerintah) yang memiliki kuasa walaupun dia mendapat kuasa tersebut dengan cara rampasan atau pemberontakan (mutaghallib), dan hendaklah kita berjihad bersama-samanya. Ini adalah kerana ketaatan kepadanya lebih baik dari keluar meninggalkan ketaatan kepadanya (dengan mengambil sikap membangkang atau memberontak), yang dengannya mampu memelihara darah dan menenangkan orang ramai (masyarakat). Tidak ada pengecualian dalam perkara ini, melainkan apabila sultan melakukan kekafiran yang nyata.”.” (Ibnu Hajar, Fathul Bari, 13/7)
Sebagaimana juga perkataan Ibnu Qudamah rah (Wafat: 620H), “Apabila naiknya Abdul Malik B. Marwan dengan cara keluar menentang Ibnu az-Zubair, membunuhnya, memaksa rakyat dengan pedang hingga dia naik sebagai imam (pemimpin) dan diberikan bai’ah, maka wajib pula mentaati pemerintah yang mutaghallib (yang naik dengan cara yang tidak syar’i) ini.” (Ibnu Qudamah, al-Mughni, 8/526)
Imam asy-Syathibi rah (Wafat: 790H) juga menyebutkan:
“Pernah ditanyakan kepada Yahya B. Yahya, Adakah bai’at itu dibenci?” Beliau menjawab, “Tidak.” Beliau ditanya lagi, “Walaupun orang yang dibai’at tersebut adalah pemimpin yang zalim?” Beliau menjawab, “Ibnu ‘Umar telah berbai’at kepada ‘Abdul Malik B. Marwan yang merampas kuasa pemerintahan dengan pedang. Demikianlah yang dikhabarkan kepadaku oleh Malik bahawasanya Ibnu ‘Umar r.huma menulis surat kepada ‘Abdul Malik rah, “Aku menyatakan kepada engkau dengan ketundukan dan ketaatan berdasarkan Kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya.”
Dallam Surah An-Nur Allah Swt menjanjikan kekuasaan kepada orang yang beriman dan beramal soleh. Maka kita ikut jalan ini iaitu jalan menguatkan iman dan amalan agama.
Jika kita kembali kepada ayat dari Surah An-Nur itu yakni Allah Swt menjanjikan kuasa kepada orang yang beriman dan beramal soleh.Makanya tugas kita, saya, kami dan kalian juga ialah berusaha untuk menanam dan menguatkan iman seterusnya memperbetulkan segala amalan-amalan keagamaan kita. Bermula dengan diri sendiri, kemudian keluarga kerabat terdekat, kemudiannya masyarakat sekeliling.Walaupun,ada segelintir masyarakat kita mendakwa cara ini adalah cara lambat,tetapi dengan cara inilah lebih syar'ie.
Benar kata Nabi Muhammad Saw, bahawa 'kalian adalah umat yang tergesa-gesa'.Nabi Saw tidak pernah mengeluh menunggu sehingga 13 tahun sebelum berhijrah dan dianugerahkah negara.Nabi Saw sahaja yang didatangi Jibril saban waktu mengajarkan al-Qur'an dan didatangi malaikat penjaga gunung menawarkan khidmat, pun tetap bersabar.Begitu juga Nabi Nuh a.s, yang sanggup beratusan tahun berdakwah tanpa negara. Dan hanya peroleh pengikut tidak sampai 100 orang.Sayangnya,kita dalam keadaan tergesa-gesa,hendakkan negara,tapi berpatah ara dari manhaj kenabian dan salafussoleh.
Memilih seorang pemimpin (muslim) bagi menguruskan hal ehwal umat Islam dalam sesebuah negara hukumnya adalah wajib berdasarkan al-Qur’an, as-Sunnah dan ijma’ ulama.Tugas pemimpin umat Islam secara umum adalah untuk menjaga urusan agama dan urusan yang berkaitan dengan keduniaan.
Al-Khaththabi rah menyebutkan:
ان المراد بأئمة المسلمين الخلفاء وغيرهم ممن يقوم بأمور المسملين من اصحاب الولايات
“Yang dimaksudkan dengan pemimpin umat Islam adalah para khalifah dan selainnya dari kalangan para pemimpin yang memegang tanggungjawab menguruskan hal-ehwal umat Islam (masyarakat).” (Syarah Shahih Muslim, 2/38)
Rasulullah Saw bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap daripada kamu akan ditanya berkenaan kepimpinannya. Seseorang amir (pemimpin) yang menguruskan hal ehwal masyarakat adalah pemimpin, dan ia akan disoal berkenaan urusan kepimpinannya.” (Hadis Riwayat at-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, 6/296, no. 1627. Hadis hasan sahih)
Syaikh ‘Abdus Salam B. Barjas rahimahullah telah menggariskan beberapa kaedah dalam menentukan siapakah dia pemimpin (bagi umat Islam). Yang dengannya ia perlu ditaati, dihormati serta mendapat hak-haknya sebagai pemimpin atau pemerintah. Berikut disimpulkan kaedah-kaedah tersebut secara ringkas yang diambil dari buku beliau Mu’aamalatul Hukkam fii Dhaw al-Kitab wa as-Sunnah, pada bab fii Qowa’id Tata’allaq bil Amanah:
Ibnu Baththal rah berkata, “Para fuqaha’ telah sepakat (ijma’) berkenaan kewajiban mentaati sultan (pemerintah) yang memiliki kuasa walaupun dia mendapat kuasa tersebut dengan cara rampasan atau pemberontakan (mutaghallib), dan hendaklah kita berjihad bersama-samanya. Ini adalah kerana ketaatan kepadanya lebih baik dari keluar meninggalkan ketaatan kepadanya (dengan mengambil sikap membangkang atau memberontak), yang dengannya mampu memelihara darah dan menenangkan orang ramai (masyarakat). Tidak ada pengecualian dalam perkara ini, melainkan apabila sultan melakukan kekafiran yang nyata.”.” (Ibnu Hajar, Fathul Bari, 13/7)
Sebagaimana juga perkataan Ibnu Qudamah rah (Wafat: 620H), “Apabila naiknya Abdul Malik B. Marwan dengan cara keluar menentang Ibnu az-Zubair, membunuhnya, memaksa rakyat dengan pedang hingga dia naik sebagai imam (pemimpin) dan diberikan bai’ah, maka wajib pula mentaati pemerintah yang mutaghallib (yang naik dengan cara yang tidak syar’i) ini.” (Ibnu Qudamah, al-Mughni, 8/526)
Imam asy-Syathibi rah (Wafat: 790H) juga menyebutkan:
“Pernah ditanyakan kepada Yahya B. Yahya, Adakah bai’at itu dibenci?” Beliau menjawab, “Tidak.” Beliau ditanya lagi, “Walaupun orang yang dibai’at tersebut adalah pemimpin yang zalim?” Beliau menjawab, “Ibnu ‘Umar telah berbai’at kepada ‘Abdul Malik B. Marwan yang merampas kuasa pemerintahan dengan pedang. Demikianlah yang dikhabarkan kepadaku oleh Malik bahawasanya Ibnu ‘Umar r.huma menulis surat kepada ‘Abdul Malik rah, “Aku menyatakan kepada engkau dengan ketundukan dan ketaatan berdasarkan Kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya.”
Dallam Surah An-Nur Allah Swt menjanjikan kekuasaan kepada orang yang beriman dan beramal soleh. Maka kita ikut jalan ini iaitu jalan menguatkan iman dan amalan agama.
Jika kita kembali kepada ayat dari Surah An-Nur itu yakni Allah Swt menjanjikan kuasa kepada orang yang beriman dan beramal soleh.Makanya tugas kita, saya, kami dan kalian juga ialah berusaha untuk menanam dan menguatkan iman seterusnya memperbetulkan segala amalan-amalan keagamaan kita. Bermula dengan diri sendiri, kemudian keluarga kerabat terdekat, kemudiannya masyarakat sekeliling.Walaupun,ada segelintir masyarakat kita mendakwa cara ini adalah cara lambat,tetapi dengan cara inilah lebih syar'ie.
Benar kata Nabi Muhammad Saw, bahawa 'kalian adalah umat yang tergesa-gesa'.Nabi Saw tidak pernah mengeluh menunggu sehingga 13 tahun sebelum berhijrah dan dianugerahkah negara.Nabi Saw sahaja yang didatangi Jibril saban waktu mengajarkan al-Qur'an dan didatangi malaikat penjaga gunung menawarkan khidmat, pun tetap bersabar.Begitu juga Nabi Nuh a.s, yang sanggup beratusan tahun berdakwah tanpa negara. Dan hanya peroleh pengikut tidak sampai 100 orang.Sayangnya,kita dalam keadaan tergesa-gesa,hendakkan negara,tapi berpatah ara dari manhaj kenabian dan salafussoleh.
Komentar kepada politik
Sekiranya kita melihat apa yang banyak berlaku di sekitar kita hari ini,perebutan jawatan kepimpinan sesama umat Islam bukanlah suatu yang asing.Apabila ini berlaku, maka banyaklah perkara yang tidak sepatutnya berlaku telah pun berlaku.Hubungan persahabatan dan persaudaraan sesama Islam banyak yang menjadi renggang dan tegang.
Hal inilah antara senario semasa yang agak menyedihkan.Hanya kerana jawatan kepimpinan tertentu, kita sesama umat Islam malah satu bangsa bertelagah tidak henti-henti. Pelbagai adegan yang begitu buruk dan mencemarkan imej umat Islam sentiasa mengiringi perbalahan rebut jawatan.Perbuatan melondeh aib sudah menjadi perkara biasa.Kata-kata cacian, kesat dan keji dihambur sesama sendiri.Apa yang tidak ada dan tidak pasti, sengaja ditimbulkan dan diada-adakan. Sehingga hal-hal dalam kain dan selimut pun habis diselongkar dan dicanang. Harta dan wang jadi pertaruhan.Sedangkan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengeluarkan larangan dengan firman-Nya,
وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Janganlah mencari-cari keburukan orang dan jangan pula saling memburuk-burukkan (memfitnah) di antara satu sama lain. Adakah sesiapa di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik dengannya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Surah al-Hujuraat, 49: 12)
Rasulullah Saw juga telah memberi amaran,
سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ
“Mencaci orang muslim adalah perbuatan fasiq dan membunuhnya (tanpa haq) adalah perbuatan kufur.” (Muttafaq ‘alaih)
Jika kita perhatikan dengan baik, sekiranya bukan kerana urusan merebut jawatan dan kerusi politik,nescaya mereka tidak akan bertindak sebegitu rupa dengan saling mencaci sesama sendiri.
Sebenarnya secara syar’i, meminta-minta jawatan kepimpinan itu sendiri sahaja sudah ditegah. Inikan pula mahu berebut-rebutan sehingga bergasak sesama sendiri. Sungguh buruk rupa keadaannya. Dalam beberapa hadis, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menasihatkan dan mengingatkan supaya tidak memberikan sebarang jawatan kepimpinan kepada sesiapa sahaja yang memintanya.
Dalam sebuah riwayat yang sahih, Abu Musa al-Asy’ari r.hu bersama-sama dua orang sepupunya datang berjumpa Rasulullah. Kemudian, salah seorang dari sepupu Abu Musa pun berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, jadikanlah kami pemimpin kepada salah satu daerah (wilayah) yang Allah Ta’ala telah berikan kepadamu.” Seorang lagi dari sepupu Abu Musa pun menyatakan hasrat yang sama. Maka Rasulullah Saw bersabda,
إِنَّا وَاللَّهِ لَا نُوَلِّي عَلَى هَذَا الْعَمَلِ أَحَدًا سَأَلَهُ وَلَا أَحَدًا حَرَصَ عَلَيْهِ
“Demi Allah, kami tidak akan memberikan kerusi kepimpinan ini kepada sesiapa pun yang meminta dan berusaha ingin mendapatkannya.” (Hadis Riwayat Muslim, 9/344, no. 3402)
Imam an-Nawawi rah (Wafat: 676H) meletakkan hadis ini dalam kitabnya, Riyadhus Shalihin dan Syarah Shahih Muslim pada bab, “Larangan Meminta Kerusi Kepimpinan dan Berusaha Mendapatkannya.”
Dalam hadis yang lain, beliau Saw juga bersabda,
إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الْإِمَارَةِ وَسَتَكُونُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Kamu selalu berusaha (atau berhasrat) untuk menjadi pemimpin, padahal ia akan menjadikan kamu menyesal pada hari Kiamat kelak.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, 22/59, no. 6615)
Kalau kita lihat dari sejarah para nabi sendiri, nabi manakah yang bertindak mencari-cari atau meminta-minta jawatan kepimpinan bagi tujuan dakwah dan alasan tertentu? Sudah tentu tiada. Sekiranya ada pun, mereka akan memintanya kepada Allah dan bukan kepada manusia sehingga saling berebut sesama sendiri. Sekiranya untuk tujuan dakwah pun tiada contohnya dari para Nabi supaya meminta-minta jawatan, bagaimana pula untuk selainnya yang tidaklah lebih penting dari urusan menegakkan agama Allah?
Jika kita melihat dari apa yang berlaku hari ini, kebanyakan individu atau kumpulan-kumpulan tertentu yang berusaha untuk mendapatkan kerusi-kerusi kepimpinan, kebanyakan dan kebiasaan dari mereka akan berusaha gigih meraihnya dengan apa cara sekalipun walau sehingga melanggar batas-batas agama, saling menindas, memutuskan tali persaudaraan, dan akhirnya sehingga mengundang perpecahan yang melemahkan umat.
Dalam hadis yang lain Nabi Saw telah mengingatkan ketika berkata kepada ‘Abdurrahman B. Samurah rah,
لَا تَسْأَلْ الْإِمَارَةَ فَإِنَّكَ إِنْ أُوتِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا وَإِنْ أُوتِيتَهَا مِنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا
“Janganlah kamu meminta jawatan kepimpinan.Apabila jawatan tersebut diberikan kepada kamu disebabkan kamu memintanya, maka jawatan tersebut akan menjadi bebanan bagi kamu. Tetapi sekiranya jawatan tersebut diberikan bukan kerana permintaan kamu, maka kamu akan dibantu dalam menguruskannya.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, 20/302, no. 6132)
والحكمة في أنه لا يولى من سأل الولاية أنه يوكل إليها ولا تكون معه إعانة كما صرح به في حديث عبد الرحمن بن سمرة السابق وإذا لم تكن معه إعانة لم يكن كفئا ولا يولى غير الكفء ولأن فيه تهمة للطالب والحريص
Imam an-Nawawi menyatakan, “Di antara hikmah supaya tidak dilantik para pemimpin itu dari mereka yang memintanya adalah kerana dia akan menanggung beban dan tidak ada yang membantunya sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan ‘Abdurrahman B. Samurah tadi. Apabila tiada orang yang membantu bersamanya, bermakna jawatan tersebut akan menjadi beban. Juga tidak boleh melantik orang yang tidak layak kerana akan menimbulkan dakwaan (kebencian) bagi yang memintanya dan orang-orang yang berusaha mendapatkannya.” (Syarah Shahih Muslim, 12/207)
Perkara ini adalah sebagaimana yang dapat kita lihat berlaku di sekitar kita hari ini di mana ketika masing-masing berebut jawatan kepimpinan (sebagaimana dalam pilihan raya), pelbagai janji dan rancangan kebaikan ditabur sehingga mereka sendiri tidak sedar bahawa janji-janji manis tersebut bakal menjadi beban kepada mereka di masa hadapan. Setelah janji ditabur, banyak pula tidak mampu ditunaikan. Pelbagai alasan pun mula direka. Akhirnya jadilah mereka sebagai orang-orang yang cakap tidak serupa bikin, mula berbohong, bersumpah palsu dan akhirnya menjadi pendusta. Bentuk-bentuk sikap seperti ini adalah di antara sikap yang sangat dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ. كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu lakukan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahawa kamu mengatakan perkara-perkara yang tidak kamu laksanakan.” (Surah ash-Shaff, 61: 2-3)
Sebagai menutup tulisan ini, penulis akhiri dengan mutiara nasihat daripada Sufyan ats-Tsauri rah.
Beliau berkata:
قال الأحنف قال لنا عمر بن الخطاب تفقهوا قبل أن تسودوا قال سفيان لأن الرجل إذا أفقه لم يطلب السؤدد
al-Ahnaf pernah berkata, “‘Umar B. al-Khaththab mengatakan kepada kami:
“Fahamilah agama sebelum memegang kekuasaan.”
Sufyan menjelaskan perkataan ‘Umar tersebut, “Kerana jika seseorang telah memahami agama, dia tidak akan berhasrat terhadap kekuasaan.” (Ibnul Jauzi, Shifah ash-Shafwah, 2/236)
Hal inilah antara senario semasa yang agak menyedihkan.Hanya kerana jawatan kepimpinan tertentu, kita sesama umat Islam malah satu bangsa bertelagah tidak henti-henti. Pelbagai adegan yang begitu buruk dan mencemarkan imej umat Islam sentiasa mengiringi perbalahan rebut jawatan.Perbuatan melondeh aib sudah menjadi perkara biasa.Kata-kata cacian, kesat dan keji dihambur sesama sendiri.Apa yang tidak ada dan tidak pasti, sengaja ditimbulkan dan diada-adakan. Sehingga hal-hal dalam kain dan selimut pun habis diselongkar dan dicanang. Harta dan wang jadi pertaruhan.Sedangkan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengeluarkan larangan dengan firman-Nya,
وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Janganlah mencari-cari keburukan orang dan jangan pula saling memburuk-burukkan (memfitnah) di antara satu sama lain. Adakah sesiapa di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik dengannya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Surah al-Hujuraat, 49: 12)
Rasulullah Saw juga telah memberi amaran,
سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ
“Mencaci orang muslim adalah perbuatan fasiq dan membunuhnya (tanpa haq) adalah perbuatan kufur.” (Muttafaq ‘alaih)
Jika kita perhatikan dengan baik, sekiranya bukan kerana urusan merebut jawatan dan kerusi politik,nescaya mereka tidak akan bertindak sebegitu rupa dengan saling mencaci sesama sendiri.
Sebenarnya secara syar’i, meminta-minta jawatan kepimpinan itu sendiri sahaja sudah ditegah. Inikan pula mahu berebut-rebutan sehingga bergasak sesama sendiri. Sungguh buruk rupa keadaannya. Dalam beberapa hadis, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menasihatkan dan mengingatkan supaya tidak memberikan sebarang jawatan kepimpinan kepada sesiapa sahaja yang memintanya.
Dalam sebuah riwayat yang sahih, Abu Musa al-Asy’ari r.hu bersama-sama dua orang sepupunya datang berjumpa Rasulullah. Kemudian, salah seorang dari sepupu Abu Musa pun berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, jadikanlah kami pemimpin kepada salah satu daerah (wilayah) yang Allah Ta’ala telah berikan kepadamu.” Seorang lagi dari sepupu Abu Musa pun menyatakan hasrat yang sama. Maka Rasulullah Saw bersabda,
إِنَّا وَاللَّهِ لَا نُوَلِّي عَلَى هَذَا الْعَمَلِ أَحَدًا سَأَلَهُ وَلَا أَحَدًا حَرَصَ عَلَيْهِ
“Demi Allah, kami tidak akan memberikan kerusi kepimpinan ini kepada sesiapa pun yang meminta dan berusaha ingin mendapatkannya.” (Hadis Riwayat Muslim, 9/344, no. 3402)
Imam an-Nawawi rah (Wafat: 676H) meletakkan hadis ini dalam kitabnya, Riyadhus Shalihin dan Syarah Shahih Muslim pada bab, “Larangan Meminta Kerusi Kepimpinan dan Berusaha Mendapatkannya.”
Dalam hadis yang lain, beliau Saw juga bersabda,
إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الْإِمَارَةِ وَسَتَكُونُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Kamu selalu berusaha (atau berhasrat) untuk menjadi pemimpin, padahal ia akan menjadikan kamu menyesal pada hari Kiamat kelak.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, 22/59, no. 6615)
Kalau kita lihat dari sejarah para nabi sendiri, nabi manakah yang bertindak mencari-cari atau meminta-minta jawatan kepimpinan bagi tujuan dakwah dan alasan tertentu? Sudah tentu tiada. Sekiranya ada pun, mereka akan memintanya kepada Allah dan bukan kepada manusia sehingga saling berebut sesama sendiri. Sekiranya untuk tujuan dakwah pun tiada contohnya dari para Nabi supaya meminta-minta jawatan, bagaimana pula untuk selainnya yang tidaklah lebih penting dari urusan menegakkan agama Allah?
Jika kita melihat dari apa yang berlaku hari ini, kebanyakan individu atau kumpulan-kumpulan tertentu yang berusaha untuk mendapatkan kerusi-kerusi kepimpinan, kebanyakan dan kebiasaan dari mereka akan berusaha gigih meraihnya dengan apa cara sekalipun walau sehingga melanggar batas-batas agama, saling menindas, memutuskan tali persaudaraan, dan akhirnya sehingga mengundang perpecahan yang melemahkan umat.
Dalam hadis yang lain Nabi Saw telah mengingatkan ketika berkata kepada ‘Abdurrahman B. Samurah rah,
لَا تَسْأَلْ الْإِمَارَةَ فَإِنَّكَ إِنْ أُوتِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا وَإِنْ أُوتِيتَهَا مِنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا
“Janganlah kamu meminta jawatan kepimpinan.Apabila jawatan tersebut diberikan kepada kamu disebabkan kamu memintanya, maka jawatan tersebut akan menjadi bebanan bagi kamu. Tetapi sekiranya jawatan tersebut diberikan bukan kerana permintaan kamu, maka kamu akan dibantu dalam menguruskannya.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, 20/302, no. 6132)
والحكمة في أنه لا يولى من سأل الولاية أنه يوكل إليها ولا تكون معه إعانة كما صرح به في حديث عبد الرحمن بن سمرة السابق وإذا لم تكن معه إعانة لم يكن كفئا ولا يولى غير الكفء ولأن فيه تهمة للطالب والحريص
Imam an-Nawawi menyatakan, “Di antara hikmah supaya tidak dilantik para pemimpin itu dari mereka yang memintanya adalah kerana dia akan menanggung beban dan tidak ada yang membantunya sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan ‘Abdurrahman B. Samurah tadi. Apabila tiada orang yang membantu bersamanya, bermakna jawatan tersebut akan menjadi beban. Juga tidak boleh melantik orang yang tidak layak kerana akan menimbulkan dakwaan (kebencian) bagi yang memintanya dan orang-orang yang berusaha mendapatkannya.” (Syarah Shahih Muslim, 12/207)
Perkara ini adalah sebagaimana yang dapat kita lihat berlaku di sekitar kita hari ini di mana ketika masing-masing berebut jawatan kepimpinan (sebagaimana dalam pilihan raya), pelbagai janji dan rancangan kebaikan ditabur sehingga mereka sendiri tidak sedar bahawa janji-janji manis tersebut bakal menjadi beban kepada mereka di masa hadapan. Setelah janji ditabur, banyak pula tidak mampu ditunaikan. Pelbagai alasan pun mula direka. Akhirnya jadilah mereka sebagai orang-orang yang cakap tidak serupa bikin, mula berbohong, bersumpah palsu dan akhirnya menjadi pendusta. Bentuk-bentuk sikap seperti ini adalah di antara sikap yang sangat dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ. كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu lakukan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahawa kamu mengatakan perkara-perkara yang tidak kamu laksanakan.” (Surah ash-Shaff, 61: 2-3)
Sebagai menutup tulisan ini, penulis akhiri dengan mutiara nasihat daripada Sufyan ats-Tsauri rah.
Beliau berkata:
قال الأحنف قال لنا عمر بن الخطاب تفقهوا قبل أن تسودوا قال سفيان لأن الرجل إذا أفقه لم يطلب السؤدد
al-Ahnaf pernah berkata, “‘Umar B. al-Khaththab mengatakan kepada kami:
“Fahamilah agama sebelum memegang kekuasaan.”
Sufyan menjelaskan perkataan ‘Umar tersebut, “Kerana jika seseorang telah memahami agama, dia tidak akan berhasrat terhadap kekuasaan.” (Ibnul Jauzi, Shifah ash-Shafwah, 2/236)
Subscribe to:
Posts (Atom)